BAB 1

1.2K 71 4
                                    

JOANA

Bagi semua orang, pertemanan itu sangatlah penting. Dengan adanya seorang atau dua orang teman di sekitarmu maka mereka akan menjadi orang pertama yang menghiburmu di saat duka, tertawa bersamamu di kala bahagia. Tetapi tidak bagi diriku yang dulu.

Dulu aku cukup menutup diri. Menjadi orang biasa saja tapi tidak suka membuka diriku untuk menerima satu orang pun sebagai teman. Semua dikarenakan kondisi kedua orangtuaku yang memiliki penghasilan tinggi. Ibuku seorang General Manager di sebuah perusahaan swasta. Sementara Ayahku seorang Direktur di perusahaan yang berbeda. Aku seorang anak tunggal, yang kesehariannya hanya di rumah sepulang sekolah. Aku hanya akan berdiam diri di rumah, mengerjakan tugas sekolah, dan tidur. Betapa sepinya hidupku. Kesendirian terkadang membuatku berpikir bahwa aku tidak butuh siapapun. Tapi kini aku mulai sadar. Aku butuh beberapa teman.

Aku sempat berpikir, apa aku harus pergi meninggalkan rumah ini dan memulai hidupku sendiri?

Tidak bisa. Meskipun kedua orang tuaku selalu sibuk dengan pekerjaan mereka, tapi aku mengerti, mereka menyayangiku. Ibuku akan selalu menyediakan makanan sampai sore di dapur. Ayahku akan selalu mengantarku ke sekolah dan mengecup keningku setiap pagi. Mereka selalu tersenyum padaku dan tidak pernah sehari pun tidak menghubungiku. Aku juga menyayangi mereka.

Setelah lulus kuliah, aku bekerja sebagai guru di taman kanak-kanak selama empat tahun. Itu momen menyenangkan bagiku bisa bekerja sekaligus bermain dengan murid-muridku. Tapi di tahun berikutnya Ayah meminta aku untuk bekerja di sebuah perusahaan agar aku bisa memiliki pendapatan yang lebih baik. Aku menuruti permintaan Ayah, lalu aku bekerja di sebuah perusahaan perbankan selama dua tahun. Kemudian setelah aku bosan, aku melamar di sebuah perusahaan telekomunikasi milik orang asing. Di kantor ini, terasa sekali perbedaan kasta di antara kami. Senior – Junior.  Hitam – Putih. Lulusan mana, tingkat salary, dan sebagainya. Aku yang seorang anak baru harus bisa menyesuaikan diri.

“Jadi, kamu ikut kan, Joana?”

Aku tersenyum saat Belinda menoleh padaku. Aku mengangguk meskipun ragu untuk ikut bersama mereka.

“Okay!” seru Sasha. “Kita berangkat sekarang. Yuk! Yuk!”

“Yuk!” Adithya merangkulku. “Kita bakal senang-senang di sana.” Meski aku kurang menyukai senyuman Adithya yang seperti memiliki banyak arti, tapi dia adalah orang pertama yang menyapaku saat aku baru bergabung di perusahaan ini. Mereka sudah menjadi temanku sejak lima hari yang lalu -saat aku baru bergabung. Aku bahagia memiliki mereka sebagai teman.

***

Aku mengekori Sasha di urutan terakhir saat kami tiba di sebuah bar. Happy Bar. Tempat ini begitu terkenal. Sering sekali aku melihat mobil begitu ramai terparkir di depan tempat ini. Para DJ kenamaan sering sekali dijadikan bintang tamu dan dibuatkan iklan yang besar di depan tempat ini. Tidak heran banyak kalangan anak muda senang mampir ke tempat ini.

Kami memilih meja yang cukup dekat dengan lantai dansa. Firasatku mengatakan, mereka mungkin akan berdansa. Dan berhubung kami semua perempuan, mereka pasti akan mencari pasangan mereka masing-masing di tempat ini.

“Jo!” Sasha sedikit berteriak saat memanggilku. Tempat ini didominasi lagu yang entah apa judulnya hingga bisa membuat telingaku tidak nyaman. “Pesan minuman dulu ya. Kamu orange juice saja.”

“Kenapa lo yang pilih, Sha?” Belinda tersenyum padaku. “Mau coba minum?”

“Bel! Gila lo ya.” Sasha berdiri. “Dia nggak boleh minum begituan karena nanti dia yang harus bawa mobil.”

Rasanya aku ingin sekali mengatakan pada Sasha bahwa aku cukup kuat minum minuman yang mereka bahas. Di keluarga besarku, kami sesekali akan minum anggur yang kami pesan khusus dari seorang chef kenalan Om Bernard. Dari antara tiga cucu Kakekku, hanya aku yang sanggup minum beberapa gelas anggur. Bahkan saat kami pergi ke Korea, tidak ada satu pun dari sepupuku yang sanggup menikmati Soju yang rasanya cenderung aneh bagi lidah kami. Tapi aku bisa menghabiskan dua botol saat pertama kali mencobanya.

DESSERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang