32. Homeschooling part C

82.7K 5.4K 569
                                    

Komen 250++ lanjut besok siangjam 2!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Komen 250++ lanjut besok siang
jam 2!!

Luvee berteriak senang saat memasuki toko buku. Baginya, perpustakaan dan toko buku adalah surga. Dia langsung membawa troli menuju rak novel, mengambil i am in danger, kido vs yura, dan femme fatale season satu, dua, dan tiga. Cerita komedi romantis adalah kesukaannya. Karena ia anggap bisa melepas penat setelah belajar.

"Em ... beli novel apa lagi nih?" Luvee berpikir. Dia berlarian, menyisir judul-judul novel yang terpampang di jajaran rak-rak.

"Ini lho, covernya keren." Tara menenteng sebuah buku bercover pria tampan.

"Aaah paling-paling ceritanya tentang CEO yang jatuh cinta ke sekretaris atau cewek lugu," tebak Luvee benar.

Cewek itu lantas kembali memilih-milih novel. Diambilnya novel berjudul Kerlingan Sayyidah Aisyah dan kutukan tumbal. Selain cerita bergenre komedi romantis, akhir-akhir ini Luvee juga menggandrungi cerita islami dan horor.

Tara membalikkan buku yang dia ambil, membaca blurb sekilas. Ternyata benar kata Luvee. Cerita buku yang Tara ambil ternyata menceritakan CEO yang jatuh cinta pada sang sekretaris. Klise, batin Tara.

Setelah puas memilih-milih novel, Luvee beralih ke buku-buku pelajaran. Dia mengambil kumpulan soal olimpiade matematika, fisika, juga kimia. Tak lupa juga, ia mengambil beberapa buku tentang parenting.

"Eh ngapain lo ngambil buku parenting?" dahi Tara berkernyit.

"Ya nggak apa-apa. Cepat atau lambat kan, nanti aku juga bakalan punya anak."

"Anak?" mata Tara melebar, mengingat mimpinya tadi malam. Dia menggeleng kuat-kuat, menangkis pikirannya yang mulai kotor.

"Aku ini kan haphephobia. Wajar dong kalau aku pengin belajar mengurus anak mulai sekarang. Soalnya aku takut nanti nggak bisa mengurus anak karena kondisi psikisku," jelas Luvee. "Hmm ... aku juga nggak yakin. Apa nanti aku bisa nikah."

"Kalau lo mau nikah, ya elo harus sembuh dulu," saran Tara.

"Tapi aku takut menyentuh dan disentuh."

"Malas, takut dan insecure itu harus dilawan."

"Iya sih." Luvee mengangguk enggan.

"Lagian, lo mau nikah sama siapa? Sama tiang lampu? Kalau lo mau nikah sama manusia asli, lo harus sembuh dulu. Ngerti?"

Luvee kembali mengangguk.

"Udah?" tanya Tara.

"Udah apanya?" tanya Luvee balik.

"Apa belanja bukunya udah kelar?"

"Iya. Udah." Luvee mengangguk. "Tapi ... apa kamu nggak beli buku? Tadi katanya mau beli."

"Iya. Mau beli. Tapi beliin lo." Tara meraih gagang troli milik Luvee lalu mendorongnya menuju kasir.

"Aku nggak usah dibeliin, Tar. Nanti aku jadi nggak enak."

"Gratis itu enak," timpal Tara datar.

"Iiih Tara. Aku bisa bayar sendiri," rengek Luvee manja.

Selama ini Luvee hanya bermanja-manja pada mama, papa dan kakaknya. Karena memang bagi Luvee, keluarga adalah tempat ternyaman. Namun entah sejak kapan, gadis itu juga bermanja pada Tara.

Thalia memasuki toko buku dengan sangat bahagia. Dia menggandeng lengan Rezka erat-erat, seolah ingin memamerkan ke seluruh pelanggan dan penjaga toko buku jika dirinya memiliki pacar yang sangat tampan juga keren.

Saat menunggui Thalia yang sibuk memilih buku, Rezka tercekat dari kejauhan. Melihat Tara bersenda gurau dengan seorang gadis berambut panjang. Punggung gadis itu terasa tidak asing di mata Rezka.

"Kok rasanya gue kenal tuh cewek sih?" Rezka mulai berpikir siapakah gadis yang bersama Tara itu.

Rezka berjalan mendekat menuju meja kasir, mengabaikan Thalia yang sedari tadi asyik mengoceh sendiri sambil memilih-milih buku.

"Tara?" sapa Rezka.

Tara berbalik. Sementara Luvee gelagapan mengedepankan seluruh rambutnya sampai menutupi sebagian mukanya. Luvee malu memperlihatkan wajah cantiknya pada Rezka.

"Dia siapa, Tar?" tanya Rezka sambil melirik sebentar ke arah gadis berbaju biru.

"Dia tentor Matematika gue," jawab Tara. Cowok itu mengerti bawasannya Luvee belum siap bertemu Rezka dengan penampilan seperti itu.

"Muda banget."

"Dia jenius."

Thalia celingukan mencari di mana keberadaan Rezka. Setelah cukup lama mencari, dia mengentak-entakkan kaki, kesal karena Rezka mengabaikannya dan malah terlihat asyik mengobrol dengan Tara di dekat meja kasir.

"Rezkaaa!" teriak Thalia. "Temenin gue cari buku ih!"

Thalia berjalan cepat menuju Rezka, merangkul lengan cowok itu erat-erat, lalu membawanya pergi untuk memilih buku. Kepergian Rezka membuat Luvee bisa bernapas lega.

"Eh itu kan Kayna, bodyguardnya Luvee." mata Rezka menyipit, malihat seorang wanita berjas hitam yang tengah memilih buku. "Jangan-jangan ... cewek yang bersama Tara tadi ...."

"Luvee?" mata Rezka melebar kaget.

"Masa' dia Luvee sih? Cewek tadi kelihatan putih, bersih, mulus. Nggak mungkin Luvee. Hmm ... kenapa gue jadi berpikiran aneh-aneh?"

❤❤❤❤❤
Zaeem
IG = zaimatul.hurriyyah
Senin, 13 April 2020

Ini foto Tara saat ke toko buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini foto Tara saat ke toko buku

Trapped in the nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang