34. Definisi Rindu

87.6K 5.5K 1K
                                    

Komen 300++ komentar, besok pagi update.

Di dalam kelas, Rezka menoleh ke belakang, mengamati bangku kosong yang berada di tengah kelas. Bangku itu sering ditempati Luvee. Kelas yang hanya berisi lima orang. Sekarang hanya tinggal empat. Sungguh, begitu terasa sepi.

"Kenapa ... kelas ini jadi sepi banget?" Rezka bertanya-tanya.

"Kenapa gue berharap dia balik ke kelas ini?"

"Kok gue jadi berpikiran aneh kayak gini sih?" Akhir-akhir ini, Rezka tak mengerti dengan dirinya.

Berbeda dengan Rezka yang hanya bisa mengamati bangku kosong, Tara malah memilih menyapa Luvee melalui WhatsApp. Setidaknya, berkomunikasi dengan gadis itu membuat rindunya sedikit terobati.

Tara    : Gabut

Luvee : Gabut kenapa?

Tara tersenyum tipis. Cukup cepat gadis itu membalas pesannya. Tak bisa dipungkiri. Tara sangat senang.

Tara   : Kelasnya jadi makin sepi. Horor. Takutnya Rezka berubah jadi zombie

Di rumah, Luvee tersenyum terkikik setelah membaca balasan chat dari Tara.

Luvee : Apaan sih. Nggak lucu.😣

Tara   : Ngantuk

Luvee : Dengerin Profesor!

Tara   : Ashiyaaapp (kirim emot Atta geledek)

Lagi, Luvee terkikik. Cowok yang ia pikir pendiam dan menjengkelkan itu ternyata lucu juga, batinnya.

Tara  : Btw entar hari Minggu, gue boleh main ke rumah lo, nggak?

Luvee : Buat apa?

Tara  : Mau ngajak elo ke suatu tempat. Siapa tahu bisa nyembuhin haphepobhia yang elo alami.

Luvee  : Emangnya ada, tempat kayak gitu?

Tara   : Ada.

Luvee : 🤔

Tara  : Kalau lo takut gue berbuat kriminal, lo boleh ngajak Kayna.

Luvee : Ok😉

Setelah selesai mengobati rindunya, Tara kembali mendengarkan apa yang diajarkan profesor Hartanto. Dia gembira. Tak sabar menunggu hari Minggu datang.

"Baiklah anak-anak. Sekian dulu dari saya. Selamat malam," kata profesor Hartanto.

"Selamat malam, Pak," sahut keempat siswanya.

Setelah profesor Hartanto keluar dari kelas, empat cowok tampan itu mengemasi alat tulis masing-masing. Telinga mereka mendadak berdengung nyaring, mendengar suara teriakan seorang gadis. Apa itu sejenis kuntilanak?

"Bryan sayaaang! Yuhuuu!"

Braaak

Seorang gadis cantik menendang pintu. Spontan, mata Bryan, Daniel, Rezka, dan Tara melebar kaget dengan kedatangan gadis itu. Monica, namanya.

"Markonah, sejak kapan kamu tiba di Indonesia?" tanya Bryan.

"Baru saja. Aku dengar, kamu ikut kelas malam. Jadi aku samperin ke sekolah." Monica memasuki kelas lalu merangkul erat-erat lengan Bryan. "Kangeeen."

"Ciyeee yang pacarnya datang dari Malaysia," goda Daniel.

"Hai Daniel, Hai Rezka." Monica tersenyum pada Daniel, lalu pada Rezka. Dia terhenti saat melihat ke arah Tara. Cowok itu jarang ia temui. Selain pendiam, Tara juga sering menyembunyikan diri di salah satu bilik UKS.

"Tunggu, tunggu! Gue lupa nama lo siapa. Kayak semacam merk jajan micin gitu. Iya, kan?" tebak Monica seenak jidatnya.

"Taro?" Bryan tergelak bersama Daniel dan Rezka.

"Eh Maemunah, serah elo deh." Tara tak peduli. Dia memilih menggendong tas ranselnya di salah satu pundak, lalu beranjak pergi.

Bryan mengendus bau pacarnya. "Aduuuh Markonah, kamu kok masih bau balsem sih?" keluhnya.

"Aku tuh capek. Habis dari pesawat. Jadi terpaksa pakai balsem otot Geligar," kilah Monica. Gadis cantik itu memiliki hobi yang aneh, yakni gemar mengoleskan balsem ke kaki, tangan, juga lehernya.

"Eh pasangan alay! Gua sama Rezka cabut dulu. Geli lihat kebucinan kalian," ledek Daniel.

"Iya, gue mengerti keresahan kalian, para jomblo," timpal Monica santai. "Bye bye!"

Monica adalah salah satu murid Alexander Smart School yang mengikuti program pertukaran pelajar ke Malaysia. Baru saja dua hari lalu program itu selesai, Monica langsung kembali ke Indonesia. Tak sabar berjumpa dengan Bryan, pacar tercintanya.

"Markonah, apa kamu nggak capek habis dari bandara?" tanya Bryan khawatir.

"Enggak." Monica menggeleng. "Aku selalu bersemangat kalau jalan-jalan sama kamu. Ayuuuk!"

Bryan memiliki kebiasaan buruk. Dia akan memanggil gadis yang dia sayang dengan sebutan aneh, seperti Markonah.

"Eh omong-omong ... aku seneng deh dengar kamu manggil aku Markonah." Monica berjalan keluar kelas dengan tetap merangkul mesra lengan Bryan. "Panggilan sayang yang anti maenstream banget."

Mendadak, Bryan tercenung. Tanpa ia sadari, dia juga memanggil orang lain dengan sebutan aneh. Entah mengapa, nama Lupi mengganggu pikirannya.

"Sayang, kok malah bengong sih!" tegur Monica.

Bryan buru-buru memasang senyum. "Enggak. Siapa yang bengong?"

"Ya udah. Ayo ke mall!"

"Ayo!"

❤❤❤❤❤
Zaeem
Ig = zaimatul.hurriyyah
Selasa, 14 April 2020

hurriyyahSelasa, 14 April 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Trapped in the nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang