21. Camp Part C

86.4K 5.5K 413
                                    

Bryan menyikut lengan Tara setelah menyadari bahwa Daniel tidak ada di dalam Bus. "Tar, Daniel kok nggak ada ya?"

"Bodo amat." Tara menghabiskan keripik kentangnya, lalu kembali tidur.

Tak puas dengan jawaban Tara, Bryan mencolek lengan Rezka yang duduk di depannya. "Rez, Daniel nggak ada nih."

"Mungkin dia telat," timpal Rezka santai.

"Astaga tuh anak. Seharusnya gue ingetin," kata Bryan menyesal.

Tak lama, bus akhirnya tiba di puncak Bogor. Di sana, Alexander Smart School menyewa tiga villa yang masing-masing memiliki lima kamar. Satu villa untuk murid laki-laki, satu villa untuk murid perempuan, dan satu villa lagi untuk guru.

Semua siswa berbondong-bondong ingin cepat turun dari bus. Luvee masih duduk diam, menunggu semua orang keluar, terlalu takut tak sengaja menyentuh orang lain jika berdesak-desakan.

Rezka, Tara, dan Bryan berjalan keluar pintu bus, disambut Daniel yang tersenyum meringis pada mereka. Rupanya cowok itu sudah tiba menggunakan motornya.

"Oi, ngapain kalian naik bis Tayo? Terlalu ramah. Sampai-sampai lelet banget. Nyampeknya lama," cibir Daniel.

"Lha ngapain lo naik motor ke Bogor? Punggung lo enggak encok?" balas Bryan.

"Elu pikir, gua ini nenek-nenek yang bau balsem karena encok? Sorry ya."

"Eh di mana-mana, mana ada lansia naik motor?"

"Enak aja lu ngatain gua lansia. Umur gua cuma dua bulan lebih tua daripada elu."

Mata Luvee memutar malas. Dua cowok itu selalu bertengkar nyaris setiap hari. Anehnya, mereka akan saling mencari apabila tidak bertemu.

"Eh Luvee, kita sekamar lho," kata Thalia yang memaksa diri memasang wajah ceria.

"Oooh," respon Luvee singkat.

"Ish tuh anak nyebelin ya. Disapa, malah responnya gitu doang. Kalau bukan karena ada Daniel, gue juga ogah ngomong sama dia," geram Thalia.

"Eh kalian teman sekelasnya Luvee ya?" Thalia berbasa-basi, berusaha mendapatkan perhatian empat cowok tampan dari kelas malam Fisika, terutama Daniel.

"Iya," timpal Bryan membenarkan.

Tara, Rezka, dan Daniel malah melengos, mengabaikan keberadaan Thalia. Mereka bertiga sudah hafal bagaimana cara para siswi mencoba mendapatkan perhatian.

"Perhatian anak-anak!" Pak Yogi mulai berbicara menggunakan pengeras suara. Seluruh siswa-siswi dari empat kelas malam seketika terdiam.

"Mulai malam ini, kita akan menginap di villa triplet selama seminggu penuh. Sebelah kanan, untuk siswa laki-laki, bagian tengah untuk guru, sedangkan bagian kiri untuk siswa perempuan. Di villa tengah, ada aula di lantai satu untuk kegiatan. Nah, sekarang kalian boleh masuk ke kamar masing-masing sesuai pembagian kemarin. Nanti pukul 18.30 kalian langsung datang ke aula. Mengerti?"

"Mengerti," sahut sejumlah siswa.

Luvee mengeluarkan kopernya dari dalam bagasi bus dan segera menuju ke kamar 002. Di sana sudah ada Thalia yang melambaikan tangan padanya.

"Hai, Vee!"

"Hai," balas Luvee datar. Dia segera membuka lemari, lalu menatara barang.

"Daniel itu ganteng banget ya. Kayak pangeran bermotor. Aduuuh gue nggak bisa bayangin gimana rasanya jadi istri pangeran."

Luvee mengambil handuk, pakaian ganti, dan peralatan mandi. Perjalanan dari Jakarta ke Bogor benar-benar melelahkan. Nyaris 3 jam Luvee berada di dalam bus yang melambat karena macet. Untuk menghilangkan penat, kebiasaan Luvee memanglah mandi.

"Iiih ngeselin banget sih. Diajak ngobrol malah dicuekin. Dia pikir dia siapa? Yoona SNSD?" Thalia memukul keras kasurnya.

Thalia mendengus kesal. Dia memilih bermain ponsel. Sesekali membalas chat dari para cowok yang menggilai kecantikannya.

Sekitar tiga puluh menit Luvee berada di dalam kamar mandi, akhirnya dia keluar. Cepat-cepat dia memakai foundation untuk menggelapkan kulit wajah dan tangannya.

"Aaah kok cepet sih? Udah jam 6 aja. Gue nggak mandi ah. Takut terlambat," kata Thalia beralasan.

"Masih ada waktu 30 menit buat mandi. Tapi dia beralasan. Astaga, joroknya nih cewek," batin Luvee.

Setelah bersiap-siap, Luvee keluar dari kamar menuju aula. Di sana, sudah ada empat meja bundar yang dikelilingi lima kursi.

"Oi! Sini!" Bryan melambaikan tangan penuh semangat.

Luvee melihat ada papan nama bertuliskan Kelas Fisika di meja Bryan, membuat Luvee menghampiri cowok itu, lalu ikut duduk bersamanya.

"Kayaknya si Tara masih molor di kamar. Daniel keasyikan nge-game. Terus si Rezka keasyikan baca buku," tebak Bryan benar. Dia sudah hafal betul bagaimana sifat teman sekelasnya itu.

"Perhatian anak-anak. Harap segera menghubungi teman sekelas masing-masing agar cepat-cepat datang ke aula ini. Acara makan malam akan segera dimulai," kata Pak Yogi mengingatkan.

❤❤❤❤❤
Zaimatul Hurriyyah
Selasa, 7 April 2020

Chapter tentang camp bakalan agak panjang guys.

150++ komen dan vote, besok update

150++ komen dan vote, besok update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Trapped in the nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang