11
•• •••Jihan dan Tiara sedang berada di salah satu taman di perumahan dekat rumah Jihan. Yang mereka lakukan sekarang adalah duduk berdiam diri. Belum ada percakapan sejak sampai di sini. Tiara yang sibuk dengan es teh dan Jihan yang sibuk makan gorengan. Saat di perjalanan tadi, Tiara menawarkan untuk duduk di taman tempat biasa mereka santai dan diiyakan oleh Jihan.
"Jihan, kita ke taman tempat biasa itu, ya?" ajak Tiara saat di perjalanan.
"HAH?! APAAN RA? GAK KEDENGERAN." Ucap Jihan sambil memajukan badannya.
Tiara menghela nafas.
"Suara lo kecil banget, Ra. Mana gue tadi lagi bengong." Ucapnya sambil masih memajukan badannya sehingga kepalanya tepat di samping Tiara.
Problem ketika menaiki motor. Kalau sedang berbincang pasti yang digoncengi harus memajukan badan sehingga suaranya terdengar jelas.
"Kita ke taman tempat biasa itu, ya, Han?"
"Oh... taman dekat rumah gue itu kan ya?"
"Iya. Mau gak?"
"Oke. Tapi kita beli makanan dulu."
"Uang gue tinggal delapan ribu, Han."
"Gue tujuh ribu."
"Berarti kita punya lima belas ribu." Dan diangguki Jihan.
Dan... di sini lah mereka berada. Berhenti sejenak di tempat makanan. Ada banyak makanan di sini. Mulai dari gorengan, es, jajanan pasar, es cendol, bahkan makanan berat seperti gado-gado, ketoprak, nasi goreng, dan lainnya.
"Han, kita kan punya lima belas ribu nih, gimana kalau kita beli es teh sama gorengan?"
Jihan melihat gerobak-gerobak tersebut. Ada somay. Ada batagor. Ada gado-gado. Jihan mau semuanya. Terkadang, kalau lagi gak punya uang, ia menginginkan semua yang ada di hadapannya. Akan tetapi, jika ia punya uang, ia bingung ingin membeli apa. Dan akhirnya Jihan menentukan pilihannya, "tapi gue mau batagor juga, Ra."
Tiara berpikir. "Es teh dua ribu, kalau beli dua empat ribu. Beli gorengan lima ribu. Batagor tiga ribu, kalau beli dua enam ribu. Empat tambah lima tambah enam, wah gokil pas lima belas ribu." Batin Tiara sambil tersenyum. Jihan yang melihatnya langsung menatap aneh.
"Ra? Sehat?" tanya Jihan.
"Sehat banget gue, Han. Lo mau beli batagor kan?" tanya Tiara dan diangguki Jihan.
"Sini. Mana uang lo?" tanya Tiara lalu Jihan memberi uang tujuh ribu sisa sangunya hari ini.
Mereka langsung membeli makanan sesuai yang dipikirkan Tiara tadi.
"Wuhu... keren." Ucap Jihan ketika mereka sudah di perjalanan menuju taman, "lima belas ribu dapet tiga menu, tapi sebenarnya gue mau beli batagor goceng sama mau beli gado-gado juga, Ra."
Tiara menggerutu, "buseh uang tujuh ribu pengen beli batagor goceng sama gado-gado. Lo beli batagor goceng sama beli kerupuk di gado-gado dua ribu tuh."
Dan dibalas gerutuan Jihan juga, "gece, Ra. Tangan gue dingin nih bawa es teh," ucapnya. Jihan membawa es teh di tangan kanan dan kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KASIH KITA
Teen FictionPada rasa yang tak kunjung terbalas Pada cinta yang tak kunjung menghampiri Pada harapan yang terus pupus Pada kesunyian yang terus menggerogoti Mungkin akan ada satu hal yang membuat kita mengerti akan sesuatu. Bahwa semua yang kita mau tidak semua...