K3 | 2

27 2 0
                                    

2
•• •••

Melihat dan memandangmu dari dekat saja sudah membuatku bahagia lahir dan batin. Bagaimana kalau memilikimu ya?

•• •••

"JIHANN MAEN YOKK."

"JIHAN LO MARAH YA SAMA GUE."

"JIHAN SEKOLAH WOYY!!!"

"JIHAN ADA TEMANNYA ANDRA NIH."

Banyak bacotan Tiara yang memenuhi gendang telinganya pagi-pagi buta begini. Bahkan dia dengan tidak tahu malunya berteriak memanggil namanya diiringi dengan bacotannya, yang mau tidak mau ia membuka pintu rumahnya. Dengan wajah yang ditekuk kesal, ia membuka pintu, "APA?!"

Tiara pun kaget karena mendengar suara lantang tersebut, "astagfirullah, aing kaget," ucapnya lalu mengelus dada, "lo kalau ngomong pelanin dikit ngapa, terus jangan tiba-tiba, kayak hantu lo."

Jihan pun mendengus kasar dan membuka pager rumahnya, "ngapain sih lo pagi-pagi buta ke rumah gue?"

Tanpa menjawab pertanyaan Jihan, ia pun langsung memasukkan motornya ketika Jihan membuka pagar rumahnya.

Jihan menaikkan alisnya, "siapa suruh lo masuk?" tanyanya sarkas.

Tiara mengerucutkan bibirnya, "gitu amat lo sama temen lo yang paling cantik dan baik hati ini."

"Pede amat lo," ucapnya lalu menutup pagar.
Tiara membuka helm-nya dan mengikuti arah langkah Jihan.

Jihan berhenti, lalu memutar badannya, "lo ngapain ngikutin gue sih?"

"Ya kalau gue gak ngikutin lo, terus gue ngikutin siapa lagi? Hantu penunggu rumah lo? Enggak lah serem."

"Motivasi lo dateng ke rumah gue pagi-pagi apaansih?"

"Nebeng sarapan." Jawabnya.

"Dasar."

Jam masih menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh menit, Tiara sedang memakan roti dan segelas susu di dalam kamar Jihan, ditemani dengan film kartun kesukaannya.
Tiga roti dan segelas susu sudah habis dimakannya, tetapi Jihan tidak kunjung tiba, ia berpikir bahwa temannya tersebut tertidur di dalam kamar mandi.

"Jihan?" panggilnya sambil mengetuk pintu kamar mandi.

Jihan pun hanya membalas dengan gumaman.

"Jihan? Lo tidur? Kok lama banget?" Tanyanya pelan.

"Bawel lo," jawabnya nge-gas.

"Yeh lo, ditanya baik-baik malah nge-gas, cepetan gue laper nih." Jawabnya nge-gas juga.

"Bukannya tadi udah gue kasih sajen?"

"Becanda mulu lo mah."

"Lah emang bener kan?"

"Gue mau makan nasi, Han. Biar nanti di sekolah bisa semangat nyari ilmunya, lo mah kagak paham."

"Nyampe sekolah juga lo tidur, kalau gak lo gabung sama anak cowok tukang rusuh yang ngebuat kelas jadi rame."

"Ya bagus dong, jadi kelasnya gak sunyi-sunyi banget kayak kuburan, lagian kalau lagi belajar mukanya serius-serius banget merhatiin angka-angka atau bacaan-bacaan. Kan gue puyeng liatnya."

KISAH KASIH KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang