12
•• •••"Jihan." Panggil seseorang.
Saat ini, Jihan sedang berada di
perpustakaan. Sendiri. Tidak bersama Tiara. Tadi saat jam pelajaran selesai, ia berkata, "Tiara, gue mau ke perpustakaan. Lo ke kantin aja." Ucap Jihan."Loh? Lo gak mau makan?"
"Tadi pagi gue udah makan banyak, sekarang gue mau makan roti sambil baca buku aja di perpustakaan."
"Memang di perpustakaan boleh makan? Boleh minum?" tanya Tiara sambil memerhatikan bawaan Jihan. Dia membawa buku novel di tangan kirinya dan di tangan kanannya ada dua buah roti serta satu kotak susu.
"Di bagian depan kan boleh, lagian bukunya juga punya gue sendiri."
"Makan di kantin aja, Han." Ajaknya.
"Di sana rame sama berisik, Ra."
"Terus gue sama siapa?"
"SAMA GUE." Sahut Biru tiba-tiba, "yuk, Ra. Gue juga mau makan, laper banget gue, belum makan empat jam."
"Lo sama siapa?" Tanya Tiara pada Jihan.
"Sendiri. Perpustakaan deket, Ra. Lo makan aja sana, gue yakin lo laper.""Kuy, Ra. Di kantin ada Andra sama Ardhan juga. Mereka udah nempatin tempat juga, jadi gak perlu khawatir makan di mana." Ucap Biru.
Setelah itu, mereka berpencar, Jihan ke arah perpustakaan dan mereka ke kantin. Jihan tidak berbohong, ia memang sudah makan banyak tadi pagi, lalu ia juga membawa roti, susu, dan beberapa snack lainnya.
Lalu alasan lainnya adalah ia malas ke kantin yang sangat ramai dan padat. Jihan ingin melanjutkan membaca buku yang semalam ia dibaca dan ia ingin di tempat yang tidak ramai dan bising, ia ingin hening dan damai. Dan tempat yang hening itu ada di masjid dan perpustakaan.
Jadi, Jihan memilih perpustakaan. Di tempat-tempat membaca, yang disediakan tempat duduk, cas handphone, wifi, dan boleh makan makanan ringan. Nasi padang? Jelas tidak boleh!
Jihan menghembuskan nafasnya.
"Kenapa?"
Jihan menolehkan kepala dan kaget secara bersamaan. "Kok di sini?"
Gilang mengendikkan bahunya. "Kamu sendiri ngapain di sini?" tanyanya sambil melihat barang-barang yang dibawa Jihan di atas meja, "buku apaan nih?" tanyanya lagi sambil mengambil buku tersebut.
"Eh awas ada pembatas..." belum sempat perkataannya selesai, Gilang sudah lebih dulu mengangkat novel tersebut yang membuat pembatasnya terjatuh ke bawah. Jihan menghembuskan nafasnya melihat pembatas bacaan novel yang sedang ia baca jatuh ke atas meja.
Dengan santainya Gilang bertanya, "apaan nih?" sambil memamerkan pembatas novel tersebut kepada Jihan.
"Kamu gak tahu ini apaan?" tanyanya sambil mengambil pembatasnya.
Gilang menggelengkan kepalanya, "kalau aku tau ngapain nanya kamu." jawabnya, "ini buku tentang apaan?"
"Ini novel. Yang kamu pegang tadi itu pembatasnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KASIH KITA
Teen FictionPada rasa yang tak kunjung terbalas Pada cinta yang tak kunjung menghampiri Pada harapan yang terus pupus Pada kesunyian yang terus menggerogoti Mungkin akan ada satu hal yang membuat kita mengerti akan sesuatu. Bahwa semua yang kita mau tidak semua...