dua puluh empat, last.

13 6 1
                                    

Jangan lupa klik bintang dan komen yaa! walau ceritanya sudah sampai tamat ✨

--------------------------

"Kita berpisah bukan untuk selamanya, tetapi untuk kisah kita yang ini adalah puncak dari pertemuan remaja kita selama ini"
-iqbaale

🌻🌻🌻

Hari ini, setelah acara dimana mereka mengadakan wisuda, acara yang di nanti-nantikan moment-nya itu. Kini, Iqbaal mengajak Ayra keluar berdua. Alasannya karena mereka sudah lama tidak keluar berdua saja dan Ayra sangat mau, sangat-sangat tidak mungkin di tolak oleh Ayra.

Saat ini, Iqbaal sedang menunggu Ayra keluar dari rumahnya dan beberapa menit kemudian Ayra sudah muncul dari balik pintu rumahnya itu dan melambaikan tangannya kearah Iqbaal.

"Udah lama nunggunya?" Tanya Ayra kepada Iqbaal yang memberikan helm yang akan di pake Ayra, "Belom kok." Iqbaal memasangkan penjepit helm milik Ayra lagi, kini mungkin dan seterusnya Iqbaal akan seperti itu kepada Ayra.

Iqbaal menaiki motornya dan menyalakan, "Yuk, naik!" Ucap Iqbaal yang kemudian Ayra menaiki motor Iqbaal itu.

"Lo gak malu kan jalan sama gue?" Tanya Iqbaal tiba-tiba yang membuat Ayra kaget, "Ha? Gimana-gimana?" Tanya Ayra untuk memperjelas apa yang di ucapkan Iqbaal barusan.

"Lo gak malu jalan sama cowok yang bawanya motor antik kek gua?" Tanya Iqbaal yang membuat Ayra terkekeh sambil memukul punggung Iqbaal pelan.

"Ada-ada aja lo! Udah ah ayo berangkat kalo gue malu dari dulu gue gak bakal mau lo tebengin kemana-mana. Ya kan?"

"Udah deh ayo!"

Iqbaal tersenyum dan langsung menjalankan motornya. Tujuan mereka kini adalah alun-alun kota yang ada di kawasan mereka, sebenarnya Iqbaal pengen ngajakin Ayra ke restoran-restoran mahal, tapi apa boleh buat Ayra menolak keras apa yang Iqbaal inginkan itu. Katanya jangan aneh-aneh.

"Ay, beneran ini kita cuma ke alun-alun doang?" Tanya Iqbaal tiba-tiba.

"Terus mau kemana?"

"Kemana kek yang legend-an dikit gitu."

"Udah deh, ke alun-alun doang kenapa sih? Orang  tempatnya gak jelek juga ih, kenapa? Malu sama gue? Lo mau ngapain emang? Ngelamar gue? Nikahin gue? Apa mau nembak cewek di depan gue? Terus malu kalo cuma di alun-alun. Ada-ada aja deh lo, Baal!"

Iqbaal terkekeh mendengar kalimat yang di ucapkan Ayra barusan, "Dih, ketawa lo setan!" Omel Ayra kepada Iqbaal sambil memukul helm milik Iqbaal.

"Lagian lo sih lucu!"

"Emang gue lucu."

"Dih, ahaha!"

Beberapa menit kemudian mereka berdua sampai di parkiran dan mereka berjalan menuju ke alun-alun kota tersebut, "Baal, beli es cream yuk!" Ajak Ayra tiba-tiba.

"Es cream?" Tanya Iqbaal memastikan dan Ayra langsung mengangguk mengiyakan Iqbaal.

"Udah malem, Ay. Pilek entar, yang lain aja." Kata Iqbaal melarang Ayra, "Apaan dong terus?" Tanya Ayra kepada Iqbaal.

"Mau gula kapas gak?" Tawar Iqbaal kemudian saat dirinya menatap ada orang berjualan gula kapas, Ayra mengangguk kepalanya lagi, "Boleh-boleh, mana?" Tanya Ayra dan Iqbaal menujuk tempat orang menjual gula kapas.

"Yuk!" Ajak Ayra dengan semangat sambil menggandeng tangan Iqbaal.

"Kang, gula kapasnya satu ya." Kata Iqbaal kepada penjualnya, "Loh, satu doang?" Tanya Ayra memastikan lagi, "Mau berapa sayang?" Tanya Iqbaal gemas kepada Ayra.

KITA [AKU, KAMU, DAN DIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang