empat, putus.

31 9 7
                                    

Jangan lupa klik bintang dan komen yaa! walau ceritanya sudah sampai tamat ✨

--------------------------

Terkadang kata 'putus' seorang wanita tidak benar-benar menginginkan hal tersebut, hanya saja hal itu adalah peringatan tetapi yang di peringati suka tidak tahu diri!

🌻🌻🌻

"Kita putus!"

Dua kata yang masih teriang di kepala Ayra, dia menangis semalaman ini hanya karena Aldi. Dia yang memutuskan Aldi, tetapi dia yang menangis.

Dasar cewek!

"Hiks... Hiks..."

Ayra mengusap air matanya, Iqbaal menghubunginya berkali-kali tetapi Ayra tidak ada niatan untuk mengangkat telfone itu. Biasanya dia akan mengangkat telfone tersebut dan akan mengadu panjang lebar kepada Iqbaal. Tetapi entah mengapa saat ini dia ingin dirinya sendiri yang tau, dirinya sendiri yang sedih.

Mungkin saat ini menjadi galau sendirian adalah prinsip Ayra. Membiarkan dirinya terbawa oleh kesedihan yang berlarut-larut.

Di sisi lain, Iqbaal terus menatap cendela kamar Ayra dari kamarnya. Lampunya tidak menyala, remang-remang mungkin itu adalah lampu tidurnya yang menyala.

Iqbaal berdecak kesal, dia tidak tahu apa yang terjadi pada Ayra. Dia mendengar kabar bahwa Ayra dan Aldi putus. Tapi mengapa telfone dari Iqbaal tidak di angkat oleh Ayra.

Telfone Iqbaal berdering, tertera nama Bastian pada layar telfone-nya. Iqbaal segera mengangkat telfone tersebut.

"Oi, bass? Ada apaa?" Tanya Iqbaal to the poin.

"Ayra..."

"Kenapa sama Ayra?"

"Gabisa di hubungin sama sekali kata Katya."

Iqbaal menghembuskan nafas kasarnya. Dia tahu tentang itu, yang tidak dia tahu adalah bagaimana Ayra di dalam kamarnya sekarang juga. Dia yakin Ayra sedang menangis.

"Iya gue tau, sekarang gimana? Dia gue telfone in juga kaga di angkat."

"Lo coba kerumah dia deh."

"Udah malem goblok!"

"Oiya, ya. Hehehe." Bukannya takut karena di katain Iqbaal, Bastian malah ketawa di ujung sana.

"Lo coba telfone Aldi ae, Baal." Saran Bastian tiba-tiba dan Iqbaal langsung menyetujui.

Tanpa berkata-kata lagi Iqbaal langsung memutuskan telfone tersebut. Dan dia segera mencari kontak di hpnya dan memencet nama Aldi.

Tut...

Tut...

Tut...

"Hallo?" Suara Aldi dari ujung sana menyapa.

"Kenapa putus?" Iqbaal langsung bertanya to the poin kepada Aldi, entah setan darimana yang membisiki telinga Iqbaal hingga ia berani senekat ini.

"Lo telfone cuma karena mau tanya itu? Cih gak penting banget." Aldi tersenyum sinis di jauh sana.

"Iya kenapa? Ada masalah sama lo?" Iqbaal bertanya kembali kepada Aldi.

"Lo tuh kalo suka sama cewek gue ngomong bro! Gausa sok peduli gitu!"

"Eh salah, mantan gue maksudnya."

"Hahaha."

Iqbaal mengepalkan tangannya, demi apa Aldi sangat menyebalkan, dia bertanya baik-baik. Tapi apa balasan Aldi? Dia sungguh meremehkan.

KITA [AKU, KAMU, DAN DIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang