Percaya, adalah hal bodoh yang sering kali ku lakukan.
Bukan, bukan menyesal karna tidak mencurigai seseorang. Namun terkadang hati-hati juga perlu dilakukan. Rasanya akan sangat sakit jika kepercayaan penuh yang kita beri, seakan di hempas begitu mengetahui kenyataan yang teramat sangat pahit.
Jika bukan karna cinta, untuk apa aku percaya padamu? Pada akhir nya kamu sama sekali tidak menoleh padaku. Katakan aku bodoh! Ya, aku memang bodoh. Sudah tahu kamu hanya mempermainkan tapi tetap saja ingin memiliki, memang yang sepantas nya disalahkan bukan kamu, tapi aku perempuan bodoh yang selama ini mau kamu jadikan permainan itu.
Kamu baik, aku tahu itu. Tapi bisakah sekali saja hargai aku yang diam-diam memperhatikan mu? Apa sulit melakukan hal manis tanpa melibatkan orang lain dalam hubungan kita? Mungkin aku terlalu menaruh banyak harapan padamu, terbukti dari hubungan kita yang sampai sekarang entah apa status nya.
Sakit? Dengan senang hati aku menerima nya.
Sebenarnya, dulu aku adalah perempuan yang sangat tidak peduli dengan perihal cinta. Namun, semenjak kamu datang, ada saat nya dimana hati mulai memikirkan sesuatu. Sesuatu yang tak mungkin aku miliki sepenuh nya. Jika mungkin pun bisa dipastikan hanya secercah yang ku miliki. Karna disini, bukan cuma aku yang menyukai tapi dua atau bahkan tiga orang lain yang ikut hanyut dalam perasaan senang, sakit, dan sedih yang cukup mendalam.
Angel membasuh muka nya di wastafel, sudah cukup ia merasakan ini, harus nya ia tidak sepolos itu membahas perihal perasaan. Alex memang sangat keterlaluan, sebenarnya apa yang ingin lelaki itu lakukan?kenapa harus ia yang menjadi korban selanjut nya? Tidak puaskah memiliki tiga perempuan sekaligus dalam hidup nya?
"Jel, kalo seandai nya gue nembak lo, apa lo bakal terima?"
"Jel, lo mau ga jadi pacar ke empat gue?"
Astaga, Alex ini benar-benar gila! Ucapan nya masih terngiang
-ngiang di kepala nya. Seandai nya Alex meminta nya untuk menjadi perempuan pertama dan terakhirnya, mungkin Angel masih bisa mempertimbangkan nya. Namun ini tidak, bahkan Alex mengatakan pada nya untuk menjadi yang ke empat, bagaimana bisa Angel menerima nya?Angel menggeram frustasi, masalah sepele seperti ini pun ia masih memikirkan nya. Padahal jika ia mau, bisa saja ia menolak nya mentah-mentah tadi. Kesimpulan nya ia tidak ingin menolak juga tidak ingin menerima. Mungkin masalah seperti ini harus ia diskusikan dengan Allice. Allice adalah saudara kembar nya yang kebetulan lahir lima belas menit lebih dulu. Dibandingkan dengan Angel, mungkin Allice lebih berpengalaman dalam hal cinta mencinta.
Angel menutup keran wastafel nya malas, sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan tempat yang sudah sepi tanpa penghuni di dalam nya.
***
"GILA LEX!"
"Sumpah ya! Lo gila beneran!"
"Ga nyangka gue punya temen sebrengsek lo!" ucap Devan dan bara bergantian. Alex yang memang mendengar itu hanya terkekeh pelan. Mau bagaimana pun juga ini adalah hobby nya, orang lain tidak perlu ikut campur dalam masalah percintaan nya ini.
"Apaan sih, Ekspresi lo berdua tuh terlalu berlebihan tau ga?"
"Gue cuma milih empat, sesuai dengan hadis rosulullah" balas Alex dengan watados nya. Devan tercengang, tentu saja itu tidak benar, Alex hanya memanfaatkan hadis itu untuk kesenangan nya belaka. Bara menoyor kepala Alex kesal.
"Itu nikah goblok! Bukan pacaran! Yang ada lo bakal di cap brengsek sama cewek-cewek lo!" ucap bara dengan emosi yang sudah meluap. Entahlah rasanya ia ingin memakan bulat-bulat teman nya yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Angel [ON GOING]
Teen Fiction"Jel, kalo seandai nya gue nembak lo, apa lo bakal terima?" "Jel, lo mau ga jadi pacar ke empat gue?" • • • "Emang kak Alex siapa Angel? Kenapa Angel harus ngedeket selama Angel bisa jaga jarak?" "Inget kak, kakak udah punya pacar, ga seharus nya ka...