Pindah Rumah (episode 8)

1.4K 93 18
                                    

"Kata Mas Lukman, Kakek tidak mau menjelaskan detil ketika itu. Sepertinya beliau tak ingin kami tahu terlalu banyak dan jadi ketakutan berlebihan.

Namun, dia yakin, itu arwah ibu dan anak. Karena, ketika itu, aku persis seperti Arumi sekarang, sering nyebut-nyebut tante dan adik kecil. Meskipun, ketika ditanyakan pada kakek, beliau tidak mau menjawab tegas dan cuma bilang, '"yang penting sudah pergi.'"

Nah, merujuk dari cerita Mama dan kata-kata Arumi yang sempat kudengar kemaren, yang terus mengganggu Arumi dan meneror Mama ini juga sama, arwah penasaran seorang ibu muda bersama anak perempuan yang masih kecil.

Di masyarakat, arwah perempuan penasaran seperti itu biasa disebut kuntilanak.

Konon, kuntilanak berasal dari seorang perempuan yang mati secara tragis karena dibunuh dan sebelumnya mengalami penganiayaan.

Rohnya berubah menjadi kuntilanak dan akan terus gentayangan selama kasus pembunuhannya itu belum terungkap, atau pelakunya belum mendapat hukuman yang setimpal.

Sedangkan Kuntilanak dengan anak kecil, itu karena saat di bunuh, si perempuan sedang dalam keadaan hamil. Nah, seperti ini yang bersemayam di pohon sirsak itu.

Makanya, Mas Lukman menyuruhku melakukan apa yang dilakukan kakek dulu. Karena kejadiannya sama dan dulu kakek berhasil mengusirnya.

Itulah yang aku lakukan sejak kemaren. Meniru apa yang dilakukan kakek berdasarkan cerita Mas Lukman.

Karena aku masih merasa nggak enak hati sama Mama, kucoba lakukan sendiri diam-diam.

Aku merasa harus segera melakukannya. Makhluk itu, entah apapun wujudnya, harus segera enyah dari rumah ini sebelum aku pergi meninggalkan kalian lagi. Kalau tidak, aku tidak akan tenang selama bekerja di luar kota.

Kemaren Mama lihat, gak, aku mengelilingi pohon sirsak sambil menyeret sapu lidi?"

"Ya, aku lihat," jawabku.

"Nah, itulah salah satu yang dulu dilakukan kakek.

Orang-orang tua zaman dulu percaya bahwa sapu lidi bisa mengusir kuntilanak. Dan, sepertinya terbukti.

Kemaren, setelah beberapa putaran aku kelilingi pohon itu sambil menyeret sapu lidi dan terus menggumamkan doa-doa dan bacaan ayat suci, tiba-tiba, Arumi yang sedang main masak-masakan, berhenti bermain dan berteriak, "'eh, Tante dan adik kecil mau kemana? Jangan pergi, dong, tante!"'

Begitu, Ma, penjelasan mengenai sapu lidi.

Trus, tengah malamnya Mama pergoki aku bawa pisau ke kamar Arumi. Itu tujuannya untuk melindungi Arumi juga, Ma.

Supaya arwah itu tidak mendatangi Arumi ke kamarnya. Aku teringat cerita Mama soal Arumi yang tidak sadarkan diri semalaman.

Kenapa pisau? Karena, kuntilanak diyakini sangat takut terhadap benda-benda tajam. Konon, karena ia trauma atas kematiannya yang biasanya karena dibunuh menggunakan benda tajam.

Selain pisau, sebenarnya bisa juga gunting. Mitosnya, kuntilanak sangat suka membelai rambutnya yang panjang. Jadi ia akan lari terbirit-birit jika melihat gunting karena takut rambutnya akan dipotong.

Aku sebenarnya mau menaruh gunting saja. Cuma, takutnya nanti Mama kehilangan gunting untuk menjahit. Makanya, aku putuskan pisau saja.

Nah, ketika Mama pergoki itu, aku sebenarnya mau menaruh pisau di bawah tempat tidurnya Arumi.

Sengaja tengah malam, karena, kata Mama, kejadian-kejadian aneh yang Mama alami, terjadinya juga selalu tengah malam.

Begitu, Ma, penjelasannya."

Pindah RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang