Four

33 6 0
                                    

Sementara ke empat remaja yang disemprot oleh gadis yang usia nya menuju 18 tahun itu, hanya melongo

Apalagi Mona, wajahnya sudah merah padam, ia tidak bisa dilakukan seperti ini

"Suka-suka saya dong, toh hak saya juga kan, lagi pula klakson itu memang fungsi nya memperingati-".

"Ya jangan gitu dong mba, sudah tau di depan sana sedang ada pengantaran jenazah, rombongan sedang menyebrang, dan menurut mba yang di lakukan mba itu bagus?"

Haliza tersenyum mengejek

"Apakah kau keberatan?" Suara Mona makin mengeras

"Ya keberatan lah mba, didepan sana sedang ada rombongan yang mengantar jenazah, mereka sedang berduka, dan mba dengan tidak berdosa nya mengklakson, bukan saya saja yang keberatan yang tapi lain nya juga mba". Jelas Haliza

Tidak ada jawaban Mona diam dengan sorot mata penuh kebencian

Mata Haliza menelisik ia melihat dandanan wanita yang sedang berada dihadapannya, dari atas sampai bawah, lalu ia melirik arah belakang Mona, 1 2 3, 3pria, dan hanya Mona wanita satu satunya yang berada di dalam mobil?

"Mungkin saya agak lancang, tapi saya penasaran, apa gak malu mba berpakaian seperti ini?". Tanya Haliza

Sebenarnya Haliza adalah tipe wanita yang tak ingin mengurusi kehidupan orang lain, tapi melihat yang seperti ini, ia risih sendiri.

Mona yang ditanya pun hanya mengangkat alisnya satu, apa maksud pertanyaannya?

Haliza menghela nafas lalu berkata

"Sehelai rambut wanita yang terlihat oleh laki-laki yang bukan makhramnya balasannya di neraka selama 70.000 tahun,tidak hanya itu, mba pun akan menarik ayah,adik,suami,dan anak lelaki mba nanti". Ucap Haliza

Haliza bukan nya ingin menceramahi wanita didepannya, hanya saja Haliza geram melihatnya, jadi ia memberikan sedikit pencerahan yang ia dapat dari sekolah Islam nya.

Ia memandang ketiga laki laki yang berada di belakang Mona lalu ia kembali berucap.

"Dan lagi, hubungan pertemanan pria dan wanita memang dibolehkan hanya saja tidak dengan berdua-duaan atau bercampur baur. Sebagaimana Rasul menjaga bagaimana ia berinteraksi dengan wanita, beliau selalu menetapkan batasan-batasan sesuai syariat Islam. Lihat saja bagaimana Rasul menentukan barisan shaf antara pria dan wanita".

Hening sejenak

Sagam mencerna tiap kata yang dikeluarkan oleh Haliza, entah lah hatinya berasa sejuk mendengar penuturan halusnya

Ia bukannya marah, hanya saja, ini hal yang unik bagi sagam, bertemu wanita cantik dan pemberani dan jangan lupakan Solehah, ini sangat luar biasa.

Tidak ada suara, Haliza pun memutuskan pamit undur diri

"Maaf atas ketidak lancangan nya, saya harus pulang". Haliza meneliti satu persatu wajah yang berada dihadapannya lalu pergi pamit

"Saya permisi, Assalamualaikum". Ucapnya lalu menyetopkan angkutan.

"Waalaikumsalam". Jawab mereka kecuali Mona

Setelah berlalu, angkutan yang ditumpangi Haliza pun bergerak jauh, keempat remaja yang masih berdiam diri di tempatnya hanya menatap angkutan melongo, hal ini tidak pernah mereka bayangkan.

Mona membalikan badan dan melihat teman nya satu per satu, lalu ia melangkah mendahului mereka masuk ke dalam mobil, disusul Dawin, dan Ega.

Sementara si tampan Sagam memandang kepergian gadis nya

Sebentar? Gadis nya? Errrrrr Sagam, apakah kau baru saja menandai gadis yang terpaut 3 tahun dengan mu?

Karna jika iya ini adalah langkah awalmu untuk mendapatkan nya

Senyum Sagam mengembang penuh kebahagiaan, lalu dia pun berbalik berjalan ke arah mobil.

--

Tbc.

She Is HalizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang