Five

35 6 1
                                    

Angkutan hijau itu kini berhenti di perapatan jalan Delima

Dan seorang gadis cantik ber seragam SMK turun dari angkutan, ia langsung memberi ongkos pada sang supir.

Badan nya bergerak gerak lelah, ayolah duduk di angkutan hampir 10menit membuat pantat nya panas, serius.

Ia berjalan dengan tak semangat, kejadian ini sungguh diluar dugaannya, memarahi orang karna menglakson?

Siapa saja yang mendengar cerita dari Haliza pasti akan tertawa, sungguh menggelikan.

Dengan langkah malas, ia berjalan menuju rumahnya, ya walaupun sudah menaiki angkutan umum, tapi tempat tinggal Haliza masih harus berjalan beberapa langkah lagi.

Pucuk di cinta Wulan pun tiba, itu mungkin peribahasa yang sedang terjadi pada diri Haliza saat ini

Di ruko sebrang terlihat calon imam nya yang sedang berbicara sambil sesekali tertawa dengan pak malik-sang pemilik toko

Melihat kesempatan ini Haliza buru buru merapihkan tampilannya, ia membenarkan letak hijab nya agar tak bengkok, ingin tampil secantik-oh bukan se menarik mungkin di depan calon ayah dari anak anaknya itu.

Lihatlah, raut wajah gadis bermata coklat itu yang awalnya lelah dan tak berdaya kini wajahnya berseri seperti baru saja mendapatkan lotre.

Ah bukan, laki laki yang berada di ruko itu bukan hanya sebuah lotre, tapi hadiah surga yang Tuhan kasih untuk dirinya ya hanya untuk dirinya-Haliza.

Haliza menghampiri ruko tersebut lalu menyapa laki laki berambut hitam sehitam malam itu.

"Assalamualaikum ustadz". Salamnya pada sang calon imam

Lelaki yang sedang menelisik ruko pun menoleh dan menemukan gadis berseragam SMK lalu ia menjawab salamnya

"Waalaikumsalam Liz". Jawabnya

Masya allah, hati Haliza sangat sejuk mendengarnya, entah lah suara laki laki dihadapannya kini seperti obat penghilang beban, buktinya senyum Haliza tak pernah hilang dibuatnya

Haliza menyengir, ia tak akan menyia nyiakan kesempatan ini

"Ustadz, lagi ngapain?". Tanya nya, ya Haliza harus tau apa yang sedang di lakukan oleh calon teman hidupnya ini

"Lagi belanja, beli bahan pokok, disuruh umi". Jawab Fauzan

Ya, calon imam yang di aku aku oleh Haliza bernama Fauzan Al Farizi, laki laki berumur 24tahun itu sudah memikat hati seorang Haliza sejak pertama kali bertemu

Fauzan Al Farizi adalah anak pertama dari 2 bersaudara dari pasangan H. Umar Rasyidin dan Hj. Nur Aminah.

Orang tua Fauzan memiliki pesantren yang letaknya tidak jauh dari rumah,dan pesantren itu pun tidak terlalu besar namun bisa menampung hampir 500 santri.

Dan kebetulan, Fauzan salah satu pengajar disana karna permitaan sang Abi H. Umar

Fauzan dipercaya mengajar sebab ia lulusan dari kairo, ia baru saja lulus 2tahun yang lalu, dan ia juga mengajar ngaji di madrasah dekat rumah, maka dari itu tidak sedikit warga disini menyebut nya ustadz.

"Oh, buat di pesantren?" Tanya Haliza

"Bukan Liz, buat di rumah". Jawab Fauzan lembut

"Oh, Liza kirain buat di pesantren, pantes aja belanja nya langsung sama ustadz kan biasanya juga sama pak uum". Jawab Haliza, ya seperti yang tadi disebutkan, ia mengetahui apa yang berhubungan dengan calon imamnya ini, sampai pak uum-tukang bebersih di pesantren pun ia mengetahuinya.

Fauzan hanya tersenyum sebagai jawaban.

--

Tbc.

Jangan lupa tinggalkan jejak

She Is HalizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang