Two

57 10 0
                                    

Disisi lain, empat orang yang berada di dalam mobil hitam itu terkejut, bisa mendapat semprotan dari siswi SMK yang berada di angkutan umum.

Mona sang pelaku, yang dari tadi memencet klakson tercengang, hey Mona menekan klakson karna ia bosan, cuaca diluar panas, lalu ditambah lagi macet, toh pantas pantas saja untuk menglakson jika seperti ini.

Sagam yang yang duduk di bangku kemudi terkejut mendengar seruan didepan sana, apa gadis itu baru saja marah karna menekan klakson?

Sementara di belakang Dawin tertawa jenaka, ia salut terhadap gadis berhijab tadi.

Mona yang melihat nya pun mendengus

"Gak usah ketawa win". Seru Mona dengan nada tinggi

"Haha, kau gila? Aku senang melihat ini mona, ini momen langka, bagaimana rasanya dimarahi oleh gadis itu?". Tanya Dawin mengejek, dia sangat senang, bukan hanya melihat wajah Mona yang merah padam, hanya saja ia lebih ke salut terhadap kelakuan gadis yang baru saja marah

Yang satunya lagi, Ega , hanya melongo menyaksikan itu, ia terkejut sungguh.

"Sudah aku bilang Mon, jangan menekan terus klakson nya, sudah tau di depan sana ada rombongan yang sedang membawa jenazah, lagian jika jalan ini sudah lancar, kendaraan yang di depan pun akan segera berjalan". Seru sagam

Dari tadi ia sudah sabar, karna Mona terus terusan ingin memencet klakson karna ingin cepat sampai.

Mona yang mendengar teguran dari sagam mendelik

"Kok kamu malah marahin aku sih gam:". Serunya tidak terima

"Bukan menyalahkan kamu Mon hanya saja-".

Perkataan sagam terpotong karna Mona segera membuka selt-belt nya dan membuka pintu mobil dan berjalan kedepan, apa yang akan ia lakukan?

Sagam yang melihatnya pun memandang satu per satu teman nya, seolah tau apa yang dipikirkan sagam, mereka bertiga langsung menyusul Mona.

--

Haliza masih jengkel dengan keadaan ini, saat ia melakukan hal yang benar, lihat, apa yang di lakukan kedua sahabatnya? Malah menegur Haliza. Haliza ini sudah membela kebenaran!

Atmosfer sekeliling mendadak hening, bagaimana tidak? Perbuatan Haliza membuat yang melihatnya bergidik, mereka fikir perbuatan Haliza sangat anti meanstrim.

Saat Haliza menengok kebelakang, kedua sudut bibir nya tertarik ke atas, lihat lah apa yang ia lakukan membuat sang pelaku keluar dari kandang nya?

Hohoo, bukannya takut Haliza sangat senang melihat nya, lawan nya langsung mengakui kesalahannya ternyata.

Devi dan Puji yang melihat arah pandang Haliza lalu mereka saling memandang satu sama lain, dengan gerakan mata mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan.

--

Mona dengan amarah yang sudah di ubun ubun, berjalan dengan langkah cepat, ia ingin menghampiri gadis yang sudah memarahinya tadi, ia bukan marah karna sentakan gadis tadi hanya saja, gara gara gadis berhijab itu sagam marah padanya, herrr Mona membenci itu.

Tiga laki-laki dibelakang Mona menyusul dengan tergesa, mereka tidak ingin membuat kerusuhan apalagi saat macet seperti ini.

Saat Mona sudah sampai di pintu penumpang angkutan umum, ia memasukan kepala nya dan menggebrak badan angkot.

Brraaakkkk

Semua orang yang berada di dalam nya pun terjengkat kaget, mereka memandangi wajah Mona.

Ada yang mengusap dada mengucapkan istighfar. Istighfar entah untuk keterkejutan nya, atau dengan penampilan Mona.

Penampilan Mona saat ini membuat siswi yang melihat nya geleng geleng, herrrr pakaiannya sangat minim, Mona memakai kaos berlengan pendek berenda berwarna pink serta celana denim sepaha. Tak lupa rambut coklat kekuningan yang digerai gelombang.

Tanpa berlama lama ia berbicara apa yang menjadi uneg unegnya.

"Siapa yang tadi berteriak?" Tanya Mona mendelik tajam melirik satu persatu siswi

--

Tbc.

She Is HalizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang