Fifteen

9 3 1
                                    

Sekelebat bayangan Fauzan ilfiel pada Haliza membuat wanita berhijab itu agak tidak percaya diri, bagaimana jika itu semua terjadi, ahh rasanya Haliza tak bisa membayangkannya

"Liz" Panggil Fauzan

"Ah, ya gimana ustadz?" Tanya Haliza

Fauzan tersenyum "Kenapa kamu lari seperti itu tadi?" Tanya nya kembali

"Oh, ini ustadz, Haliza kesiangan, terus dari tadi gak liat ojeg sama sekali, jadi Haliza inisiatif buat lari biar cepet sampe depan terus naek angkot" Jawabnya

Fauzan mengangguk mengerti, ia melihat jam di pergelangan tangan nya ya memang disana terlihat pukul 7 kurang 20 menit dan juga memang benar dari tadi ia tak melihat tukang ojeg yang berlalu lalang, apa mereka semua di pangkalan, ah entahlah

"Yaudah saya anter sampe depan liz" Ucap Fauzan lembut

Deg

Dunia Haliza seakan berhenti berputar, bisa ulangi lagi? Apakah sang calon imam baru saja menawari tumpangan?

Ya sebenarnya Fauzan akan menjemput ibundanya namun tak salah juga kan sekalian membawa Haliza ke depan jalan, ya memang mungkin nanti ia akan berboncengan dengan Haliza, tapi tak mungkin juga ia melihat Haliza berlari, sudah kesiangan, tak ada yang bisa ia tumpangi untuk memanggil angkot di depan sana

"Ustadz serius?" Tanya Haliza tak percaya

Fauzan mengangguk "Iya, sekalian, saya juga mau jemput umi ke depan yang pulang dari pasar, jadi kamu bisa ikut, mau kan?" Tanya Fauzan kembali

Apa-apaan ustadz tampan ini, tentu saja Haliza mau, tapi Haliza memikirkan jika---

"Kamu ga usah khawatir, ya memang kita nanti akan berboncengan, tapi kamu bisa pegang ke bagian belakang motor kan, biar ada jarak juga" Ucap Fauzan setelah melihat raut gelisah di muka Haliza tadi

Ah Haliza rasanya ingin terbang, lelaki di hadapannya kini bersi keras ingin mengajak Haliza di bonceng, sungguh laki-laki pantang menyerah, tanpa menunggu lama pun Haliza mulai menaiki motor dengan posisi duduk menyamping, setelah Haliza duduk Fauzan pun mulai mengendarai motor nya

Bisakah waktu berhenti sekarang juga, atau jauhkan saja jarak jalan depan agar Haliza berlama-lama dengan lelaki idaman nya ini, Haliza memang gila jika sudah melihat Fauzan

Buktinya, sepanjang jalan kedua sudut bibir nya tak berhenti tertarik, ia tak ingin melewatkan sedetik pun momen kebersamaan dengan Fauzan, sungguh ini hal yang langka dan Haliza tak ingin menyia-nyia kan nya

--

Tbc.

Hallo
Ketemu lagii
Jangan bosen nunggu SIH up ya
Jangan bosen juga baca nya❤️

She Is HalizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang