🍇pertama ke la confianza

2K 338 19
                                    

note: cerita ini fiksi, dan murni milik aku. mohon untuk tidak melakukan plagiarisme.

selamat membaca ❤

"nakyung ayo balik" ajak seoyeon, temen sebangku nakyung.

"lo duluan aja, gue ada perlu"

"tumben—yaudah gue duluan ya byeee" pamit seoyeon.

di dalem kelas yang piket sudah sibuk mengangkat kursi ke meja, buat siap-siap sapu kelas.

"lo ngapain diem kyung?" tanya hwall yang mengangkat kursi sebelah bangku nakyung.

"bentar ya, gue lagi baca dulu ini" kata nakyung yang membaca kartu nama.

nakyung mendapatkan kartu nama berwarna ungu muda dari adik kelasnya, somi.

"la confianza? fitting room kepercayaan? gue coba kali ya" gumam nakyung yang langsung berdiri dari duduknya dan melangkah pergi.

di kartu nama itu terdapat alamat dan nomor reservasi.

🍇

ting!

bunyi lonceng dari atas pintu butik, ketika ada seseorang yang masuk.

"selamat datang di la confianza kak" sapa salah satu pengurus la confianza, eunseo.

tempatnya benar-benar seperti butik.

banyak pakaian elegan di dalamnya, yang dipakaikan ke patung mannequin, digantung, dilipat. intinya benar-benar seperti butik.

tapi tempat nya sangat sepi, tidak ada pengunjung. kenapa bisa seperti ini? padahal tempatnya sangat bagus dan pakaiannya pun menarik.

"kak" panggil eunseo yang melihat nakyung melamun memperhatikan sekitar butik.

"ah iya, saya datang untuk ini kak" nakyung menunjukkan kartu nama.

"ingin cerita? ayo saya antar" kata eunseo yang menunjukkan jalan menuju bilik la confianza.

biliknya agak jauh dari pintu masuk, 12 meter dari pintu masuk dan meja resepsionis.

"fitting room ini kedap suara kak, kami tidak akan mendengar percakapan kakak dengan lawan bicaranya nanti. suaranya hanya akan terdengar oleh bilik sebelah. seperti itu kami mendesainnya" ujar eunseo yang mempersilahkan nakyung masuk ke bilik.

sebenarnya dia takut, takutnya ada ruangan lain di dalam ruangan yang terlihat seperti tempat ganti baju.

nakyung masih sendiri dan belum menutup pintu.

"kak, kalo mau tau ada yang sudah masuk ke ruangan sebelah atau belum. itu bagaimana ya?" tanya nakyung kepada euseo.

"bisa dibaca setelah kakak menutup pintu" jawab eunseo dengan senyum ramahnya dan menutup pintu.

memang iya, di belakang pintu terdapat peraturan, syarat dan ketentuan juga. dan untuk mengetahui yang datang. si pengunjung kedua akan mengetuk bilik penghalang antara ruang 1 dan 2. itu hanya papan biasa, makanya bisa terdengar.

nakyung memperhatikan sejenak apa yang ada di ruangan kecil yang kedap suara itu.

tok tok!

sudah ada yang mengetuk!

"eumm.. gue dulu yang cerita boleh enggak?" tanya yang baru masuk di ruangan sebelah.

laki-laki berseragam SMA dan menggunakan name tag 'renjun'

"oh iya, boleh" kata nakyung.

"gue enggak tau sih siapa yang duduk di ruangan sebelah gue, tapi gue yakin lo bisa jaga cerita gue ini. akhir-akhir ini gue cukup frustasi sama masalah hidup. berasa enggak berguna gitu, bawaannya insecure. pulang ke rumah kadang orang tua permasalahin nilai gue. siapa sih yang mau dengerin keributan kaya gitu?," cerita renjun.

nakyung masih menyimak.

"gue enggak butuh saran dari lo kok, setidaknya gue seneng ada yang dengerin gue cerita. karena terlalu canggung bagi gue buat cerita ke orang sekitar" tutup renjun.

nakyung menghela nafas, dia juga bingung ingin merespon apa. keluarga dia baik-baik saja, tidak merasakan apa yang si pencerita ini bilang.

"gue enggak pernah ada diposisi lo, tapi semua masalah pasti ada porsi beratnya. yang mungkin menurut orang sepele, tapi bagi lo itu sulit banget. sulit juga buat gue kasih saran, tapi harapan gue. semoga lo jadi sosok yang kuat dan lo udah udah berusaha pastinya" tutur nakyung.

jawaban yang begitu panjang, tapi yang renjun tangkap cuman "semoga lo jadi sosok yang kuat".

"makasih" sahut renjun.

nakyung terdiam.

"lo enggak cerita?" tanya renjun.

"cerita gue sebenernya sederhana sih, enggak berat kaya lo. cuman karena penasaran sama la confianza, gue jadi mampir kesini" jawab nakyung terkekeh.

renjun juga ikut terkekeh mendengar tawa kecil nakyung yang imut.

"yaudah enggak papa, lo ceritain aja" ujar renjun mempersilahkan.

"gue suka sama gebetan sahabat gue, gimana? pasarankan masalah gue?" tanya nakyung.

renjun tertawa, nakyung juga ikutan tertawa. bagi keduanya cerita ini lucu.

"yaudah sih tikung aja" celetuk renjun.

"heh! mana bisa!" pekik nakyung.

"jadian juga belom, masih jauh ke nikah elah. gue yakin kok tuh cowo nya juga pasti bimbang mau milih lo apa sahabat lo" kata renjun.

jatuhnya malah kayak kasih saran becanda, mungkin karena renjun orangnya humble. jadi ya gini, dibawa santai tapi bukan berarti menyepelekan.

"eh iya juga ya" kata nakyung.

"beruntung banget deh kalo tuh cowo dapetin lo" celetuk renjun.

"beruntung apaan? kayak kenal gue aja lo"

"enggak sih, tapi gue yakin lo baik"

"dia juga cowo baik, temennya ada di kelas gue. jago gambar, aktif main bulutangkis, orangnya ceroboh bar-bar gitu" cerita nakyung sambil tertawa.

"agak mirip gue ya kelakuannya, ceroboh bar-bar" sahut renjun yang tertawa.

"apa jangan-jangan lo?" tebak nakyung bercanda.

"mana mungkin lah" jawab renjun serius.

"udah sore ah, gue keluar duluan ya. lo jangan so kuat, kalo ngerasa sulit lagi. datang aja ke la confianza, siapa tau lo dapet temen curhat lebih seru dari gue" pamit nakyung.

nakyung langsung memencet bel untuk keluar dari ruang fitting room. dan eunseo langsung menghampiri ruangan itu.

eunseo meminta nakyung mengisi data sudah berkunjung ke la confianza dengan mencantumkan nama, sekolah dan tanggal serta waktu berkunjung.

berlaku juga bagi pengunjung lain.


—TBC—

[✔] la confianza: someone u loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang