Jennie POV
Kami sudah di mobil saat ini, akibat ulahku yang berpura-pura pusing akhirnya kali ini Lisa kembali duduk di sebelahku. Aku memang juaranya. Lisa mengambil botol air minum yang masih bersegel dan membukanya untukku. Ia menyodorkan air minum tersebut padaku. Akupun menerimanya dan minum.
Setelah selesai akupun memberikan lagi padanya, dan yang di lakukan Lisa bukanlah menutup botol tersebut melainkan juga minum dari botol yang sama.
"Apa tak masalah bagimu minum dengan botol yang sama dengan milik orang lain Lisa?"tanyaku padanya.
"Selagi orang itu kamu aku baik-baik saja unnie"jawabnya spontan. Namun dapat ku lihat tatapan terkejutnya padaku.
"Ah, maksudku selagi itu kalian para memberku aku tidak merasa ada sesuatu yang salah unnie" dia mengklarifikasi.
"Yaah aku paham maksudmu tanpa perlu kau jelaskan, sebenarnya"
"Hmm, apakah kau masih pusing unnie?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan.
"Sedikit, tapi lebih baik"
"Kalau begitu tidurlah unnie, saat kita sampai akan ku bangunkan"
"Kau pusing kenapa Jennie? Tadi sepertinya kau masih baik-baik saja" Jisoo unnie bertanya dari kursi depan.
"Aku juga tidak tau unnie, tapi aku sudah baikan" jawabku dan dia hanya mengangguk.
***
Lisa menepati janjinya, saat sudah sampai di dorm dia membangunkanku. Dan disinilah aku sekarang, di dalam kamarku yang tadi pagi menjadi saksi atas aksi Lisa. Aku sangat senang, tapi apakah kita bisa? Maksudku, apakah kita berdua bisa untuk melakukannya lagi dengan hubungan yang berubah?
Ku rasa tidak, saat ini saja Lisa sudah terlihat menjauhiku. Aku benar-benar tidak bisa berharap lebih. Setelah bersih-bersih akupun pergi keluar dan melihat Lisa dan Rose tengah menonton drakor. Lisa memang sangat menyukai drakor, dia slalu menontonnya di netflix menggunakan akun Rose.
"Kalian melihat Jisoo unnie?" Tanyaku pada mereka yang membuat keduanya menoleh ke arahku.
"Ku rasa di kamarnya unnie, ada apa?" Jawab Rose sekaligus bertanya.
"Aku hanya merindukannya"jawabku dengan senyuman. Bisa kulihat Lisa sedikit.... Tidak suka mendengarnya. Berbeda dengan Rose yang hanya menanggapinya dengan tertawa.
Akupun pergi ke kamar Jisoo unnie dan melihatnya tengah bermain game. Sepertinya itu sudah menjadi bagian dari dirinya. Aku juga tidak mengerti dengannya. Akupun ikut berbaring disampingnya.
"Apa? Kenapa kau di sini? Bukankah tadi kau sakit?" Tanyanya padaku bertubi tanpa memperhatikanku, dia hanya melihat ke layar hp nya.
"Hmm yaa unnie aku sudah baikan tapi masih sedikit sakit" ucapku dengan nada manja dan memeluk lengannya.
"Aigoo, kau ini kenapa begitu manja Jen?" Tanyanya dan aku hanya merespon dengan tatapan iba.
"Aku ingin tidur disini agar menjadi lebih baik lagi unnie" aku masih bermanja dengannya.
"Unnie, aku akan pergi ke.." Lisa masuk dan berhenti bicara. Melihatnya masuk aku kaget dan melihat reaksi kagetnya aku tidak tau harus apa. Harusnya aku melepaskan pelukan pada Jisoo unnie tapi apa masalahnya? Bukankah tidak masalah jika aku begini dengan Jisoo unnie di depan Lisa?
"Kau akan pergi kemana Lisa?" Tanya Jisoo unnie karna Lisa tidak kunjung melanjutkan ucapannya.
"Aku akan pergi berbelanja, membeli beberapa cemilan. Apakah kau ingin di belikan sesuatu?" Lanjutnya.
"Hmm apapun Lisa, aku akan memakan apapun yang kau belikan" jawab Jisoo unnie.
"Bagaimana dengan mu unnie?" Pertanyaan Lisa tertuju padaku.
"Tidak, aku sedang tidak ingin apapun" jawabku.
Lisa hanya mengangguk dan berbalik badan hendak pergi dari kamar Jisoo.
"Lisa!" Aku memanggilnya. Dia menoleh kembali dengan tatapan seolah bertanya 'apa'
"Aku akan ikut, bolehkah?" Tanyaku padanya.
"Bukankah kau tidak enak badan Jennie?" Jisoo unnie bertanya di sebelahku.
"Aku sudah baikan unnie, bagaimana Lisa?"
"Yaa jika kau benar-benar sudah baikan, aku tidak masalah" jawabnya dan akupun pergi ke kamarku segera.
Lisa POV
Saat ini aku sedang menunggu Jennie unnie yang bersiap-siap untuk pergi. Mood ku sedang tidak baik, tapi dia benar-benar ingin ikut. Aku takut akan membuatnya sakit hati. Tapi mau bagaimana lagi, aku juga tidak bisa menolaknya.
Kejadian dia yang memeluk Jisoo unnie dengan manja tadi mengagetkanku. Aku merasa cemburu, tapi cemburu ini salah. Harusnya aku berpikir dulu sebelum cemburu, Jennie dan Jisoo unnie mereka memang dekat. Sama saja dengan aku dan Chaeng yang juga dekat. Dengan aku yang sibuk memikirkan semua ini membuat aku tidak sadar kalau Jennie sudah berdiri di depanku.
"Bisakah kita pergi sekarang? Kenapa kau melamun?" Suaranya.
"Tidak, mari kita pergi" aku dan Jennie berjalan keluar untuk menuju mobil. Kami di antar oleh manager oppa karena keseharian kami memang selalu di antar olehnya.
Di dalam mobil aku hanya diam saja, Jennie sibuk memainkan ponselnya.
"Kenapa rasanya suasana disini tidak menyenangkan" ucap manager oppa.
"Benarkah? Ku rasa tidak ada yang salah oppa" jawab Jennie.
"Karena kau memainkan ponselmu, lihat gadis di sebelahmu, sepertinya dia tidak baik" manager oppa melihat spion untuk menatapku.
"Aku baik oppa, hanya sedikit tidak mood" jawabku.
"Kau ada masalah Lisa?" Tanyanya.
"Tidak oppa, ku rasa wajar perempuan moodnya berubah-ubah, benar bukan?"
"Yaa mungkin saja" dan percakapan tidak berlanjut.
***
"Lisa apakah kita harus membeli ini?" Tanya Jennie unnie sambil mengangkat buah stroberi.
"Jika kau mau, ambil saja unnie" jawabku dengan senyuman.
Aku mendorong troli dan menyusuri supermarket ini, kami membeli apapun yang ingin kami beli. Tidak ada list, hanya apa saja yang terlihat dan yang kami inginkan. Tangan Jennie unnie seperti menggandeng tanganku. Aku tidak tau alasannya tapi sekarang mood ku sudah lebih baik, kami bercanda dan tertawa bersama disini.
"Lisa aku mau es krim" ucapnya.
Kamipun membeli dua es krim untuknya dan untukku. Dia terlihat sangat bahagia, aku hanya bisa mengukir senyuman melihatnya bahagia seperti itu.
"Kau terlalu cantik unnie" tiba-tiba saja kalimat itu keluar dari mulutku.
"Kau akan beruntung jika berkencan denganku" jawabnya dengan senyuman yang membuatku berdebar.
"Hmm well, yaa. Aku akui" akupun berjalan mendorong troli ke kasir karena aku tidak ingin melanjutkan obrolan ini.
Kasir wanita itu menghitung semua belanjaan kami.
"Aku akan membayar milikku Lisa" ucap Jennie disebelahku.
"Tidak usah unnie, aku saja"
"Tapi Lisa.."
"Tak masalah, aku saja" jawabku dengan memberikan kartuku pada kasirnya.
Kami pulang ke dorm kembali dan Jennie kembali sibuk dengan ponselnya, aku sedikit ingin tau apa yang ia lakukan dengan ponselnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Relationship-JENLISA
FanficAku tidak tahu apakah kamu menyadari rasaku, tapi yang terpenting bagiku adalah aku menyadari bahwa rasaku terhadapmu tidak main-main dan rasa ingin melindungi itu, sudah tertanam di diriku-Lisa Aku merasakan ada yang berbeda dari dirimu terhadapku...