🦅 GERDAPATI • 01

35K 1.2K 21
                                    

[ TERIMA KASIH SUDAH MEMASUKKAN CERITA INI KE PERPUSTAKAAN KALIAN. SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN CERITA INI, DAN BISA TERJUN KE DIMENSI CERITA INI. HAPPY READING, ENJOI!]

🦅

Lintang berdiri paling depan diantara teman teman nya. Dengan tangan yang ia masukkan ke dalam jaket nya, dan tatapan tajam nya tak lepas dari objek depan. Saat ini, anak GERDAPATI sedang berhadapan dengan anak ANTRAX. Rival nya sedari dulu hingga saat ini. Sebenernya, hanya anak ANTRAX yang menganggap rival, karena merasa tersaingi. Terlebih sekarang ketua nya Lintang.

"Ada masalah apa lo sama kita, sampai ngirim pesan tertulis lewat anak kecil yang lo paksa itu. Lo gak berani kirim langsung? Emang patut lo di panggil banci jalanan." ujar Gerald.

Memang, sore itu ada anak kecil datang ke tempat yang biasa anak GERDAPATI kumpul. Anak itu tampak ketakutan, sampai akhirnya anak itu menceritakan bahwa ia di paksa datang dan mengasih selembar kertas.

Andre- anak ANTRAX yang mendengar itu tak terima. Ia menarik kerah baju Gerald. "Maksud lo apa bangsat?!"

"Gue salah? Kan emang lo banci. Ya, emang sih banci gak bakal ngaku banci. Kalau pun mereka ngaku, udah gue pastiin jalanan isi nya banci modelan lo semua." Gerald tersenyum miring.

"Andre udah! Balik ke tempat lo!" Tristan- ketua ANTRAX menghentikan itu. Ia tak ingin disangka banci oleh rival nya.

Tristan berdehem. "Tanpa gue kasih tau, mungkin lo udah tau maksud gue kirim surat tertulis itu. Niat gue awal nya cuma mau ngomong beberapa hal sama lo. Tapi karena temen lo udah buat gue emosi, jadi gue ralat tujuan awal gue." Tristan menunjuk Gerald.

"Jadi apa mau lo?" setelah lama berdiam, akhirnya Lintang buka suara. Ia malas basa basi.

"Seperti yang ada di pikiran lo." Tristan tersenyum miring.

Tanpa aba aba yang diberikan. Anak ANTRAX menyerang terlebih dahulu. Membuat sebagian anak GERDAPATI yang tidak siap jadi di hajar. Lintang yang emosi nya sudah diunjung tanduk pun menyerang Tristan abis abisan. Tidak perduli jika Tristan sudah kesakitan karena ia tak memberi Tristan akses untuk melawan.

"Bangun lo bangsat!" Lintang menarik kemeja yang Tristan kenakan. Tristan berdiri sambil memegang pelipis nya yang berdarah.

"Maksud lo apa, hah?! Lo mau cari gara gara lagi sama gue?!"

"Bahkan sampai kapanpun gue ingin selalu cari gara gara sama lo, Lintang!Asal lo tau, masalah kita yang dulu, belum selesai juga."

"Masalah apa maksud lo? Jangan bertele tele, lo tau gue benci orang itu." desis Lintang tajam.

"Masalah lo dan Bel-" belum selesai Tristan berbicara. Lintang yang sudah tau arah bicara Tristan pun memukul nya lagi. Kali ini emosinya sudah membara, dan itu ulah Tristan. Maka dari itu ia harus jadi pelampiasan emosinya.

"Gue udah bilang lo berkali kali, itu bukan ulah gue, sialan! Kalo lo punya otak, seharus nya lo bisa mikir dam cari tau siapa dibalik kejadian itu semua."

"Dan kalau pun itu bukan ulah lo, gue tetap nyalahin lo! Kalau lo gak pergi bareng dia, ini semua gak ada terjadi!"

"Gue bersumpah, bakal buat lo sengsara." ujar Tristan lemas. Ia sudah tak berdaya lagi.

"Ternyata lo lebih bodoh yang gue pikirkan ya," Lintang tersenyum ejek. "Lo nyuruh anak buah lo buat nyerang anak GERDAPATI. Dan lo hasut mereka seakan akan gue yang salah. Cih, dasar pecundang."

Aksi hajar hajaran antara anak ANTRAX dan GERDAPATI masih berlanjut. Tidak ada satupun dari mereka yang menyerah. Bahkan mereka yang sudah babak belur pun masih ingin merasa hebat di depan lawan nya.

Mengeluarkan seluruh tenaga nya, itu yang mereka lakukan. Tak peduli sudah berapa banyak luka yang mereka ciptakan sendiri.

"HEH BANGUN LO! LAWAN GUE SINI." ujar Babon. Namanya asli nya Idan. Namun dipanggil babon karena... ya you know lah.

Babon duduk diatas perut lawan nya. "Ayo bangun coba, lawan gue, hajar gue."

"BANGUN LO DARI BADAN GUE! LO GAK NYADAR HAH PERUT LO SEGEDE APA?!" ujar Paul menahan berat badan Idan.

"Ane tau, makanya ane manfaatin buat dudukin lo. Makanya punya otak tuh dipake buat mikir, jangan jadi pajangan aje." balas Idan.

Idan menepuk jidat nya. "Oiya, lo kan gak punya otak ya, makanya gak bisa mikir. Maap masbro gue lupa itu." lanjut Idan.

"ANJIR LO SIALAN, BANGUN LO!"

"Kagak mau, enak disini sambil liatin temen temen gue berantem lawan temen lo. Noh lo liat sendiri, temen lo tumbang semua," diakhiri ketawa Idan.

"WOY SEMUA! CABUT! ADA YANG DATENG." teriak salah satu anak ANTRAX. Spontan Idan berdiri dan anak ANTRAX lain nya melarikan diri dengan motor nya.

"HEH KALIAN! NGAPAIN BERANTEM DISINI?!" teriak salah satu warga yang tiba tiba datang. Bersama seorang gadis cantik di belakangnya.

Anak GERDAPATI yang menyadari itu pun ketauan oleh warga. Tatapan Lintang jatuh pada seorang gadis yang memakai seragam sekolah yang sama dengan nya.

"Pulang kalian semua! Bubar bubar." ujar warga. Beberapa warga telah kembali, menyisakan seorang gadis yang sedang menunduk karena terus di tatap tajam.

"Maksud lo apa?" tanya Lintang dingin.

Akhirnya ia mendongak. "Lo yang apa! Lo gak punya otak apa ya?! Kalo mau ribut tuh jangan pake seragam sekolah, bikin malu sekolah aja."

Gadis itu menatap logo sekolah yang sangat ia kenal. Tunggu tunggu, itu bukan nya...

Lah? Dia satu sekolahan sama gue? Mampus! batin gadis itu.

"Lo tau apa yang lo lakuin
sekarang, hm?" desis Lintang.

Gadis itu menggeleng kaku. Sial, kenapa ia jadi takut seperti ini. Gadis itu memejamkan matanya ketika sepasang mata itu tak kunjung lepas menatap nya.

Lintang membaca name tag yang tertera di seragam gadis itu. "Kalea Orlin Raviera, lo berurusan sama gue." ujar nya lalu berlalu meninggalkan cewek itu sendirian.

"Cabut!"

Sedangkan Lea, ia mengedikkan bahu nya acuh. Sebenernya ada rasa takut ketika cowo tadi berbicara demikian, ia jadi tidak tenang sendiri. Lea menghela nafas nya.

"Lea bego, Lea pea. Kenapa sih lo lakuin itu tadi, cari masalah aja."

🦅

To be continue..

Lea udah bangunin macan bobo gais. Gimana ya nasib Lea?
Ada yang penasaran?

Spam next disini ya kalo kalian minat, hehe.

Jangan lupa follow author nya ya! Dan jangan lupa vote juga. Satu vote dari kalian sangat bermakna buat aku.

Terimakasih.

GERDAPATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang