🦅 GERDAPATI • 03

12.4K 770 9
                                    

[ TERIMA KASIH SUDAH MEMASUKKAN CERITA INI KE PERPUSTAKAAN KALIAN. SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN CERITA INI, DAN BISA TERJUN KE DIMENSI CERITA INI. HAPPY READING, ENJOI!]

 HAPPY READING, ENJOI!]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦅

Lea sudah sampai di rooftop. Nafas nya terengah engah karena berlarian. Wajar, ia tidak tau letak tangga yang menghubungkan arah pintu rooftop. Jadi nya ia harus bertanya tanya dulu ke oranh lain.

Lea mengusap keringat nya. Panas terik matahari mulai menyapa kulit putih Lea. Ia berjalan ke arah bangku yang terdapat di dekat pembatas. Disana, sudah ada cowok yang Lea yakini adalah kakak kelas nya, Lintang.

"Sorry kak baru dateng." Tanpa izin, Lea langsung duduk di samping Lintang. Dan menikmati semilir angin yang menerpa rambut nya.

Lintang melihat jam yang melingkar di tangan nya. "Telat tiga menit empat puluh dua detik."

"Bodo amat, yang penting gue datang. Dari pada gue gak dateng sama sekali."

Lea menormalkan deru nafas nya. Serasa sudah balik normal, ia menatap sekitar, lalu berdecak kagum. Di rooftop sini, ia bisa melihat jalanan dari bangku yang ia duduki karena dekat pembatas. Ia juga bisa melihat pohon. Pemandangan yang bagus. Pantas saja Lintang betah nunggu disini.

"Gila bangus banget pemandangan nya!" pekik Lea kagum.

"Norak."

"Sirik aja. Udah lo lanjutin dengerin lagu aja kak, jangan ganggu gue. Gue mau ngeliat liat dulu." Memang, pas Lea datang tadi, Lintang sedang mendengarkan lagu lewat airpods nya.

Lea yang sibuk dengan urusan nya. Dan Lintang yang sibuk memperhatikan betapa kagum nya Lea bisa melihat jalanan.

"Kak, fotoin gue dong! Ponsel gue batre abis."

"Males."

"Ish, kak fotoin sekali aja. Ini lagi bagus pemandangan nya, cahaya nya juga lagi mendukung."

Emang ya, cewek kalo tempat nya udah bagus, cahaya mendukung pasti langsung minta foto.

"Gak."

Lea menghentakkan kaki nya kesal. Lalu berjalan kearah bangku tempat Lintang berada. Ia berdiri di depan Lintang dengan wajah yang memelas.

"Kenapa?" Lintang mengeryit.

"Fotoin, sekali doang kok. Janji deh, suer." Lea mengeluarkan jari telunjuknya, bertanda satu.

GERDAPATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang