17. Ancaman

4.2K 192 9
                                    

"Gimana kemarin? Official hmm?" goda Anya sambil menaik turunkan alisnya.

Adeeva langsung memasang wajah masamnya, "Kok belum nembak juga ya nya? Terus gunanya dia bikin moment kaya kemarin apa?"

"Lah gimana sih?"

Adeeva berdecak, "Ck! Gue juga nggak paham. Makin nggak jelas dia kaya gimana aslinya"

"Moment apa maksud lo?" tanya Anya.

Adeeva menunjukan kalung bunga matahari yang dipakainya sekarang, "Dia kasih mawar sama kalung ini ke gue"

"Dia bilang sayang sama gue," Adeeva menyodorkan tangannya, "Di gandeng mulu"

"Jadi curiga gue" gumam Anya.

"Sama. Gue jadi mikir dia sama kaya Andra" ucap Adeeva.

Anya tersenyum, ia menepuk lengan Adeeva dengan punggung tangannya.

"Gila sih kalau lo sampai dapet fuckboy" kekeh Anya.

Adeeva mendengus, "Jangan kasih tau yang lain. Apalagi Kevin, malu gue kemarin udah kepedean"

"Nggak janji. Kayaknya dia bakalan tanya langsung ke lo" balas Anya.

"Ihh nya--"

"Woi dev! Pajak jadian buruan! Belum sarapan gue" seru Kevin yang baru saja memasuki kelas.

Anya sontak tertawa, "Nasib"

***

Adeeva yang tengah fokus menatap ke arah papan tulis pun mengalihkan perhatiannya setelah merasa ada getaran di kolong mejanya.

Adeeva menunduk dan mengambil handphone nya. Diam-diam ia membuka notifikasi yang muncul di screenlock nya.

Bang Sam

Jauhin Andra

Maksudnya apa?

Adeeva mengerutkan keningnya dan terdiam sejenak, ia menoleh ke belakang menatap Andra yang duduk di belakang Bella.

Andra justru tersenyum ketika sadar Adeeva tengah menatapnya.

Andra kenapa?

Menurut kamu enaknya diapain?
Perlu masuk rumah sakit atau enggak?

Abang mau ngapain?
Jangan macem-macem!

Chose one

Abang!

This will be more than you'd expect

"Adeeva! Perhatikan depan!" bentak guru yang mengajar di depan setelah sadar Adeeva terus menunduk.

Adeeva sontak meletakan kembali handphone nya di kolong meja.

"Maaf pak" ucap Adeeva yang kembali memegang pulpennya.

Adeeva kembali kepada aktifitas awalnya, meskipun berkali-kali menghela nafasnya gelisah. Ia tidak bisa tenang sekarang setelah membaca pesan yang dikirimkan Samuel.

Namun tak lama setelah itu bell pulang sekolah berbunyi, pelajaran terakhir hari ini telah usai. Adeeva buru-buru membereskan bukunya. Dan setelah gurunya keluar dari kelas, Adeeva langsung menghampiri Andra yang masih duduk dibangkunya.

"Ndra, lo habis ini mau kemana?" tanya Adeeva.

"Gue ada ekskul futsal, kenapa? Minta anterin pulang?" canda Andra.

"Kalau gue minta lo nggak usah masuk gimana? Hari ini aja" pinta Adeeva.

"Kenapa emangnya?" tanya Andra dengan kerutan di dahinya.

Adeeva menggeleng, "Nggak apa-apa. Gue mau lo dirumah, bisa kan?"

"Pasti ada apa-apa, kenapa? jujur aja. Nggak mungkin nggak ada alasannya"

"Gue kasih imbalan kalau lo bolos ekskul" tawar Adeeva.

Andra menarik satu sudut bibirnya ke atas, "Gue mau sebenernya, tapi sayangnya nanti ada sparing sama SMA lain"

"Sakali ini aja deh, ya?" bujuk Adeeva

Andra menggeleng sambil mengangkat aslinya, "Mendingan lo nanti nonton gue tanding"

Adeeva berdecak, ia tidak bisa menghentikan Andra dan mustahil baginya untuk mencegah Samuel.

Adeeva kembali ke bangkunya untuk mengambil tas ranselnya, lalu berlari keluar kelas hendak menuju parkiran.

"Heh dev! Mau kemana lo?" teriak Anya.

***

Dengan nafas yang masih terengah, Adeeva menyapu seluruh area parkiran yang ramai dengan matanya. Mencoba mencari mobil Samuel. Tapi hasilnya nihil, mobil itu sudah menghilang dari sana.

Adeeva menghela nafasnya berat, semoga Samuel tidak nekat kali ini.

Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari area parkiran dan menuju gerbang sekolah. Niatnya segera pulang untuk memastikan keberadaan Samuel.

Setelah sudah berada di gerbang depan, Adeeva malah mendapati mobil rumah yang biasa di bawa Pak Anto. Adeeva segera berlari mendekat.

"Pak Anto kok ada disini?" tanya Adeeva setelah masuk ke dalam mobil.

"Mas Samuel yang minta saya jemput non Adeeva" jawab Pak Anto.

"Dia nyuruhnya kapan?"

"Tadi pagi sebelum berangkat sekolah"

"Bapak nggak tanya dia mau kemana?" tanya Adeeva.

"Katanya ada kegiatan di sekolah non, makanya pulang sore"

"Enggak ada kegiatan pak! Dia nggak ada ekskul hari ini!"

"Aduh saya kurang tau juga"

Adeeva berdecak sembari membuang mukanya ke arah kaca mobil. Sepertinya memang sudah rencanakan, tidak mungkin Samuel tiba-tiba menghilang setelah mengirimkan pesan.

"Yaudah buruan ke rumah ya pak" pinta Adeeva.

***

"Abang!" teriak Adeeva setelah membuka pintu depan rumahnya.

"Bang Sam!"

"Oma, abang dimana?"

Adeeva segera berlari menuju dapur untuk mencari Omanya.

"Kenapa dev kok teriak-teriak?" tanya Oma.

"Abang udah pulang belum, Oma?"

"Bukannya dia bareng kamu tadi?"

*

*

*

*

*
Thank you🖤

More Than BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang