18. Samuel Lost Control

5.1K 177 23
                                    

Adeeva merogoh saku celananya dan mengeluarkan handphone nya dari sana. Ia mulai menuruni anak tangga sambil mencari kontak Samuel.

Ia mencoba menghubunginya lagi tetapi masih sama saja, handphone nya sedang tidak aktif. Pasti di sengaja, jarang-jarang telefon Adeeva tidak terangkat seperti ini.

"Dev, mau kemana?" tanya Oma yang melihat Adeeva berjalan melewati ruang tamu.

Adeeva menoleh, lalu berjalan mendekat untuk pamitan.

"Nyari abang bentar Oma. Nanti kalau dia pulang kabarin Adeeva ya. Terus jangan dibolehin keluar lagi" ucap Adeeva sembari mencium punggung tangan Omanya.

"Ada apa emangnya? Abang mu kemana?"

"Nggak ada apa-apa, Adeeva cuma ada perlu aja" alibi Adeeva.

Ia tidak akan memberi tahu Omanya sekarang. Tapi mungkin nanti jika Samuel berani macam-macam dengan sahabatnya, Adeeva akan langsung mengadu.

"Pak Anto masih di luar kan Oma?" tanya Adeeva.

"Baru aja pergi, katanya mau service mobil"

Adeeva langsung berlari keluar dari rumah, dan benar mobil itu tidak ada di tempatnya. Padahal hanya ditinggal sebentar untuk ganti baju. Sepertinya Dewa Fortuna tidak sedang berpihak kepadanya.

Mau tidak mau, ia terpaksa menggunakan jasa ojek online. Padahal susah sekali mendapat driver disekitar sini.

"Kampret emang" gerutu Adeeva yang menunggu driver ojol yang bersedia mengantarnya.

***

Mobil hitam yang tadi sempat dicari Adeeva kembali memasuki area parkiran sekolah.

Samuel turun dari mobilnya masih dengan seragam lengkap. Ia mulai berjalan menuju lapangan mencari seseorang yang sudah diincarnya dari beberapa hari yang lalu.

Ia menyapu seluruh lapangan dengan matanya sembari berjalan, hingga matanya menangkap segerumbulan anak futsal yang sedang berjalan menuju lapangan.

Waktu yang tepat sekali, Samuel langsung berlari mengambil arah sebaliknya. Ia mendekati mereka dari belakang. Pas sekali Andra tengah berjalan di belakang anak-anak futsal kelas dua belas,yang bukan lain adalah teman-teman Samuel.

"Woi lo!" panggil Samuel tak begitu keras, hanya Andra dan teman disampingnya yang dibuat menoleh. Andra sontak mengerutkan keningnya.

"Ada apa bang?" tanya cowok disamping Andra.

Samuel langsung menatap ke arah Andra.

"Ikut gue!" ucapnya sembari mengisyaratkan dengan kepalanya.

Samuel berjalan lebih dahulu tanpa menoleh sedikit pun.

"Lu duluan aja, nanti gue nyusul" ucap Andra sembari menepuk pundak temannya itu.

Setelah di angguki, Andra lantas berjalan mengikuti Samuel dari belakang.

Perasaannya tidak enak, ini pertama kalinya ia bertatapan langsung dengan abang dari sahabatnya itu walaupun sudah sering menghujatnya diam-diam.

Andra dan Samuel sama-sama berjalan di koridor sekolah yang sudah pasti sepi karena hari ini hanya ada jadwal ekstrakulikuler bidang olahraga.

More Than BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang