09. Sheila on 7

6.6K 244 0
                                    

Adeeva mengambil nafasnya dalam-dalam, lalu membuangnya perlahan.

Ia menoleh menatap Anya yang berdiri tepat disampingnya, "Acting yang bener nya"

Anya memutar bola matanya malas, "Halah cepetan!" gerutunya sambil mendorong Adeeva mendekat ke arah pintu kamar abangnya.

"Buruan!" perintah Anya diikuti gerakan dagunya.

Adeeva mulai mengetuk pintunya perlahan, hingga akhirnya pintu dibuka dari dalam kamar.

Tapi, sekarang kenapa malah jantungnya jadi deg degan? Apalagi setelah menatap wajah Samuel, ia malah menelan salivanya. Memang Adeeva jarang berbohong, selain tidak pandai berbohong, ia juga selalu ketahuan.

Tapi semoga kali ini tidak. Ia tidak akan merusak kencan pertamanya!

Samuel tampak tengah bersedekap dada sambil menyender di salah satu sisi pintu. Seperti biasa selalu menatap Adeeva intens.

Sekali lagi Adeeva menarik nafasnya supaya kembali tenang.

"Bang sam, aku nanti malem mau nontonkan sama Anya. Tapi berangkatnya jam enam, soalnya kita nonton dua film, satunya dua jam an, jadi kira-kira pulangnya jam sepuluh, tapi itu kalau nggak macet. Boleh kan?" tanya Adeeva.

Sepersekian detik Samuel hanya menatap keduanya dengan datar dan belum memberi jawaban.

"Serius jam sepuluh?" tanya Samuel dengan suaranya beratnya.

Adeeva mengangguk, "Kalau nggak macet"

Samuel tampak masih menimang-nimang jawabannya. "Kesananya gimana?" tanyanya.

"Naik taxi, pulangnya juga" balas Adeeva.

"Bukan ojek online kan?"

"Bukan kok. Kan biar lebih aman" balas Adeeva.

Samuel menghembuskan nafasnya, lantas berdehem.

"Abang nggak bisa anter, masih ngerjain tugas buat besok"

Adeeva mulai tersenyum samar-samar, "Jadi boleh nih?" tanyanya memastikan.

Samuel mengangguk, "Tapi serius cuma nonton film doang nggak kemana-mana kan?"

Adeeva mengangguk yakin.

"Nanti kalau ada apa-apa langsung kabarin abang" ucapnya.

Adeeva tersenyum sembari mengangguk perlahan. "Oke"

Lantas ia melirik Anya dengan ekspresi bahagianya. Lalu ia membalik badannya dan berjalan kembali ke kamarnya.

Anya yang ditinggal pun malah saling tatap dengan Samuel.

Anya kikuk dan refleks menganggukan kepalanya berniat menyapa Samuel, "Bang sam" sapanya.

Samuel hanya membalasnya dengan anggukan dan kembali masuk ke dalam kamarnya.

***

"Hallo Adeeva? Nanti jadi kan ikut aku ke kampus?"

Adeeva tersenyum dibalik sambungan telefonnya. Hingga membuat Anya geleng-geleng saat menatapnya.

"Jadi kok kak"

"Kalau gitu, aku jemput kamu dimana?"

"Habis ini aku shareloct. Tapi nggak apa-apa kan kalau kak Dhito nunggu di depan komplek?"

"Iya, nggak apa-apa. Santai aja. Kalau gitu aku jemput kamu jam enam ya?"

"Oke, sampai... ketemu nanti kak Dhito"

More Than BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang