02. Protective

15.4K 647 11
                                    

One year later

"Bang Sam!" teriak Adeeva sembari menatap gelisah ke arah Samuel yang kian berjalan menjauh.

Gadis itu berdecak kesal. Ia segera meraih tas ranselnya.

"Sorry ya, gue duluan," pamitnya kepada para sahabatnya.

"Hati-hati, dev! Telepon gue kalau ada apa-apa," ucap Andra, salah satu sahabat Adeeva.

Adeeva mengangguk, "Iya, tenang aja."

"Bye!" ucapnya sebelum berlari menyusul abangnya.

Hingga di parkiran mall, Adeeva melihat Samuel yang langsung masuk kedalam mobil miliknya.

"Abang apaan sih! Kalau mau jemput, ya jemput aja, gak usah ngomel di tempat. Kasihan temen-temen aku jadi takut semua sama abang," ucap Adeeva sambil menutup pintu mobilnya dengan keras.

Samuel langsung menatapnya tajam, "Oh, jadi sekarang kamu yang marahin abang?"

"Ya gak gitu," balas Adeeva.

"Lain kali gak usah pulang sekalian. Lupa kamu kalau punya rumah?"

Oke, kultum akan mulai sebentar lagi. Adeeva memasang wajah datarnya sebagai tameng dari omelan Samuel dan kata-kata pedasnya seperti barusan.

"Ini juga, dibeliin handphone gunanya buat kasih kabar! Bukan cuma sosmed aja yang lancar! Sengaja dimatiinkan biar nggak bisa dihubungin?" tuduh Samuel sembari merampas handphone yang ada di tangan Adeeva

"Loh loh! Gak bisa gitu dong, aku masih butuh--"

"Pakai laptop, masih bisa dibuat nugas kan?" potong Samuel.

"Tau gak Oma khawatir nyariin kamu? Sampai sekarang pasti Oma rela-relain nunggu kamu di teras. Kamu nggak kasihan, hah? Penting banget temen-temen gak jelas kamu itu."

"Ya lagian, siapa suruh gak izinin aku main," balas Adeeva tidak mau kalah.

"Jawab terus kalau dibilangin! Siapa yang ngajarin?!" sentak Samuel.

Adeeva hanya bisa terdiam, walaupun sebenarnya di dalam batinnya ia masih kesal setengah mati. 

"Abang bolehin kamu main, tapi harus pulang dulu terus pamit! Gak main ngilang kaya gini!"

"Emang kalau hari ini aku izin dulu, Bang Sam bakalan ngizinin? Enggakkan? Cuma gara-gara ada anak cowok-"

"Cuma?" potong Samuel.

Samuel menarik tangan Adeeva, memaksanya untuk menatap matanya. "I dare you, sekali aja hal kaya gini terulang, i'll make them never see you again," ucap Samuel dengan rahangnya yang mengeras.

"Ngerti dev?"

Adiknya itu mengangguk tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya.

***

"Oma, kenapa di luar? Dingin tau," ucap Adeeva yang langsung menghampiri Omanya setelah ia turun dari mobil.

More Than BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang