Epsiode 11

694 108 10
                                    

" Fany-ah. "

" Ne, daddy ? "

" Hari ini kita akan berkunjung ke rumah teman daddy, kau mau ikut ya ? "

" Okay, daddy. "

- - - - - -

" Ah, annyeonghaseyo, Kim! "

" Annyeonghaseyo, Hwang. Inikah malaikat kecilmu ? "

" Ne. "

" Annyeonghaseyo, putri kecil. "

" Annyeonghaseyo, uncle. "

" Kajja, kita masuk. "

- - - - - -

" Appa aku mau pergi dulu. "

" Ya, kau mau kemana ? "

" Aku mau main ke lapangan sama Hyoyeon. "

" Ya.... "

- - - - - -

" Apa itu putramu ? "

" Ne. Mianhae, aku belum sempat memperkenalkannya padamu, dia sudah lari. "

" Gwenchana, Kim, biarkan dia pergi bermain. "

" Ne, mungkin sewaktu saat dia bisa bertemu dengan Tiffany. "

- - - - - -

" Daddy!!! "

" F-fany-ah. "

" Daddy! Gajima!!! "

Nafasku terengah-engah ketika mimpi itu datang lagi, sudah berkali-kali aku berusaha agar mimpi itu pergi tapi seperti tak ada hasil. Aku terdiam sejenak dan mulai menyadari sebuah selimut menutupi sebagian tubuhku. Pandanganku langsung melihat ke arah meja kerja dan namja itu sedang bekerja dengan laptopnya.

" Aish, jinjja, bagaimana bisa aku ketiduran ? "

" Sudah bangun, nona Tiffany ? "

" Jeosonghabnida, sajangnim. "

" Gwenchana. ", dia memutar kursinya dan tersenyum lebar, bahkan matanya pun ikut tersenyum.

Omo, that smile . . .

Seperti tak ada pemiliknya, jantungku berdetak sesukanya, bahkan kini berlomba-lomba dan aku mulai merasa tubuhku berkeringat. Ini berlebihan, tidak mungkin hanya dengan melihatnya tersenyum membuat diriku seperti penuh dengan energi yang baru. Perlahan aku beranjak dari sofa dan kembali duduk di kursi untuk memeriksa laptop.

" Wallpaper laptop mu bagus. "

What ?! He's looking my wallpaper ?!

" Kenapa aku tidak punya foto itu ya ? ", aku bisa mendengarnya sedikit tertawa.

Ish! Menyebalkan.

" Kau menyebalkan, sajangnim. "

" Mwo ? "

" Aniyo. "

Aku mendengar suara roda kursi berputar dan aku yakin kini dia sedang menatapku.

" Fany-ah. "

" Ne ? "

" Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu. "

" Mwo ? ", aku memutar kursi ku dan melihat ke arahnya.

" Do you-"

" Oppa! "

Ucapannya terpotong begitu saja karena Yeri masuk ke ruangan dan mendekat ke arah kami.

Wife For OppaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang