*****
Jam menunjukan pukul 7 malam, Vano dan Vina berencana untuk menjemput kedua orangtuanya dibandara Soekarno-Hatta. Orang tua mereka akan sampai dibandara pada pukul 8.
Mereka berangkat dari rumah menaiki mobil dan selama perjalanan ada saja keributan yang dibuat oleh mereka berdua. Sesampainya disana mereka masih punya 20 menit lagi untuk bersanta-santai sebelum mata mereka menjelajah bandara untuk mencari kedua orang tuanya.
"Masih ada waktu 20 menit lagi, cari makan yuk bang laper gue" ucap Vina sembari melihat jam yang menempel dipergelangan tangannya.
Tanpa berkata apa-apa Vano langsung berdiri dan meninggalkan Vina sendiri.
"Ish gak bisa ngomong apa" gerutu Vina.
Selesai makan mereka kembali ketempat duduk semula. Mereka asik sendiri memainkan ponsel masing-masing.
"De, nunggu disebelah sana aja tuh biar kita nyarinya gampang" ucap Vano.
Vina mengangguk dan mengikuti Vano dari belakang.
Pesawat yang ditumpangi oleh Dewi dan Pandhi sudah mendarat sempurna. Mereka turun dari pesawat dan berjalan menuju tempat untuk orang-orang yang menunggu kedatangan mereka.
Mata Vina berbinar ketika melihat kedua orang tuanya yang menggeret koper masing-masing dan pakaian formal serta tas branded yang disampirkan dibahu sebelah kanan milik Dewi.
Vina langsung berlari dan memeluk Dewi. Vano tersenyum senang dan langsung menyalimi tangan papanya.
"Vina kangen banget sama mama" ucap Vina sambil melepaskan pelukannya.
"Oh sama mama doang" ucap Pandhi yang mukanya sengaja dibuat cemberut.
"Hehehe sama papa juga" ucap Vina dan memeluk papanya.
Vano menyalimi tangan mamanya dan memeluk mamanya sambil berbisik bahwa Vina ingin jalan-jalan bersama mereka. Dewi hanya tersenyum.
"Udah kangen-kangenannya sekarang kita pulang ya" ajak Dewi dan mengusap kepala Vano dan Vina secara bergantian.
Mereka semua mengangguk dan Vano mengambil alih koper yang dibawa oleh mamanya.
Sesampainya dirumah mereka masuk kekamar masing-masing dan merebahkan tubuhnya dikasur yang empuk.
*****
Matahari sudah menampakan sinarnya. Saat ini Dewi sudah menyiapkan beberapa menu makanan diatas meja makan. Vano dan Vina belum menampakan wujudnya. Dewi segera naik keatas untuk memanggil Vano dan Vina.
Tok..tok..
Dewi pertama mengetuk pintu kamar Vano.
"Bentar ma!" Teriak Vano dari dalam kamar.
Dewi membalikan badannya dan mengetuk pintu kamar Vina.
"Iya lagi pake dasi" Ucap Vina teriak juga.
Dewi menggelengkan kepalanya. Anaknya ini sangat lelet dihari ini. Dewi masih menunggu mereka berdua untuk keluar dari kamarnya masing-masing.
Cklek
Suara gagang pintu yang diputar saat ini sudah terbuka. Vano dan Vina kebetulan membukanya secara bebarengan. Dewi yang berada ditengah-tengah antara Vano dan Vina langsung saja menarik lengan anaknya itu untuk segera turun kebawah dan sarapan.
"Pa, ma, Vano berangkat ya" ucap Vano sambil menyalimi kedua tangan orang tuanya.
"Vina juga" ucap Vina dan ikut menyalimi tangan kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lanna
Teen Fiction"Gue gak paham sama perasaan sendiri disatu sisi gue punya hati yang harus dijaga, tapi disisi lain..." -Arselan Pranadipa "Siapapun yang dipilih itu pilihan terbaik lo. Entah gue akan sedih atau bahagia kita liat kedepannya" -Davina Putri Pandhita ...