"Bang, lama-lamain ya disana kalo bisa gak usah balik lagi kesini"Vano yang sedang memasukan beberapa baju kedalam koper menghentikan kegiatannya dan melempar salah satu bajunya kearah Vina.
"Awas lo kalo kangen"
"Dih kepedean siapa juga yang bakal kangen" ucap Vina sewot.
Vano kembali melanjutkan kegiatannya.
"Udah selesai bang?" Tanya Dewi di ambang pintu kamar milik Vano.
"Udah ma, tinggal sedikit lagi" sahut Vano.
"Itu mah namanya belum selesai hahaha" ucap Vina sambil tertawa.
"Berisik" ucap Vano.
"Ma, pa" ucap Vano sambil menyalimi tangan kedua orangtuanya.
"Hati-hati bawa mobilnya, makan yang teratur jangan sampe sakit, hati-hati disana, cepet pulang lagi" ucap Dewi.
"Berangkat juga belum ma" sahut Vano sambil terkekeh.
"Jaga diri baik-baik" ucap Pandhi sambil menepuk bahu sebelah kiri milik Vano.
Vano tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Abang berangkat" pamit Vano sambil melambaikan tangannya.
"Yang lama ya bang disana!" Teriak Vina.
"Iya gue tau lo pasti kangen, tenang cuma dua bulan kok" sahut Vano dari dalam mobilnya.
"Udah yuk masuk" ajak Dewi.
***
Baru saja Elan keluar dari halaman rumahnya menggunakan motor kesayangannya, ia melihat Vina sedang menutup gerbang rumahnya.
"Pin, mau bareng gak?" Tanya Elan yang memberhentikan motornya didepan rumah Vina.
Vina yang baru saja menutup gerbang rumahnya membalikkan badannya dan melihat Elan, "lo gak jemput Rana?" Tanya Vina bingung.
"Dia dianter supirnya, jadi gimana mau bareng gak?" Tanya Elan.
"Ya mau lah, lumayan duit gue" ucap Vina sambil terkekeh.
"Naik"
Vina sudah duduk diatas motor Elan tapi Elan masih belum juga melajukan motornya.
"Cepet jalan nanti mana sempat keburu telat" ucap Vina.
"He-em mana sempat" sambung Elan dan diikuti tawa dari keduanya.
"Ahaha udah-udah buruan" ucap Vina masih tertawa.
"Lemes gue jir ketawa mulu hahahaha" sahut Elan.
Vina memukul helm yang digunakan Elan, "udah woi cepet berangkat"
"Gak usah mukul helm bisa?" Tanya Elan sambil menolehkan kepalanya.
"Ngga" jawab Vina sambil menggelengkan kepalanya.
"Bicit" sahut Elan dan melajukan motornya.
Dari belakang, seseorang mengamati kepergian mereka berdua dengan wajah datarnya.
***
"Kantin sepi ya gak ada kelas dua belas" ucap Lia sambil menyeruput jus alpukat kesukaannya.
"Iya, gue kurang semangat gini ya" sahut Tia.
"Halah lo berdua pasti mikirin kak Dino sama abang gue kan?" Tanya Vina tepat sasaran.
Mereka berdua hanya menyengir dan melanjutkan makannya.
"Btw gue udah lama gak liat kak Andra" ucap Vina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lanna
Teen Fiction"Gue gak paham sama perasaan sendiri disatu sisi gue punya hati yang harus dijaga, tapi disisi lain..." -Arselan Pranadipa "Siapapun yang dipilih itu pilihan terbaik lo. Entah gue akan sedih atau bahagia kita liat kedepannya" -Davina Putri Pandhita ...