"Kok gak bilang kalo mau kerumah?" Tanya Vina sambil mendongakan kepalanya karna tinggi badan Vina tidak setinggi badan Andra."Lo bilang kalo kangen kerumah aja, salah?" Tanya Andra sambil menatap Vina.
Vina yang ditatap oleh Andra menundukan kepalanya dan menggeleng pelan sambil tersenyum senang.
Gue terbang tolong, batin Vina teriak.
"Kenapa lo senyum-senyum?" Tanya Andra.
Vina mendongakan kepalanya, "ng-ngga gak papa"
"Lo ngga papa kan jalan ke taman?" Tanya Andra lagi.
"Ngga papa kak, deket juga tamannya dari rumah kita" sahut Vina.
"Oh rumah kita" ucap Andra sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
"Eh bu-bukan gitu maksudnya rumah kak Andra sama rumah gue" ucap Vina salting.
Andra terkekeh pelan melihat tingkah Vina, "gemes gue liat lo bawaannya pengen nerkam"
"Astagfirullah" ucap Vina sambil menjauh dari Andra.
Andra menengok kearah Vina dan menarik lengan Vina agar berjalan disebelahnya, "becanda"
"Kak Andra sekarang banyak ketawa ya, banyak ngomong juga" ucap Vina tersenyum senang karna saat pertama bertemu hanya wajah datar saja yang Vina temui.
"Tergantung orangnya siapa"
"Maksudnya?" Vina tidak mengerti apa yang diucapkan Andra.
"Cuma orang-orang tertentu yang bisa nikmatin senyum dan ketawa dari gue"
"H-hah?" Vina memberhentikan langkahnya karna masih belum mengerti.
Andra menghembuskan nafasnya pelan dan menarik tangan Vina lalu menggenggamnya.
Vina yang ingin melepaskan tangannya tidak bisa karna Andra menahan tangan Vina agar tidak lepas dari genggamannya.
"Kak, gue malu" ucap Vina pelan.
Andra melepaskan genggaman tangannya dan menatap Vina, "lo malu jalan sama gue?"
"Bu-bukan gitu"
Andra melanjutkan jalannya sendiri dan meninggalkan Vina yang ada dibelakangnya.
"Gue paham apa yang kak Andra bilang, orang-orang tertentu kan? Spesial? Berarti gue spesial!?" Vina tersenyum senang dan berlari mengejar Andra.
"Kak Andra tunggu!" Teriak Vina.
Andra tetap melanjutkan jalannya, "padahal gue jalan tapi dia harus lari, selebar apa sih langkah gue?"
Andra merasakan tangannya digenggam oleh seseorang, Andra menengokan kepalanya dan tersenyum begitupun orang yang disebelahnya.
"Capek tau ngejar" ucap Vina.
"Gimana kalo gue yang ngejar lo?" Tanya Andra.
***
Vina melemparkan tubuhnya keatas kasur miliknya dengan senyuman yang tidak luntur.
Vina memegang dadanya yang berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
"Kenapa deg-degannya sampe sekarang"
"Seneng banget, intinya malem ini gue bahagia"
Tok..tok...
"Buka aja" ucap Vina.
Cklek
"Eh papa, ada apa pa?" Tanya Vina bangkit dari tidurannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lanna
Roman pour Adolescents"Gue gak paham sama perasaan sendiri disatu sisi gue punya hati yang harus dijaga, tapi disisi lain..." -Arselan Pranadipa "Siapapun yang dipilih itu pilihan terbaik lo. Entah gue akan sedih atau bahagia kita liat kedepannya" -Davina Putri Pandhita ...