"Kok baru pulang?" Tanya Vano datar.
Vina yang baru membuka mulutnya langsung mengatupkan mulutnya kembali karna Andra sudah menjawab duluan.
"Sorry Van, tadi gue yang bilang ke Vina biar agak lamaan" sahut Andra.
"Hahaha santai Dra, gue juga baru pulang kok" ucap Vano sambil terkekeh.
Andra menganggukan kepalanya, "gue pulang Van, bye Vin"
Vina melambaikan tangannya, "bye kak"
Setelah Andra tidak terlihat lagi Vano dan Vina masuk kedalam rumahnya.
"Bang, lo abis dari mana?" Tanya Vina.
"Dari luar" sahut Vano.
"Ish, maksud gue tuh lo pergi kemana? Sama siapa?"
"Pergi makan ke bang Ojip sama Lia"
"Kok lo gak bawa pulang nasi gorengnya sih!? Gue kan mau"
"Mohon maaf anda siapa?" Tanya Vano sambil mengerutkan alisnya.
Vina menghela nafasnya lalu pergi menaiki anak tangga dan masuk kekamarnya.
Vano terkekeh lalu pergi kedapur untuk mengambil air putih.
***
"Bang, gue jogging ya!" teriak Vina didepan pintu kamar Vano.
"Iya, jangan balik lagi kalo bisa" sahut Vano.
Vina menatap sinis pintu kamar Vano lalu turun kebawah dan sedikit melakukan pemanasan, seperti biasa Vina selalu saja bertemu dengan Andra.
Vina segera memulai lari paginya dan berjalan melewati Andra.
"pagi kak Aan!" Teriak Vina dan berlari sekencang-kencangnya sambil tertawa bahagia.
Andra yang melihat Vina berlari kencang berniat untuk mengejarnya, tapi dokter menyarankan Andra tidak boleh berlari secepat yang Vina lakukan sekarang.
Andra tersenyum getir dan berlari pelan menyusul Vina.
"Kak, kok lambat sih? Biasanya selalu terdepan" ucap Vina sambil terkekeh.
Andra menolehkan kepalanya kesamping dan tersenyum sambil berlari kecil.
"Kak, kita balapan yuk" ajak Vina.
Andra mengangkat satu alisnya, "balapan apa?"
"Yang duluan sampe ke taman dia yang menang dan yang kalah harus traktir makan bubur" sahut Vina sambil tersenyum.
Andra berfikir sebentar lalu menganggukan kepalanya, "oke mulai"
"Satu, dua, tiga"
Vina berlari sekencang yang ia bisa begitupun Andra, ia tidak peduli penyakitnya akan kambuh, demi mengalahkan Vina ia berlari meninggalkan Vina yang ada dibelakangnya.
Vina yang tertinggal jauh dari Andra berhenti sejenak, "gak ada kasian-kasiannya ya sama pacar sendiri, mana ketinggalan jauh banget lagi. Dah lah gue yakin gue kalah, untung bawa duit lebih"
Andra duduk di kursi yang disediakan di taman, ia memegang dadanya yang sedikit sesak lalu mengeluarkan satu butir obat dan menelannya, "sampe kapan gue harus kaya gini?"
Vina yang baru sampai segera duduk dipinggir Andra dan nafasnya masih memburu, "kak, sumpah ya capek banget"
Andra terkekeh pelan dan mengambil sebotol air mineral yang baru lalu membukanya dan menyodorkannya ke Vina, "nih, minum dulu"
Vina menerima air tersebut dan meneguknya hingga tersisa setengah, "makasih"
Andra bangun dari duduknya dan mengajak Vina untuk berlari lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lanna
Teen Fiction"Gue gak paham sama perasaan sendiri disatu sisi gue punya hati yang harus dijaga, tapi disisi lain..." -Arselan Pranadipa "Siapapun yang dipilih itu pilihan terbaik lo. Entah gue akan sedih atau bahagia kita liat kedepannya" -Davina Putri Pandhita ...