Sudah 3 tahun lamanya Andra pergi meninggalkan semuanya, Vina pun sudah kembali ceria seperti biasa.
"Ini buburnya mas" ucap penjual bubur langganan mereka saat di taman.
"Makasih" ucap Vina sopan.
"Lan, bagi kerupuknya kenapa" ucap Vina jengkel, karena sedari tadi Elan mengambil kerupuk yang ada di mangkok milik Vina.
"Minta sama abangnya" sahut Elan.
Elan kembali mengambil kerupuk milik Vina, tapi kali ini ia juga mengambil sesendok bubur milik Vina.
"Huaaaa Elan!" Teriak Vina tidak terima sambil menahan sendok yang dipegang oleh Elan.
Elan terkekeh pelan dan membalikan sendoknya yang diarahkan ke mulut Vina, "buka mulutnya"
Vina membuka mulutnya dan melahap bubur tersebut.
"Enak gak?" Tanya Elan.
"Ngga" sahut Vina masih sambil mengunyah.
"Gak enak tapi buburnya tinggal setengah mangkok, apa itu yang dinamakan gak enak?" Tanya Elan.
Vina menyengir, "enak, tapi lebih enak lagi kalo-"
Vina menyendok bubur milik Elan dan memasukannya ke mulut dirinya.
"Lo kelaperan apa gimana? Emang tante Dewi gak ngasih lo makan?" Tanya Elan.
"Heh! Kan buburnya enak, jadi gak papa dong" ucap Vina.
"Nih ambil-ambil" ucap Elan sambil menyodorkan mangkuk buburnya.
"Gak gak gak! Makan gak? Kalo lo sakit gue gak tanggung jawab ya" ucap Vina.
"Iya sayang iya ini dimakan nih" sahut Elan sambil melahap buburnya.
"Anak pinter" ucap Vina sambil mengusap pelan rambut Elan.
Selesai makan, mereka berdua pulang menaiki sepeda masing-masing.
"Udah kenyang?" Tanya Elan sambil menggoes sepedanya.
"Belum, soalnya kerupuk gue tadi di ambil sama orang lain. Emang gak ada ahlak tuh orang, main ambil-ambil aja. Mana gak bilang" sahut Vina sewot.
"Yang bayar makan lo juga gue, berarti gue berhak dong" ucap Elan tak mau kalah.
"Lo perhitungan banget ya sama pacar sendiri, awas lo kalo nanti minta bayarin lagi" sengit Vina.
"Waktu itu kan gue lupa bawa uang" ucap Elan sambil menyengir.
Vina mendelikkan matanya, "abis ini mau kemana lagi?"
"Ke rumah gue aja" ucap Elan.
"Ha? Ngapain?" Tanya Vina.
"Nyantai aja kita di balkon, kan enak udaranya seger" sahut Elan.
"Ya udah, jangan lupa makanannya disiapin. Masih laper gue" ucap Vina.
"Kok lo sekarang makan mulu, gendut tau rasa lo" sahut Elan.
"Suka-suka gue dong, mau makan terus, mau tidur terus, mau terus-terus" ucap Vina.
"Gak papa kok lo gendut juga, biar gak ada yang suka sama lo kecuali gue" ucap Elan.
"Bicit" sahut Vina.
"Beneran, gue gak bakal ninggalin lo sampe kapan pun, gimana pun keadaan lo gue bakal ada disamping lo" ucap Elan.
"Dramatis lo, udah ah bye" Vina melambaikan tangannya dan kembali menggoes sepedanya.
"Assalamualaikum sa- eh" Vina mengelus jidatnya agar menutupi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lanna
Teen Fiction"Gue gak paham sama perasaan sendiri disatu sisi gue punya hati yang harus dijaga, tapi disisi lain..." -Arselan Pranadipa "Siapapun yang dipilih itu pilihan terbaik lo. Entah gue akan sedih atau bahagia kita liat kedepannya" -Davina Putri Pandhita ...