Selama pertandingan Vina terus berdoa agar abangnya itu menang. Vina teriak seperti supporter yang lain dan juga memberikan tepuk tangan sekuat tenaga.
Pertandingan selesai. Wasit tersebut sudah berdiri ditengah-tengah antara Vano dan Anto. Wasit tersebut mengangkat tangan kanan Vano yang ada disebelah kirinya.
“Pertandingan silat dimenangkan oleh SMK Bakti”
Vano tersenyum bangga dan matanya sudah berkaca-kaca.
Teman-teman Vano yang ditribun penonton ikut terharu, ada yang memeluk temannya sendiri, ada yang tersenyum bahagia, ada yang ikut matanya berkaca-kaca juga seperti Vina contohnya.
Selesai pertandingan kini mereka semua sudah ada ditempat makan lesehan dipinggir jalan. Tempat tersebut diisi oleh semua supporter dari SMK Bakti.
Selesai makan pak Sam yang mengatur para murid dari SMK Bakti mentraktir mereka semua. Mereka bersorak senang karna uang mereka masih aman didalam dompet.
“Oke semuanya udah pada selesaikan makannya? Bapak Cuma mau bilang makasih buat kalian para supporter setia SMK Bakti yang udah mau hadir kesini. Terutama buat Vano yang udah berjuang buat sekolah kita, mungkin Vano mau ngucapin sesuatu?” Ucap pak Sam panjang lebar.
Mereka semua bertepuk tangan. Tempat makan lesehan dipinggir jalan tersebut sekarang seperti disulap menjadi tempat yang resmi.
Vano berdiri dari duduknya dan melihat sekeliling tempat makan tersebut.
“Buset anak SMK Bakti semua” Gumam Vano sambil terkekeh.
“Mmmm buat semuanya makasih banyak udah ngeluangin waktunya padahal ini hari libur harusnya kalian rebahan dirumah” ucap Vano sambil terkekeh.
“Saya juga sangat-sangat berterimakasih sama pak Sam yang udah mau percaya sama saya buat ikut lomba ini” ucap Vano sambil tersenyum.
“Dan buat sahabat-sahabat gue, tenang aja nanti kita party” ucap Vano sambil mengangkat jempolnya.
Pak Sam memukul lengan Vano, “party party awas aja kalo bapak ngeliat kalian berkeliaran malem-malem”
“Bukan party gituan kok pak. Bapak tenang aja kita ini kan anak baik-baik paling Cuma minum dikitlah” sahut Vano.
Pak Sam memukul lengan Vano lagi.
“Becanda pak. Party kita mah dirumah sambil main ps trus paling beli minuman sama ciki-cikian disupermarket” ucap Vano menyengir.
“Iya pak, kita mah gak punya uang buat beli minuman-minuman kaya gitu" sahut ikiw.
Semuanya tertawa termasuk pak Sam.
“Ya udah sekarang kalian boleh pulang”
Mereka semua pulang kerumah masing-masing begitupun teman-teman Vano.
Vano sudah menaiki mobilnya dan disampingnya ada Vina yang tak henti-hentinya melontarkan kata bangga dari mulutnya saat mengucapkan kalimatnya.
“Bang” Panggil Vina.
“Hm” Sahut Vano.
“Gue bangga banget punya abang kaya lo” ucap Vina yang kesekian kalinya.
“Udah berapa kali lo ngomong kaya gitu mulu dari tadi, ampe kuping gue males buat ngedengerinnya de” ucap Vano.
“Hehehe gue kan sebagai adik yang imut, lucu, walau tak terlalu tinggi, pipi chubby dan kulit putih, senyum manis kaya my Mommy”
“Puji aja terus diri lo sendiri”
"Itu nyanyian, kudet banget lo bang"
“Gue tadi ikut terhura bang, liat mata lo berkaca-kaca gitu” ucap Vina sambil terkekeh geli mengingat kejadian tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lanna
Teen Fiction"Gue gak paham sama perasaan sendiri disatu sisi gue punya hati yang harus dijaga, tapi disisi lain..." -Arselan Pranadipa "Siapapun yang dipilih itu pilihan terbaik lo. Entah gue akan sedih atau bahagia kita liat kedepannya" -Davina Putri Pandhita ...