Fajar mulai menyingsing seiring alam mulai mengeliat menyambut datangnya mentari. Hari baru perlahan terbit, kesedihan dan kebahagian menjemput setiap orang hingga melampaui cakrawala.
Kini kegiatan sekolah kembali dimulai, Larissa Naomi Farrer sudah duduk manis dikursi teras rumahnya menunggu abang laki-laki nya memakai sepatu converse putih kesukaannya.
"Lo gak bareng naik motor sama gue?" tanya
Sunvirgo Adrian Farrer sambil berdiri karena sudah selesai memakai sepatu."Ngak gue pake skateboard kesekolah, bye" Ucapnya kemudian menaiki skateboard merah kesayangannya.
"Hati-hati, lo pulang bareng Thalassa" teriaknya sebelum Larissa benar-benar menghilang, Larissa hanya mengacungkan jempol.
"Dasar!" decak Sunvirgo kemudian melajukan motornya menuju SMA Karisma.
***
"Gue kembali"
"Tolong jangan sampe satu kelas sama dia!!"
Sedari tadi Larissa berbicara sendiri sebelum memasuki kawasan sekolah, ia menggandeng skateboard nya sambil melangkah pasti kedalam.
Ia memandangi setiap sudut SMA Karisma kemudian melangkah langsung menuju kelasnya Xl IPA 5, didepan pintu ia menarik napas dalam kemudian menghembuskannya panjang.
Pintu dibukanya lebar sangking bahagianya, senyumnya mengembang saat melihat setiap penjuru kelas yang tidak ada orang yang ia waspadai.
Tapi seketika senyumnya pudar, ia mengucek matanya berkali-kali, "Thalassa lo ngapain disini?"
Ia memastikan bahwa cowok yang duduk tepat disamping bangku nya itu tidak nyata.
"Belajar, ini kelas gue"
"ARGGHH!!" Larissa berteriak kesal, ia keluar dari kelas kemudian masuk lagi memastikan kalau yang dilihatnya itu hanya halusinasi.
"ARGGHH!" tapi itu nyata, keinginan yang berharap terkabulkan Larissa tidak berpihak kepadanya.
"AARRGHH, LO BENERAN DISINI?!" teriaknya lagi masih tidak percaya, ia mengabaikan tatapan tidak suka dari teman baru dikelasnnya.
"Iya" balas Thalassa Michael Daw singkat.
Larissa hanya pasrah, ia berjalan lemas kebangkunya. Entah mengapa ia merasa sial; sudah sekelas dengan Thalassa, bangku yang sudah ditentukan wali kelasnya tepat disamping Thalassa pula. Kekesalan Larissa bertambah.
"Lo kok bisa dikelas IPA 5? lo bolos ujian?" introgasi Larissa, ia penasaran mengapa Thalassa berada dikelas yang bisa dibilang tidak unggul ini padahal dari SD dia selalu juara dan berada dikelas unggul.
"Gue kelewatan satu ujian karena sakit" balas Thalassa berbohong.
"Kenapa lo ngak mati?"
"Lo masih butuh gue" jawab Thalassa sambil membaca komik Baruto- The Next Generation.
"Ck, yang ada lo yang butuh gue!" tidak mau kalah Larissa tetap mencari pembelaan.
"Tch, minggu depan ada ujian harian Fisika"
Larissa yang mendengar itu membulatkan matanya, "Lo kalo mau balas dendam jangan bawa-bawa ujian napa!!" kesal Larissa sedangkan Thalassa sibuk membaca komiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THARISSA
Teen Fiction"Selama ini gue menganggap lo adalah sahabat. Kalau lo suka sama gue, lebih baik kita tidak bertemu lagi, maaf!" -Larissa Naomi Farrer "Silahkan, tapi gue yakin lo bakalan jadi jodoh gue karena lo memang sudah ditakdirkan buat gue, Larissa!" -Thal...