'Dirimu adalah fatamorgana sempurna dan tak berdayaku membingkainya. Datanglah seutuhnya bukan serpihan fatamorgana, entah kapan masanya? aku menantikan!'
-Thalassa Michael Daw
Larissa mengambil skateboard nya yang dia letakkan didalam kelas, Thalassa mengekorinya dari belakang dan itu membuat Larissa merasa risih.
"Lo ngikut mulu ah, sana jauh!" kesal Larissa, tapi Thalassa mengabaikan nya dia tetap berjalan dibelakang Larissa.
"Apa lo masih kesal karna gue milih lo?" tanya Thalassa, dia masih berjalan dibelakang Larissa. Langkah Larissa berhenti diikuti dengan Thalassa, dia menghelah napas pelan.
"Ingat Thalassa, kita ini sahabat!" ucap Larissa serius. Thalassa menghelah pelan, "Gue tahu, makanya maaf!" Larissa berdecak sebal,
"Lo itu bodoh ya?"
"Jangan tanya gue, bodoh!"
Thalassa tidak mau kalah, ia malah menyahuti Larissa yang semakin membuat kekesalan Larissa bertambah. Thalassa mengatup kedua bibir nya, ia kelupaan.
"Dari pada lo nyium si Vito, mendingan gue! lagian ngapain sih kalian pakek acara cium-cium segala, kalau gue tadi ngak ada, gimana?!"
Bukannya Larissa yang marah ini malahan jadi Thalassa. Larissa tidak menjawabnya, dia malah sibuk mengangambil barang-barangnya dan berjalan duluan menuju parkiran, Thalassa masih mengomeli Larissa.
"Sikap lo ini yang bikin gue kesal! lagian lo kok bawel banget sih?! lagi pms atau lagi stress mikirin utang sama Mbak Ale?!"
Thalassa tidak berkutik, seperti diserang banyak pertanyaan yang sangat menyindir. Thalassa terkekeh, ia mencegal tangan Larissa.
"Gue lakuin ini demi lo Sa, gue ngak mau lo rusak hanya karna permainan itu! lo tanggung jawab gue!"
"Iya Thalassa iya setan!! lepasin jangan modusin gue trus, dasar gila!" pekiknya yang membuat tawa Thalassa pecah, sudah sering Larissa mengatainya tapi perasaan lucu itu tidak hilang darinya.
"Gue luan, bye!" ucapnya kemudian meninggalkan Thalassa yang masih tertawa disamping motornya.
Larissa memaki Thalassa dalam hati, ini sudah kedua kalinya dia mencium Thalassa. Dulu waktu kelas 4 SD, saat melihat pecahan permen dipipi Thalassa dengan bodohnya Larissa malah memakannya menggunakan mulutnya sehingga terlihat seperti mencium Thalassa.
Larissa menghelah panjang, "Thalassa sinting!!" makinya pelan.
Larissa menikmati pemandangan yang dia lewati, bangunan-bangunan besar, cahaya dari kendaraan ataupun lampu jalanan, suara keramaian, itu semua sangat Larissa sukai.
Dia mendorong skateboard nya sambil bersenandung ria, sanking asiknya ia tidak memlerhatikan jalannya sampai akhirnya dia menabrak seseorang.
"Arghss, sakit!" ringisnya, orang yang Larissa tabrak langsung berdiri dan membantu Larissa, seperti nya orang yang ditabrak tidak terluka hanya tasnya saja yang jatuh sedangkan Larissa terluka dibagian telapak tangan dan lututnya.
Itu seorang cowok, dia membantu Larissa berjalan menuju supermarket yang ada didekat situ, tidak lupa ia juga membawa skateboard Larissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THARISSA
Teen Fiction"Selama ini gue menganggap lo adalah sahabat. Kalau lo suka sama gue, lebih baik kita tidak bertemu lagi, maaf!" -Larissa Naomi Farrer "Silahkan, tapi gue yakin lo bakalan jadi jodoh gue karena lo memang sudah ditakdirkan buat gue, Larissa!" -Thal...