Lelah

1K 53 11
                                    

Budidayakan VOTE sebelum membaca:)
*******
"Muka lo kenapa?"tanya Lisa begitu melihat wajah Bryan,

"Biasa.Urusan cowok."jawab Bryan tanpa menatap Lisa lalu berjalan meninggalkannya,

"Belakangan ini lo ngehindar ya dari gue?"tanya Lisa,

"Nggak tuh.Perasaan lo aja kali."

"Ini bukan perasaan gue tapi lo emang menghindar dari gue.Apa ada yang lo sembunyiin?"tanya Lisa sambil memandang Bryan curiga,

Mendengar itu Bryan tak tau harus mengatakan apa lagi.Jika ia berbohong Lisa pasti mengetahuinya dan itu bisa berbahaya.

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu terdengar di telinga mereka sehingga membuat Bryan dapat nernafas lega.Ia akhirnya terhindar dari introgasi Lisa setidaknya untuk sementara waktu.
Bunyi ketukan pintu itu kembali terdengar.Sehingga Bryan pun melangkahkan kakinya untuk membuka pintu.

Cklek

"Siap-"

Duk

Seseorang langsung memeluk Bryan begitu erat.

"Eh?"kaget Bryan,

"Keke?"gumam Lisa di sebelah Bryan dan detik berikutnya Lisa langsung menatap Bryan.Yahh Bryan mengerti akan tatapan itu.Tatapan yang nampak biasa saja namun mengandung berbagai ancaman di dalamnya.

"Shit."umpat Bryan dalam hatinya,

Keke masih tak mengatakan apa pun dan hanya terisak.

"Nanti baru kita bicara lagi."ujar Lisa sambil tersenyum miring lalu pergi dari sana.

Melihat senyum Lisa barusan sukses membuat perasaan Bryan menjadi tak enak.Namun melihat Keke yang nampak terus terisak di pelukannya,Bryan pun mengabaikan perasaannya itu lalu mengelus puncak kepala Keke.

"Masuk dulu."ucap Bryan lalu merangkul Keke dan membawanya ke dalam.

Setelah merasa sedikit lebih tenang Keke pun mulai bersuara,

"Gue cape Yan.Gue cape kek gini terus."ucap Keke,

"Trauma yang terus menerus gue hadapin,hujatan orang orang,kematian Clara,bahkan sekarang sikap Kenzo yang semakin hari semakin menyayat hati.Udah cukup.Gue nggak sanggup."

"Gue hanya manusia biasa yang punya batas kesabaran.Tuhan nggak adil.Kenapa dia ngasih ujian diluar kemampuan gue?kenapa?Hiks"

Bryan hanya diam dan mendengarkan semua curahan Keke.Setelah beberapa saat Bryan terdiam,ia pun mendekati Keke dan memeluknya.

"Jujur.Gue nggak tau harus ngejawab apa.Tapi lo harus tau.Kalau gue selalu ada untuk lo.Untuk ngelindungin lo dari segala sesuatu yang buruk.Gue akan ngelindungin lo dengan cara apa pun itu."ucap Bryan,

"Lo harus percaya sama gue.Gue juga bakal usaha untuk nemuin jalan keluarnya."lanjut Bryan,

Keke pun mendongakan kepalanya lalu menatap Bryan penuh harap,

"Janji?"ucap Keke sambil mengancungkan jari kelingkingnya,

"Iya gue janji."jawab Bryan sambil tersenyum hangat.

Mendengar itu hati Keke langsung merasa lega.Entah mengapa ia percaya dengan apa yang di katakan Bryan barusan.

"Kalau lo mau,lo bisa nginap di rumah gue untuk sementara waktu.Nyokap gue pasti senang."kata Bryan,

Keke mengangguk dan Bryan pun tersenyum.

"Udahan nangisnya.Bentar lagi nyokap gue pulang.Nanti dikirain gue udah apa ngapain lo."lanjut Bryan sambil mengusap air mata Keke,

"Iya iya."kata Keke,

"Jangan iya doang.Senyumnya juga dong."

"Hmm."gumam Keke lalu tersenyum lebar,

"Kalau gini kan lo manis.Nggak kek gembel."

"Sialan."ucap Keke sambil terkekeh,

"Udah gih sana mandi.Habis mandi lo pakai aja baju gue.Intinya nyaman pas lo pake."pinta Bryan yang langsung di turuti Keke.

Setelah mandi Keke pun keluar dari kamar Bryan dengan mengenakan pakaian Bryan yang nampak kebesaran di badannya.

Keke menghentikan langkahnya begitu melihat Bryan yang tengah berbicara serius dengan ibunya-Annisa-.Keke pun kembali masuk ke kamarnya Bryan karena ia tak mau menguping pembicaraan mereka.Itu sangat tidak sopan menurutnya.

Beberapa menit kemudian terdengar ketukan pintu dan Keke langsung membukanya.Wajah keriput Annisa terlihat jelas di sana.

"Hai sayang."sapa Annisa sambil tersenyum,

"Hai tan."jawab Keke sungkan,

"Nih tante buatin susu untuk kamu.Diminum ya."

"Iya tan.Makasih."

Tangan Annisa terangkat untuk mengelus kepala Keke,

"Ini pasti berat ya?"

"Yang kuat kamunya.Tante tau kamu pasti bisa hadapin ini semua."lanjutnya lagi,

Keke mengangguk lalu memeluk Annisa.

"Tan?"panggil Keke masih dalam pelukan,

"Iya."

"Keke boleh manggil tante,mama nggak?"

Mendengar itu Annisa tertawa kecil lalu melepas pelukannya,

"Itu yang dari tadi mama tungguin."ucap Annisa,

"Makasih ma."jawab Keke,

"Yaudah kalau gitu kamu minum susunya terus istirahat yah.Mama mau ke kamar dulu."ucap Annisa yang di angguki Keke,

Setelah kepergian Annisa,Keke pun meminum susu itu sampai habis.

"Amblas dalam sekali teguk njir.Efek susunya enak atau lo nya yang rakus?"ucap Bryan yang berdiri di depan pintu,

Keke hanya memutar bola matanya malas dan tak berniat menanggapi perkataan Bryan barusan.

"Siniin gelasnya.Biar gue aja yang bawa."ucap Bryan lalu mengambil alih gelas tersebut,

"Sekarang lo tidur.Udah malam."lanjut Bryan lalu menutup pintu dan pergi dari sana.

"Cih bawel."gumam Keke lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur dan tak lama setelah itu ia pun mulai masuk ke alam mimpinya.

Dilain posisi Bryan menghembuskan nafasnya kasar lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur di dalam kamar tamu.Yah untuk sementara ia harus berada di sini dan Keke yang berada di kamarnya.Kan tidak mungkin jika ia membiarkan seorang perempuan tidur di lantai bawah?

Bryan nampak memandang langit langit kamarnya dengan kepala yang penuh dengan berbagai pemikiran.Bryan menutup matanya sebentar sekedar mendinginkan kepalanya.Beberapa menit kemudian Bryan bangkit dari posisinya lalu menyalakan laptopnya.

Butuh waktu 30 menit untuk Bryan pun menyelesaikan kegiatannya itu.Ia pun beralih mengambil handphonenya lalu menelfon seseorang di sana,

"Gue udah ada rencana."

Ucap Bryan begitu sambungan telfonnya sudah terhubung dan tersenyum miring begitu mendengar jawaban dari lawan bicaranya.

KEKE(Complete)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang