Budidayakan VOTE sebelum membaca:)
*******
Kenzo menatap gundukan tanah yang masih berwarna merah dengan hati yang hancur."Sebesar itu kesalahan aku ya sampai kamu sendiri nggak ngizinin aku untuk ngelihat wajah kamu yang terakhir kalinya?"ucap Kenzo serak sambil mengelus nisan yang bertuliskan nama Clara di sana,
Setelah jenazah Clara di temukan Kenzo berniat melihat wajah Clara namun langsung di larang oleh petugas lantaran muka Clara yang penuh luka bakar yang bisa saja membuat orang lain syok.
Dan karena hal itu lah Kenzo merasa dirinya seperti di hukum secara permanen oleh Clara."Ken."Kenzo menatap ke sumber suara.Namun di detik berikutnya tatapannya pun berubah menjadi dingin dan menusuk,
"Ngapain lo masih di sini?"tanya Kenzo dingin,
"Nungguin kamu."jawab orang itu-Keke-
"Nggak perlu."
"Tapi kamu udah 1 jam lebih di sini."
"Bukan urusan lo."
"Itu jadi urusan aku.Karena kamu kak-"Kenzo langsung mengangkat sebelah tangannya mengisyaratkan Keke untuk berhenti berbicara kemudian menatap Keke tajam,
"Jangan ingetin gue soal hubungan itu.Gue muak."ucap Kenzo pedis,
"Dan mulai sekarang ubah cara bicara lo sama gue.Karena gue jijik tiap kali dengar lo ngomong dengan nada itu."lanjutnya lagi,
Mendengar itu tentu saja hati Keke kembali tersayat.Ia pun menatap Kenzo sendu,
"Tuhan.Orang yang di depan aku ini Kenzo?Jika iya.Kenapa ia berubah seperti ini?"ujar Keke dalam hatinya,
Kenzo mengabaikan tatapan Keke dan kembali memandang makam Clara,
"Mending lo pergi dari sini.Semakin lama gue ngelihat lo semakin besar rasa benci gue sama lo."ucap Kenzo,
Keke tak menjawab dan memilih pergi dari sana dengan hati yang perih seperti dicambuk berkali kali.
"Gue udah bilang kan sama lo.Dia itu butuh waktu sendiri."ucap Alex yang sedari tadi memperhatikan mereka,
"Yah lo benar."ucap Keke sambil tersenyum,
"Kalau sama gue nggak usah pura pura baik.Bibir lo boleh melengkung sempurna tapi mata lo nggak."ucap Alex,
"Broken ya broken.Nggak usah pura pura oke."sambungnya,
"Masuk gih."ucap Alex sambil membuka pintu mobil,
Keke hanya menurut dan masuk di sana.Setelah memastikan Keke sudah nyaman di tempatnya,Alex munutup pintu mobil dan berjalan ke arah kemudi lalu mulai menjalankan mobilnya keluar dari area pemakaman.
Selama perjalanan tak ada yang berniat membuka suara.Keke hanya menatap ke luar jendela dengan pemikiran dan hati yang campur aduk.
Saking sibuk dengan pemikirannya Keke bahkan sampai tak menyadari jika mereka tak melewati jalan ke rumahnya.Lalu Alex menghentikan mobilnya di sebuah jalan yang nampak sepi,
"Gue udah bilangkan.Kalau sama gue, jangan pura pura baik."ucap Alex menyadarkan Keke dari lamuannya,
"Nih."kata Alex sambil menepuk pundaknya,
"Lo bisa tumpahin semuanya di sini."lanjutnya lagi,
Ok fix.Keke tak bisa membendungnya lagi.Ia pun menumpahkan tangisnya di hadapan Alex.Tangisan yang penuh dengan tekanan batin dan hati yang sedari tadi di tahannya.Alex membawa Keke dalam pelukannya dan mengelus kepala Keke pelan,
"Keluarin semuanya.Sampai lo rasa benar benar lega."ucap Alex,
Keke semakin terisak dalam pelukan Alex seakan akan menumpahkan segalanya di sana.Bodoh amat sama urat malu.Yang terpenting sekarang ia ingin melepas rasa sesak yang ada di dadanya.Seperti yang di pinta Alex.
********
Mobil Alex memasuki kawasan rumah Keke dan berhenti tepat di depan tepat di depan pagarnya.Alex menatap Keke yang sedang tertidur pulas dengan mata yang membengkak.
"Cepat kembali menjadi Keke yang bawel ya.Karena gue lebih suka lo yang kayak gitu dari pada yang sekarang."ucap Alex sambil mengelus pipi Keke,
Karena tak tega membangunkan Keke Alex pun turun dari mobilnya dan berjalan mendekat ke arah pagar,
"Mang Ijal."panggil Alex,
"Eh den Alex.Mau masuk ya den?"
"Iya mang.Tolong bukain ya."jawab Alex yang di angguki oleh Mang Ijal,
Alex pun kembali ke mobilnya dan menjalankan mobil itu begitu pagar rumah Keke sudah terbuka lebar.
Saat tiba di depan rumah Keke,Alex langsung turun dari mobilnya lagi dan menggendong Keke dengan perlahan karena takut membangunkan Keke.
Alex menekan bel pada pintu dan tak butuh waktu lama pintu itu telah terbuka dan muncul wajah ibunya Keke,
"Loh Keke kenapa Lex?"tanya ibunya Keke-Dina-dengan raut wajah khawatir,
"Dia tidur tante.Kecapean."jawab Alex,
"Yasudah.Tolong bawain dia ke kamarnya ya."pinta Dina yang diangguki Alex.
Begitu sampai di kamarnya Keke,Alex membaringkan Keke dengan perlahan.
"Makasih yah."ucap Dina,
"Nggak papa kok tan.Alex juga mau pamit pulang."ucap Alex lalu menyalami tangan Dina,
"Hati hati."
Setelah kepergian Alex,Dina menatap putrinya itu dan mengelus wajahnya lembut.
Ia paham pasti putrinya ini merasa sangat kehilangan karena kepergian sahabatnya.Dan bukan hanya Keke,tetapi juga Kenzo.Karena hal itu Dina pun ikut merasakan apa yang di rasakan kedua anaknya ini.
Dina mengecup kening Keke sebelum akhirnya keluar dari kamar Keke.Beberapa menit setelah kepergian Dina,seseorang masuk ke dalam kamar Keke dan menyuntikan sesuatu pada tubuh Keke.Suntikan itu nyaris tak terasa oleh Keke dan hanya sepeti gigitan semut.
"Have a nice dream Keke."gumam orang itu begitu melihat cairan dalam suntikan itu benar benar kosong.Dan tersenyum sebelum akhirnya ia pun keluar dari kamar Keke dengan perlahan.
Dan dalam waktu beberapa menit raut wajah Keke mulai berubah dan keringat pun mulai keluar membanjiri wajah cantiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEKE(Complete)✔
Genç KurguKeizya Aliputri Purnama-Keke-Gadis yang memiliki segalanya baik dari segi fisik maupun keuangan.Dan karena hal itu Keke pun tumbuh menjadi gadis manis yang manja dan ego.Namun siapa sangka di saat umurnya menginjak 17 tahun segala macam kejutan mula...