Jam pulang akhirnya telah tiba, setelah berdoa bersama dan mengucapkan salam, sang guru pun keluar dari kelas.
"Enjun, lo pulang sama siapa sekarang?"tanyaku di sela membereskan peralatan alat tulisku di meja.
"Gue? Sendiri sih, emang kenapa?"
"nggak pulang sama bebeb Rizal lo?" aku menoleh padanya dan menggodanya seraya menaik turunkan kedua alisku.
Sedangkan Nita menoleh padaku dan mengerutkan keningnya, "siapa itu Rizal? Kok gue nggak kenal ya?"
Aku mengulum bibirku setelah mendengar jawaban Nita yang membuatku harus menahan tawaku, "oh iya? Setau gue sih dia mantan tersayang lo." Ucapku seraya menekankan kata Mantan.
Nita membalasku dengan menatap ku sinis, dan mendengus keras "sori, nggak kenal gue."Keluarlah tawaku karena sudah tidak bisa menahannya lagi.
Nita mendelik padaku,"udah puas lo?" aku sedang mencoba untuk memberhentikan tawaku, dan memegang perutku yang terasa keram karena ketawa terlalu keras.
"Udah kok,"balasku akhirnya setelah mengendalikan diri.
"Ya udah pulang bareng aja, gue anterin, gue udah bawa motor."ajak ku.
"Nggak usah deh, ntar lo pulang jadi kesorean kalau anterin gue, ntar lo di marahin Mama lagi." tolak Nita.
Memang Nita sering main ke rumahku dan Mama juga udah menganggap Nita sebagai anaknya sendiri makanya Mama nyuruh Nita untuk panggil Mama juga.
"Nggak bakal, ntar gue bilang aja abis anterin lo." aku kekeh untuk nganterin Nita.
"Nggak usah Nop, gue bisa pulang sendiri."
"Tapi jun--"
"Udah ayok keluar dari kelas," Nita menyela ucapanku seraya menarik tanganku.
Sedangkan aku hanya bisa menghela napas karena susah sekali membujuk Nita.
***
Akhirnya aku dan Nita harus berpisah di parkiran sekolah, setelah mengucapkan salam perpisahan Nita jalan ke gerbang sekolah dan mencari Angkutan umum.
Aku juga berjalan ke arah dimana motor kesayanganku terparkir, dan setelahnya aku menaiki dan menyalakan motorku lalu mulai menjalankannya.
Ku lihat Nita sudah tidak ada didepan gerbang sekolah yang artinya dia sudah menaiki Angkutan umum dan pulang.
Saat di tengah jalan aku melihat sosok yang aku kenal tengah mendorong motornya dengan muka yang babak belur, secepatnya aku menghampiri orang itu lalu menanyakan apa yang terjadi.
Orang itu kaget setelah aku memberhentikan motorku di hadapannya dan menghalangi jalannya "Lo kenapa?" tanyaku padanya setelah turun dari motorku.
"Eh? Gue nggak apa apa kok,"jawabnya dengan sedikit gugup
"Muka lo luka luka dan juga motor lo kenapa di dorong? Lo abis kecelakaan?"
"Oh ini? Ya tadi jatuh, nggak parah kok santai aja."jawabnya seraya menyentuh luka yang ada di bibirnya
"Tapi, kayaknya gue perhatiin itu bukan luka karena kecelakaan, lo abis di pukulin?"tanyaku seraya menyelidik padanya.
"Ah nggak kok, ini beneran luka karena jatuh dari motor."jawabnya dengan mengelak, aku tau dia berbohong karena aku yakin itu luka babak belur kayak orang abis berantem.
KAMU SEDANG MEMBACA
November Remember Me?
Novela JuvenilHidupku sepertinya tidak akan berjalan normal kembali, setelah datang beberapa surat tak di kenal dengan judul surat yang selalu sama yaitu... 'November Remember Me?' Dia si pengirim surat yang kurasa 'gila' karena mengaku sebagai 'kekasihku' padah...