Aku memasuki rumah setelah diantar pulang oleh Kak Scorpio lalu langkahku terhenti saat mendengar percakapan antara Mama dan Bang Jullano yang saat ini dalam posisi duduk membelakangi ku.
"Kamu udah nemuin keberadaan Andra?"
Bang Jullano terlihat menggeleng, "Belum Ma, seharian aku tanya ke teman temannya Mas Andra tapi tidak ada satupun yang tau dimana Mas Andra."
"Ini semua salah Mama,Mama yang menyebabkan ini semua." lalu terdengar Mama mulai menangis.
Mendengar tangisan Mama membuat hatiku juga sakit. Dengan perlahan aku melangkah mendekati mereka.
"Ma?"
Mama dan Bang Jullano menoleh ke arahku, aku langsung menghamburkan diri ke pelukan Mama dan ikut menangis di pelukan Mama.
"Ma, aku pengen tau kebenarannya Ma." kataku setelah meredakan tangisan ku dan melepaskan diri dari pelukan Mama.
Mama menghela napas dan menatapku dengan tatapan sedih, "Dia memang bukan anak kandung Mama dan Papa, Dia anak dari kakaknya Papamu."
Aku terkejut, "Jadi Mas Andra itu kakak sepupu aku?"
"Bisa di bilang begitu sayang."
"Memangnya kemana kakaknya Papa itu?" tanya Bang Jullano setelah beberapa saat hanya terdiam.
"Ada hal yang tidak boleh kalian ketahui untuk saat ini, Mama harap kalian mengerti. Dan juga tolong cari keberadaan kakak kalian itu ya, Mama sangat khawatir kalau Andra sedang dalam bahaya."
"Dalam bahaya gimana maksudnya Ma?"tanyaku heran.
"Andra kan pergi dari rumah, lalu dia mau tinggal dimana, Mama takut kalau terjadi apa apa sama dia."
Kenapa aku merasa ada yang janggal dengan ucapan Mama, apa sih sebenarnya yang Mama sembunyikan. Pikirku dengan frustasi.
"Iya Ma, aku pasti akan menemukan Mas Andra secepatnya."sahut Bang Jullano dengan yakin.
"Lebih baik Mama sekarang istirahat aja ya di kamar, aku tau Mama pasti sangat lelah sekarang."ucapku ,Mama mengangguk lalu aku mengantar Mama ke kamarnya.
Saat aku kembali ke ruang tengah ku lihat Bang Jullano sudah beranjak keluar. "Bang! Mau kemana?"tanyaku sambil menghampiri Bang Jullano yang berada di ambang pintu rumah.
"Gue pergi dulu keluar sebentar, lo jagain Mama di rumah ya." Bang Jullano menepuk bahuku pelan lalu pergi menaiki mobil.
Aku menghela napas yang terasa berat, lalu berjalan gontai ke kamar rasanya aku ingin cepat cepat berdiri di bawah guyuran air dingin untuk memulihkan pikiranku saat ini.
"Lho ini kan Hoodie nya kak Scorpio,kenapa lupa di balikin coba tadi." gumamku ,baru sadar kalau masih memakai hoodie Kak Scorpio.
Membuka hoodie nya lalu menatap hoodie itu seraya tersenyum , "ish! Kenapa juga senyam senyum nggak jelas." gerutuku.
Aku mengambil handukku yang menggantung di belakang pintu lalu berjalan ke kamar mandi, tapi langkahku terhenti setelah mendengar suara dering ponselku.
Aku menatap nakas yang di atasnya terdapat ponselku lalu berjalan mengambil ponselku.
Enjunita is calling
Aku menatap malas melihat melihat siapa yang menelpon ku,dengan perlahan aku menggeser tombol hijau lalu bersiap mendengar ocehan Nita, yang pasti mengenai aku pergi mendadak dari sekolah tanpa memberitahu nya terlebih dahulu.
"Halo Jun,ada apa?." sapaku.
"Gue cuma pengen ngasih tau aja tadi di sekolah banyak yang nanyain lo kemana ke gue , guru juga anak anak lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
November Remember Me?
Ficção AdolescenteHidupku sepertinya tidak akan berjalan normal kembali, setelah datang beberapa surat tak di kenal dengan judul surat yang selalu sama yaitu... 'November Remember Me?' Dia si pengirim surat yang kurasa 'gila' karena mengaku sebagai 'kekasihku' padah...