NRM 23|Kelompok

25 3 0
                                    

Selamat membaca:)


"Lalu...kita pulang."

"Hah?"

Kak Scorpio tidak menghiraukan ku lalu mengambil piring bekas cilok yang sudah habis di tanganku dan membawanya ke penjualnya.

Ck! Lagi lagi dia selalu aja membuatku bingung dengan ucapannya.

Aku pun bangkit dari dudukku lalu mengucapkan terima kasih kepada penjual ciloknya dan mengikuti langkah kak Scorpio menuju motornya berada.

Aku melangkah cepat saat tau Kak Scorpio sudah menyalakan motornya itu dan menungguku. Setelah sampai aku langsung naik ke atas motornya dan motor pun berjalan.

Sepanjang jalan aku menikmati angin sore yang menerpa wajahku untung saja rambutku tidak di gerai jadi tidak akan berantakan.

Lalu tiba tiba kak Scorpio melajukan motornya dengan cepat, reflek aku memeluk pinggangnya untuk pegangan karena aku takut terjatuh nanti.

Pasti dia sengaja melajukan motornya dengan cepat agar aku memeluknya, cih.

Akhirnya setelah beberapa menit di lalui kak Scorpio memberhentikan motornya, "turun." ucapnya tegas.

Lalu aku pun tersadar kalau aku memeluk pinggangnya langsung ku lepaskan dan turun dari motornya dengan menundukkan kepalaku, malu.

"Gimana?" tanyanya setelah aku turun dari motornya.

Aku mendongakkan wajahku menatapnya."Gimana apanya?"tanyaku bingung.

"Tadi."

"Tadi kenapa? Ciloknya? Enak kok, gue suka." ini dia nanya apa sih, kalau soal ciloknya aku suka enak.

Kak Scorpio menggeleng "Bukan itu."

"Iya terus apa,ngomong pakai kalimat yang panjang, biar ngerti."ucapku sedikit kesal sedangkan dia memutar matanya.

"Perasaan lo gimana, lebih baik?"

Hah perasaan? Dia ngomong perasaan apa maksudnya.

Aku mengerutkan dahiku."Huh?perasaan gue baik baik aja kok." dia mengangguk saja mendengar ucapanku.

"Jangan terlalu percaya." kak Scorpio menatapku lekat membuatku risih ditatap seperti itu.

"Apanya?"

"Sesuatu."

"Sesuatu? Sesuatu apa?"

"Lo sekali lagi ngomongnya bikin gue nggak ngerti, gue nggak bakal ngomong lagi sama lo."lanjutku dengan kesal.

"Jangan terlalu percaya sama apa yang dilihat ataupun didengar belum tentu itu kebenarannya."

"Gue pulang." pamitnya lalu menyalakan motornya dan berlalu begitu saja dari hadapanku.

Sedangkan aku melongo melihatnya,sungguh kali ini menurutku dia bukan saja orang yang misterius tetapi juga menyebalkan, oh sangat menyebalkan.

Apa maksudnya dari kalimat yang diucapkannya terakhir tadi, aku benar benar tidak mengerti dengannya.

***

"Bang." panggilku saat melihat Bang Jullano sedang duduk sendirian di meja makan. Seperti sedang melamun memikirkan sesuatu.

Dia tidak menyahut ku, ku panggil sekali lagi dengan suara lebih keras. Baru lah dia menengok ke arahku dengan terkejut.

"Kenapa?" tanyannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

November Remember Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang