Selamat membaca dan semoga suka sama part ini:)
Dan juga selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.
•
•
•Hari senin, hari paling malas menurut semua siswa dimana hari senin harus melaksanakan upacara di bawah panasnya matahari.
Aku menggelengkan kepalaku melihat semua siswa tampak mengeluh di hari senin ini termasuk Nita, yang sedari tadi mengipaskan wajahnya menggunakan topi setelah selesai melaksanakan upacara.
"Hate monday." gumam dramatis Nita.
"Lo upacara selama beberapa menit aja ngeluh,padahal upacara seperti ini untuk mengenang jasa pahlawan kita."cibirku.
"Aduh, gue cuma males panas panasan gitu, emangnya gue ikan asin apa."balas Nita tak mau kalah.
"Itu kan masih jam pagi, panas matahari sehat untuk tubuh, Enjun."ucapku geram.
"Udah ah, gue mau kantin dulu beli minum. Mau nitip nggak?"
"Air mineral aja." Nita mengangguk lalu pergi meninggalkan kelas.
Sepeninggalnya Nita, aku mulai termenung sebentar memikirkan surat itu. Lagi lagi surat itu datang padaku.
November Remember Me?
Terima kasih:)
A.
Kali ini surat yang hanya berisikan ucapan terima kasih, terima kasih untuk apa?
"lagi mikirin apa?" celetuk seseorang yang mengagetkanku.
Aku mengelus dadaku dan menatap seseorang itu yang ternyata Antonio, "eh nggak ada."
"Oh iya gue mau bicara sebentar sama lo boleh?"tanya Antonio seraya tersenyum.
Aku mengangkat satu alisku,"boleh, mau bicara apa?"
"Gue mau bilang terima kasih sama lo."
Kali ini aku menautkan kedua alisku. "Terima kasih buat apa?"
"Terima kasih buat waktu itu, lo udah khawatir sama gue dan berniat bantuin gue."
"Oh, yang itu. Biasa aja kali, sesama teman kan harus tolong menolong."
"Jadi, lo udah anggap gue teman sekarang?"sahut Antonio dengan senang, aku juga merasa heran kenapa aku berbicara seperti itu, mungkin aku udah mulai sedikit terbuka pada Antonio? Entahlah aku merasa berteman dengannya tidak ada masalah juga.
Aku mengangkat bahuku, "kita kan sekelas, jadi wajar aja kita berteman."jawabku sekenanya.
Tiba-tiba aku jadi teringat dengan surat itu lagi, mengapa isi suratnya sama persis dengan apa yang di bilang Antonio sekarang? Maksudku sama sama mengucapkan terima kasih.
Lebih baik aku tanyakan saja langsung padanya sekarang, "gue boleh tanya satu hal sama lo?"
"Iya boleh, tanya apa emang?"
"Lo...yang nulis surat ini?" tanyaku seraya mengeluarkan surat yang berisikan ucapan terima kasih.
Ku lihat Antonio mengerutkan keningnya tidak mengerti lalu mengambil surat itu, "Eum... I-ini sura--"
Kring! Kring!
Ucapannya terpotong oleh bel sekolah, "udah bel, gue balik ke tempat gue dulu ya." sahut Antonio dengan gugup.
Sial, padahal tinggal dikit lagi dia mengatakan sesuatu lalu kenapa juga dia terlihat gugup. Apa jangan jangan sebenarnya memang dia yang mengirim surat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
November Remember Me?
Novela JuvenilHidupku sepertinya tidak akan berjalan normal kembali, setelah datang beberapa surat tak di kenal dengan judul surat yang selalu sama yaitu... 'November Remember Me?' Dia si pengirim surat yang kurasa 'gila' karena mengaku sebagai 'kekasihku' padah...