Chapter 03

5.5K 512 10
                                    

Deretan mobil mewah itu melesat cepat membelah jalanan Daegu. Mereka harus sampai di tujuan sebelum malam makin larut. Jika kalian bertanya bagaimana keadaan si Bungsu Kim, ia sudah tertidur pulas sesaat setelah mobil itu bergerak. Dan satu jam kemudian mereka sudah sampai di tujuan tapi Taehyung tidak terusik sama sekali.

"Taehyung, kita sudah sampai" Seojoon mengusap pelan kepala adik bungsunya itu.

Dan perlahan mata sang adik mulai mengerjap. Sedikit terkejut tapi ia sudah terbiasa dengan kehadiran Seojoon sepertinya. Hyun Bin turun duluan dari mobil diikuti beberapa pengawal. Seojoon membuka pintu dan menarik pelan tangan adiknya. Menuntun si bungsu Kim untuk keluar dari mobil.  Sekarang ia sudah memakai sepatu kets Seojoon yang memang selalu di bawa sebagai cadangan. Ukurannya sedikit kebesaran di kaki kurus taehyung.

Taehyung melihat bangunan tinggi di depannya. Matanya menatap bingung. Ia ingat bangunan di depannya ini bukan rumahnya. Walaupun sudah sepuluh tahun dalam penculikan, ia masih ingat bentuk tempat tinggalnya. Ada kolam ikan di samping rumahnya dan deretan bunga lili putih yang ia dan eommanya biasa tanam. Dinding rumahnya juga bukan bewarna biru seperti ini.

"Malam ini kita menginap dulu di hotel, besok pagi kita akan melanjutkan perjalanan ke Seoul dengan pesawat."Seojoon mengerti dengan kebingungan adiknya dan mulai menuntun tangan Taehyung untuk masuk ke dalam gedung tinggi nan  mewah tersebut.

Hyun Bin sudah menunggu di lobi dan memberikan kunci kamar pada Seojoon. Tangannya terangkat untuk mengusap kepala adik bungsu kesayangannya. Kali ini Taehyung hanya diam, mulai terbiasa dengan kehadiran Hyun Bin. Binar takut di matanya mulai hilang berganti dengan binar polos yang sama seperti sepuluh tahun yang lalu.

"Tidur yang nyenyak Tae-ah. Hyung merindukanmu. Bolehkah hyung memelukmu?"

Perlahan Taehyung mengangguk dan sekejap tubuhnya sudah tenggelam dalam pelukan Hyun Bin.  "A-aku juga merindukan hyung" cicit Taehyung dalam dekapan kakaknya.

"Duh, aku jadi ingin menangis" Seojoon mengusap air matanya yang sudah menetes dan bergabung dalam pelukan kedua saudaranya.

***

Esok paginya mereka sudah menuju bandara. Seoul sudah menunggu mereka. Taehyung sudah tampan dengan kemeja dan juga mantel hangatnya. Itu semua Seojoon yang menyiapkan. Tangannya terus digenggam oleh hyung keduanya. Sementara Hyun Bin memimpin rombongan dengan pengawal pribadi yang setia melindungi. Untuk urusan tiket dan sebagainya semua sudah diurus oleh sekretaris Seojoon.

Di dalam kabin kelas satu pesawat, Taehyung tampak riang. Meskipun masih ada rasa takut dalam hatinya akan orang-orang asing yang ia temui. Sepuluh tahun  dikurung dalam ruangan kecil, dan kini Taehyung bisa melihat dunia luar. Tidak bisa dibayangkan bagaimana perasaan Taehyung sekarang. Seojoon dan Hyun Bin yang melihat adiknya mulai tersenyum turut merasa bahagia.

Dua jam lebih dalam pesawat, dengan segala tingkah polos Taehyung (yang bertanya ini-itu pada kedua hyungnya) akhirnya mereka sampai di Seoul. Sama seperti di Daegu, mobil mewah sudah menunggu mereka. Dan tanpa menunggu lama mobil itu segera melesat ke kediaman Kim. Taehyung tampak sangat antusias meilhat jalanan yang ia lewati. Sesekali mereka bercanda dan kini mereka begitu ketagihan melihat tawa dan senyum si bungsu Kim.

Sekitar tiga puluh menit, mobil yang membawa Kim bersaudara sudah sampai di tujuan. Rumah putih mewah yang tak pernah berubah semenjak Taehyung pergi. Dan di sinilah kehidupan baru Taehyung di mulai.

The Lost BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang