Chapter 06

4.6K 471 71
                                    


Begitu banyak hal yang disesalkan keluarga Kim atas kejadian sepuluh tahun yang lalu. Waktu, mereka kehilangan banyak waktu bersama Taehyung. Mereka tidak dapat melihat bagaimana si bungsu Kim tumbuh menjadi remaja yang begitu kuat. Mereka tidak ada di sampingnya di saat pemuda itu ketakutan, kesakitan, hidup penuh dengan penderitaan. Mereka tidak bisa menebus semua itu dengan mudah apalagi untuk memperbaiki kehidupan Taehyung yang hampir hancur.

Dan bahkan setelah hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Taehyung tidak mengalami trauma yang berlebihan, tapi eomma Kim tetap merasa Taehyungnya belum baik-baik saja. Mungkin itu hanya kekhawatiran semata atau memang naluri seorang ibu pada anaknya.

Taehyung, anak itu akan sangat mudah terkejut bila mendengar suara keras sedikit saja. Masih enggan menemui orang-orang baru bila tidak ada yang mendampingi. Meskipun bagi psikiater hal itu masih dalam batas normal, tetap saja keluarga Kim ingin Taehyung bisa hidup layaknya remaja pada umumnya. Menghabiskan waktu dan menjalani hidup sebagaimana mestinya. Membahagiakan Taehyung adalah hal yang utama untuk mereka.

Seojoon sudah sempat berkonsultasi dengan salah satu psikiater kenalannya mengenai Taehyung, dan salah satu saran yang mereka dapat adalah dengan memberikan Taehyung suasana baru yang menyenangkan, mengalihkan pikirannya dari hal-hal buruk yang sudah terjadi di masa lalu.

Dan akhirnya mereka memutuskan untuk mengadakan kegiatan home schooling untuk Taehyung. Mengingat bagaimana antusiasnya anak itu saat melihat beberapa pelajar di jalan saat Taehyung, appa dan eomma Kim melewati sebuah sekolah selepas mereka dari kedai es krim sore itu. Mata besarnya begitu berbinar, menyimpan berbagai keinginan dan rasa penasaran khas anak kecil yang lugu. Walau tidak mengatakan sepatah katapun, mereka tahu kalau Taehyung merindukan masa sekolahnya dulu.

Taehyung hanya dapat menikmati bahagianya menjadi seorang pelajar sampai di kelas satu sekolah dasar sebelum ia diculik dan disekap bertahun-tahun. Taehyung anak yang pandai, cepat    memahami sesuatu dan memiliki keingintahuan yang besar. Seandainya hal buruk tidak menimpanya, mungkin sekarang Taehyung sudah menjadi pelajar berprestasi di sekolah menengah atas. Tapi keluarga Kim yakin Taehyung pasti bisa mengejar ketertinggalannya.

"Tae, besok akan ada guru yang akan menemanimu belajar" Hyun Bin membuka percakapan kala mereka berkumpul di ruang keluarga seusai makan malam.

"Gurunya cantik, kau pasti akan suka." ujar Seojoon menggoda sang adik.

"Tae, kau harus belajar dengan semangat. Appa yakin kau bisa sukses seperti kedua hyungmu" ujar Appa Kim menyemangati.

"Tae akan mulai belajar lagi? Di sekolah?" tanya anak itu polos, menatap anggota kelauarganya.

"Tidak, Taehyungie harus belajar dulu di rumah sebelum nanti masuk ke sekolah yang baru" Eomma Kim berusaha memberi pengertian. Mengenggam tangan anak itu begitu lembut.

Anak itu hanya mengangguk patuh, tidak banyak menuntut lagipula ia juga belum siap bertemu dengan orang banyak. Begini saja ia sudah bersyukur. Setidaknya sekarang ia mungkin bisa mengejar mimpi-mimpinya yang dulu pernah ia rangkai seindah mungkin.

****

Taehyung tengah sibuk dengan peralatan tulisnya. Membuka dan menutup berkali-kali kotak pensil milliknya. Semuanya baru dan bewarna biru, ia begitu menyukainya. Hyun Bin sendiri yang membelikannya kemarin.

Si bungsu Kim merasa antusias sekaligus gugup di saat bersamaan. Jari-jarinya tidak berhenti meremat satu sama lain. Eomma Kim memutuskan untuk menemani si kesayangan menghadapi pelajaran pertamanya. Sebenarnya appa Kim, Hyun Bin dan Seojoon juga ingin ikut tapi mereka tidak bisa absen pada meeting hari ini.

"Apa kau gugup sayang?" tanya Eomma Kim.

"Hmm sedikit eomma, aku sudah lama tidak belajar. Aku bahkan lupa cara memegang pensil" cicit anak itu yang sukses membuat eomma Kim tertegun. Anaknya harus mengulang dari awal, benar-benar dari awal.

"Tenang saja Eomma akan menemanimu di sini. Masih ada sedikit waktu sebelum gurunya datang, Taehyungie bisa belajar memegang pensil dulu. Sini eomma bantu." Eomma Kim mulai mengajari Taehyung pelan-pelan. Tangan si bungsu masih sedikit kaku. Berkali-kali pensilnya terjatuh tapi Eomma Kim tidak menyerah. Sampai akhirnya Taehyung bisa memegang pensil dengan benar. Eomma Kim begitu bangga pada perjuangan putranya.

"Anak Eomma pintar sekali." ujar Eomma Kim seraya mengusap lembut kepala Taehyung.

Tak lama kemudian Guru Jung datang, wanita muda cantik itu yang akan menemani Taehyung belajar.

"Annyeong haseyo, aku Jung Aera. Mulai hari ini aku akan menjadi gurumu" sapa wanita itu.

"Salam kenal Guru Jung, aku Taehyung." ujarnya pelan.

"Guru Jung, aku mohon bantuannya. Taehyung harus mengulang pelajarannya dari awal. Tapi aku yakin Taehyung bisa mengejar ketertinggalannya dengan cepat." Eomma Kim menjelaskan.

"Baiklah, aku harap Taehyung bisa menjadi anak pintar dan cepat memahami pelajaran." Tegas Guru Jung sambil melirik pada Taehyung yang menunduk sedari tadi.

"Kita bisa mulai pelajarannya sekarang." Jung Aera mulai menulis di papan tulis yang sudah disiapkan.

Drtttttt

Eomma Kim segera mengangkat handphonenya yang bergetar. Menyingkir sebentar dari anak manisnya. Dan kemudian kembali dengan wajah khawatir.

"Taehyungie, ada sedikit masalah di toko kue Eomma. Eomma akan pergi sebentar. Taehyungie tidak apa kan Eomma tinggal dengan Guru Jung?"

"Iya eomma" Taehyung menjawab dengan ragu.

"Eomma janji tidak akan lama. Guru Jung aku titip Taehyung sebentar."

Eomma Kim pergi dengan terburu-buru setelah mengecup singkat kening si bungsu keluarga Kim tersebut. Dan sekarang tinggal Taehyung dan Guru Jung yang mulai mengajarinya cara membaca.

***

Selain menjadi ibu rumah tangga Eomma Kim juga membuka toko kue. Bisnis yang ia tekuni setelah Taehyung dinyatakan hilang. Eomma Kim begitu terpuruk dengan hilangnya Taehyung. Menangis berhari-hari, menyalahkan diri sendiri tanpa henti, sebuah kesakitan yang terlalu besar untuk seorang ibu. Menjalankan sebuah bisnis hanyalah pengalihan dari rasa sakitnya. Tapi ternyata toko kue itu cukup berkembang, banyak pelanggan yang menyukai kue yang dibuat dari resep Eomma Kim sendiri yang kebanyakan merupakan kue yang digemari oleh Taehyung. Bahkan Eomma Kim menamai Toko kuenya dengan nama sang putra.

Dan sekarang, ada pelanggan yang marah besar karena kue pesanannya tertukar dengan pelanggan yang lain. Eomma Kim harus turun tangan sendiri mengatasi kekecewaan pelanggannya yang ternyata bertempramen buruk.  Untung jarak dari rumah dan toko tidak terlalu jauh. 

Setelah urusan selesai Eomma Kim bergegas pulang ke rumah. Ia tidak bisa meninggalkan Taehyung terlalu lama.  Anak itu masih belum terbiasa dengan orang yang baru dikenal meskipun Guru Jung terlihat baik.

Sesampainya di rumah, Eomma Kim begitu terkejut mendengar suara bentakan yang cukup keras.

"Mengapa kau begitu bodoh? Sudah berkali-kali aku mengulangnya dan kau masih tidak mengerti!!!!

Dasar bodoh!!!!"

Akhirnya chapter ini update. Semoga suka...

The Lost BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang