Taehyung memandang nanar bangunan di depannya. Sepuluh tahun dan tak banyak yang berubah. Bangunan rumahnya masih berdiri kokoh lengkap bersama kenangan manis di dalamnya.
"Ayo kita masuk, appa dan eomma sudah menunggu" Hyun Bin dan Seojoon menggandeng tangan Taehyung untuk masuk ke dalam. Dan di saat mereka membuka pintu dua orang paruh baya berbeda jenis menyambut kehadiran mereka.
"Eomma, taehyungie kita sudah kembali" Hyun Bin membuka percakapan.
Tubuh ringkih Taehyung langsung tenggelam dalam dekapan sang eomma. Shin Hye menangis sambil memeluk erat putranya dan terus bergumam memanggil nama Taehyung. Putra kecilnya sudah tumbuh sebesar ini , menjadi seorang remaja yang sangat tampan.
Dan sekarang appa juga ikut memeluk tubuh Taehyung.
"Maafkan appa nak, maafkan appa" kini mereka menangis bersama.
Setelah adegan mengharukan keluarga Kim, sekarang mereka tengah berkumpul di ruang keluarga dengan taehyung yang duduk diapit oleh kedua orang tuanya. Shin Hye tidak berhenti memandang putranya itu, seolah-olah Taehyung akan menghilang bila ia lengah sedikit. Sedangkan Seojoon dan Hyun Bin duduk di depan mereka.
"Tata, eomma sangat bersyukur bisa bertemu denganmu lagi"
Dulu Taehyung selalu dipanggil Tata oleh sang eomma, katanya nama itu cocok untuk Taehyung kecil yang menggemaskan.
"Tae, bisakah kau ceritakan kepada appa apa saja yang mereka lakukan kepadamu"
Perlahan genggaman taehyung di tangan eommanya mengerat, Shin Hye menyadari ketakutan di dalam diri anaknya
"Jika kau takut tak apa, nanti saja ceritakannya" Taehyung menggeleng. Biarpun itu pahit dan sebaiknya dilupakan tapi keluarganya harus tetap tahu apa saja yang terjadi pada dirinya selama ini.
"Aku dikurung di dalam sebuah ruangan kecil, di sana ada hanya satu lampu yang tidak terlalu terang dan kamar mandi. Ada banyak penjaga di depan pintu. Badan mereka besar-besar dan selalu membawa pistol kemana-mana." mata Taehyung menerawang mengingat masa lalunya.
"Mereka memberiku makan 2 kali sehari, itupun tak seenak masakan eomma. Aku makan seadanya yang penting kenyang. Aku pernah beberapa kali mencoba kabur tapi mereka selalu berhasil menangkapku dan berakhir memukulku sampai aku rasanya mau mati saja". Taehyung bercerita dengan suara seraknya karena kini ia mulai menangis.
Shin Hye mengelus pundak Taehyung mencoba menenangkan. Sedang appa, Seojoon dan Hyun Bin tengah menahan amarah dalam diri mereka.
"Aku selalu berdoa kalian akan segera menyelamatkan aku, dan sekarang doaku terkabul"
Eomma kembali memeluk Taehyung erat sekali. Taehyung sangat suka pelukan eomma, hangat dan menenangkan.
"Tata jangan takut lagi ya, sekarang Tata sudah di rumah. Kami akan selalu menjagamu" Taehyung menggangguk di pelukan eomma.
"Hyung tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu lagi" ujar Hyun Bin yang kini sudah bisa menguasai emosinya.
"dan jangan lupa kau juga punya Hyung mu yang keren ini, Hyung akan menghajar siapa saja yang membuatmu terluka" ujar Seojoon dengan yakinnya.
"Maafkan appa yang terlambat menemukanmu. Appa akan menebus waktu kita yang terbuang selama ini tanpamu. Appa berjanji" appa Kim menepuk-nepuk pundak Taehyung yang masih saja menangis.
"Putra eomma jangan menangis lagi ya" Shin Hye melepaskan pelukannya dari Taehyung. Mengusap air mata dari wajah Taehyung yang kini memerah.
"Aku sayang kalian, janji ya jangan biarkan aku pergi lagi"
Tentu semua anggota keluarga Kim lainnya mengangguk mantap. Mereka tidak ingin kehilangan kesayangan mereka lagi.
Kini Taehyung sedang berada di kamarnya yang baru. Kamar itu didesain dengan warna biru muda dan juga putih. Dua warna yang dulu sangat disukai Taehyung. Perabotannya juga terlihat masih baru dan belum dipakai. Kamarnya luas, Taehyung suka itu karena ia tidak perlu tidur meringkuk di ruangan kecil itu lagi. Taehyung sudah membayangkan betapa menyenangkannya tidur di kasur ukuran king size itu. Tubuhnya pasti tidak kesakitan lagi karena tidur di lantai.
"Kamar lamamu itu terlalu kecil untukmu jadi eomma merenovasi sedikit kamarmu menjadi seperti ini. Eomma harap kau suka" ujar eomma yang mengajak Taehyung melihat kamarnya.
Shin Hye berjalan menuju lemari besar yang ada di samping tempat tidur dan membukanya. Banyak baju yang tersimpan di sana. Dan semuanya masih baru. Taehyung menatap senang deretan baju di depannya.
"Eomma mengganti ini setiap tahun karena eomma sangat yakin suatu hari kau akan kembali. Nah sekarang eomma akan panggilakan stylist rambut untuk menggunting dan menata rambutmu." eomma tersenyum hangat.
"Baik eomma" Taehyung hanya menggangguk kecil.
"Baiklah kau harus segera istirahat. Perjalanan dari Daegu pasti melelahkan. Jika stylist nya datang eomma akan membangunkanmu" Shin Hye menggiring Taehyung untuk berbaring di kasur.
"Kasurnya sangat empuk eomma" ujar Taehyung senang. Shin Hye yang mendengar itu hanya bisa tersenyum miris. Membayangkan betapa kerasnya hidup Taehyung selama ini dan ia tidak ada di sampingnya.
"Ayo, eomma akan mengusap rambutmu sampai kau tertidur seperti dulu"
Taehyung memejamkan matanya menikmati usapan sang eomma.
"Terima kasih eomma, sudah menungguku" ujar Taehyung lirih sebelum dirinya tenggelam dalam mimpi yang mungkin akan indah kali ini.
Sementara di ruang kerja, Appa Kim, Seojoon dan Hyun Bin tengah berkumpul. Hyun Bin baru saja menerima telpon dari anak buahnya yang mengurus kasus penculikan Taehyung.
"Tidak ada yang mau mengaku di antara mereka. Mereka lebih memilih mati daripada memberikan nama dalang dari kasus ini" ujar Hyun Bin geram.
"Apa ada petunjuk lainnya" tanya appa kim dan Hyun Bin hanya menggeleng pelan.
"Appa jangan khawatir, cepat atau lambat kita pasti akan mengetahuinya." Seojoon mencoba berpikir positif.
"Appa tidak akan tenang sebelum menemukan dalangnya. Kalian jaga adik kalian. Selama orang itu belum ditangkap, hidup Taehyung belum aman." ujar appa kim gusar.
Maaf aku baru update sekarang. Maaf juga ceritanya mungkin membosankan. Dan terima kasih untuk yang sudah vote dan comment..... pai pai
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Boy
FantasyBagaimanakah jika bocah yang diculik selama sepuluh tahun kembali ke keluarganya?