Chapter 07

3.9K 453 48
                                    




"Siapa yang kau bilang bodoh?"

Suara tegas penuh amarah itu menghentikan teriakan dan umpatan Jung Aera. Wanita itu terdiam dengan wajah pucat pasi melihat Eomma Kim berdiri di belakangnya. Otaknya tengah berpikir keras menemukan pembelaan diri yang tepat dari perbuatannya barusan.

"Saya tidak bermaksud seperti itu. Sa-"

"Kau dipecat. Aku membayarmu bukan untuk memarahi anakku. Lancang sekali kau" ingin sekali rasanya Eomma Kim memukul wanita yang ada di hadapannya tapi ia ingat tidak seharusnya ia melakukan hal seperti itu apalagi di depan Taehyung. Mental anak itu masih rapuh.

Jung Aera hanya bisa bungkam, sepenuhnya sadar bahwa ini adalah salahnya. Bergegas membereskan barang-barangnya dan beranjak pergi dari rumah itu tanpa basa-basi sedikitpun. Percuma juga membela diri, perbuatannya mungkin sulit untuk dimaafkan.

Kini yang tersisa hanya Eomma Kim yang sedang sibuk menata emosinya dan Taehyung yang, ah anak itu sedang menangis tanpa suara sama sekali.

"Tata, Taeby Eomma. Maafkan Eomma nak" Eomma Kim terburu-buru mendekati putranya. Membawa tubuh kurus itu ke dalam pelukannya. Mengusap punggung bergetar itu. Anak itu hanya diam tapi Eomma Kim tahu Taehyung sedang ketakutan sekarang.

"Maaf Eomma. Aku bodoh, aku..." Eomma Kim segera menghentikan ucapan menyakitkan yang keluar dari bibir anaknya. Menangkup pipi yang penuh dengan air mata itu.

"Tidak nak, kau tidak bodoh. Wanita itu saja yang tidak pantas menjadi guru. Eomma janji, Eomma akan carikan guru yang jauh lebih baik." Eomma Kim menghapus air mata Taehyung. Anak itu tidak terisak sedikitpun tapi siapapun yang melihat tatapan matanya pasti akan tahu betapa terluka dan takutnya anak itu. Anak itu hanya diam dengan air mata yang terus mengalir. Terbesit beberapa kilasan dari masa lalunya yang sama sekali tidak menyenangkan, yang berusaha ia lupakan mati-matian. Tangan anak itu bahkan masih bergetar hebat.

Eomma Kim yang memperhatikan hal itu segera membawa tangan Taehyung ke dalam genggamannya. Sangat sakit rasanya melihat Taehyung seperti ini.

"Kau tidak bodoh, anak Eomma adalah anak yang pintar." hibur Eomma Kim. Eomma Kim mengajak Taehyung untuk ke kamarnya setelah anak itu sedikit tenang.

"Kita bicarakan lagi masalah ini nanti ya, sekarang Tata sebaiknya istirahat. Jam makan siang nanti, Appa dan Hyungmu akan pulang. Eomma tidak ingin mereka melihatmu seperti ini." ujar Eomma Kim seraya merapikan rambut Taehyung yang lepek karena keringat. Wajah anak itu berantakan, mata dan hidungnya memerah karena menangis cukup lama.

Kini Taehyung terlihat mulai mengantuk karena usapan-usapan lembut pada rambutnya. Setelah anak itu terlelap, Eomma Kim bergegas keluar dari kamar dan menghubungi suaminya.

"Yeobo, kau dan anak-anak harus segera pulang. Ada yang harus kita bicarakan."


***

Setelah makan siang Keluarga Kim berkumpul di ruang tengah seperti biasa. Taehyung tampak murung, anak itu bahkan tidak makan dengan lahap seperti kemarin. Lelaki Kim yang lain kini tengah menahan emosi mereka. Mereka sudah mendengar cerita tentang Jung Aera. Hyun Bin bahkan menyalahkan dirinya sendiri karena telah salah memilih guru untuk adiknya. Lelaki itu segera menghubungi yayasan meminta Jung Aera diberhentikan dari tugasnya dan memblack list wanita itu dari semua yayasan guru yang ada di Korea. Terdengar kejam tapi Hyun Bin rasa hal itu wajar lagipula ia juga tidak ingin ada korban lainnya seperti Taehyung. Dan hal tersebut juga disetujui oleh keluarga Kim yang lainnya.

"Appa dan Hyung sudah tahu masalahmu dengan Guru Jung. Hyung minta maaf karena Hyung memilih guru yang salah untukmu." Ujar Hyun Bin penuh penyesalan.

"Tidak, ini bukan salah Hyung. Aku saja yang tidak bisa memahami pelajaran dengan baik." ujar Taehyung pelan.

"Ini bukan salah kalian berdua, ini adalah salah yayasan yang memperkerjakan guru seperti itu. Aku pikir wanita cantik seperti dia adalah guru yang penyabar. Aku sungguh tidak menyangka" Seojoon memijit pelipisnya yang mulai pening.

"Maafkan aku, kalian pasti malu karena aku." Yang lain nampak tidak senang dengan perkataan Taehyung barusan.

Mereka berharap dengan adanya kegiatan home schooling bisa memperbaiki mental Taehyung bukan semata-mata ingin menjadikan anak itu pintar atau cepat mengejar ketertinggalannya. Bagi mereka yang paling pengting adalah kebahagian Kim Taehyung tidak peduli bagaimanapun kondisi anak itu.

"Kami tidak malu sama sekali nak, kau adalah kebanggaan kami. Kau tahu dengan kembalinya saja kau ke rumah ini kami sudah sangat senang." Appa Kim berusaha mengusir pikiran buruk anaknya itu.

"Tapi Appa, aku tidak seperti anak yang lainnya." anak itu menunduk sedih.

"Kau seperti itu bukan karena keinginanmu, Tae. Jangan berbicara seperti ini lagi. Hyung tidak suka dan Appa juga Eomma pasti sedih mendengarnya." ujar Seojoon kesal. Tidak, ia tidak marah hanya saja perkataan Taehyung mengingatkannya pada hal buruk yang terjadi pada keluarganya. Dan ia tidak bisa berbuat apa-apa selama bertahun-tahun.

"Maafkan aku hyung" Tae masih menunduk.

"Hyung harap kau tidak putus asa terhadap sekolahmu Tae. Mulai sekarang Hyung sendiri yang akan jadi gurumu." perkataan Hyun Bin membuat Taehyung mengangkat wajah lesunya.

"Tapi Hyung kan harus bekerja, aku tidak mau merepotkan Hyung." cicit Taehyung.

"Hyung tidak repot sama sekali, lagipula untuk masalah pekerjaan masih ada hyung mu yang lain yang akan mengerjakannya."

"Tapi kan aku juga ingin menjadi gurunya Taehyungie" Seojoon yang merasa namanya disebut mengeluarkan protesnya. Lelaki itu bahkan terlihat merengek di samping Hyun Bin seperti anak kecil.

"Aku lebih pantas menjadi gurunya. Kau kerjakan saja perkerjaan kantor. Aku rasa aku juga perlu rehat sejenak. Benarkan Appa?" Hyun Bin meminta persetujuan dari Appa dan Eomma Kim.

"Appa rasa itu ide yang bagus. Appa sungguh tidak keberatan jika kau yang turun langsung menjadi gurunya Taehyung"

"Eomma juga akan membantu" Eomma Kim turut mendukung keputusan putra sulungnya.

"Bukankah kau selama ini ingin sekali berada di posisinya Hyung mu, jadi gunakanlah kesempatan ini dengan baik." Appa Kim melanjutkan. Seojoon ingin protes lagi tapi benar kata Appa Kim ia dulu sangat menginginkan posisi Hyun Bin bukan karena iri melainkan karena Hyun Bin bisa menyuruhnya seenak jidat. Tapi sekarang ia lebih menginginkan menghabiskan waktu bersama adik satu-satunya ketimbang berkutat dengan tugas-tugas kantor.

"Ini tidak adil, kalian pasti berkonspirasi untuk menjauhkan aku dari Taeby kan?" Seojoon mendramtisir keadaan.

"Aku duluan yang punya ide, jadi kau jangan ikut-ikutan." Hyun Bin membalas perkataan Seojoon.

"Tapi aku juga bisa menjadi guru yang baik. Kau itu galak, tidak cocok jadi guru. Lebih cocok jadi pesuruh." Ujar Seojoon ketus.

Sedangkan Taehyung hanya tertawa kecil melihat perdebatan kedua kakaknya.

"Seojoon Hyung juga boleh menjadi guruku." tawar anak itu. Seojoon terdengar antusias mendengarnya, sedangkan Hyun Bin hanya memandang malas adik keduanya tersebut.

Appa dan Eomma Kim yang duduk di samping Taehyung akhirnya bisa bernafas lega, setidaknya mereka sudah menemukan jalan keluar untuk masalah mereka.



Maaf updatenya ngaret dan datang dengan chapter yang kurang memuaskan ☹️

The Lost BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang