9. Perpecahan

2.9K 463 348
                                    

     Cakrawala membentang di antara penjabaran yang ingin bumi tonjolkan. Lengang di luasan langit malam jadi saksi bisu di mana Jaehwa memijakkan kaki di luasan taman yang redup dan sepi. Jiwanya membutuhkan perenungan diri. Ingin istirahat banyak-banyak untuk sekadar menenggelamkan diri ke dalam kenyamanan yang tidak akan bertahan lama.

Jaehwa memejamkan irisnya lamat-lamat. Selepas pengucapan perihal perpisahan yang dilontarkan dengan lantang, Jaehwa memutuskan untuk pergi dengan langkah yang diseret paksa. Sebetulnya kala itu Jaehwa tidak memiliki tujuan. Barangkali opsi untuk menghampiri kediaman Park Jimin adalah satu-satunya cara untuk menghindar dari suaminya yang kelewat bajingan. Bahkan sekarang nyaris dua minggu Jaehwa mendiami tempat tinggalnya yang baru. Berbekal dengan tabungan yang dihasilkan melalui siaran, Jaehwa tidak ragu untuk sekedar menyewa flat kecil yang sedikit merangkulnya perihal harga sewa.

Bukan masalah enggan untuk menghadapi Jeon Jungkook, jika memang lelaki itu masih mengharapkan dirinya—bukankah seharusnya selepas kejadian memuakkan itu Jungkook bergegas mencari Jaehwa dengan pandangan yang gusar. Namun nyatanya ada yang lebih menampar. Barangkali Jaehwa terlalu berharap Jungkook akan mencarinya, dengan serta menyiratkan tumpahan akan permohonan maaf. Namun tidak, bahkan si Sialan itu tidak menghubunginya setelah satu minggu kejadian.

Menyesakkan sekali harus berharap pada raga yang bahkan kelewat jelas menendangnya. Baiklah, Jaehwa bertekad jika semua keputusannya betulan benar. Jaehwa hanya perlu memberikan surat perceraiannya dan menunggu sidang pertama akan dimulai. Dengan suasana yang hening, pun dingin sepi seperti ini, Jaehwa selalu saja mengembuskan napas lelah dan sayu. Bukankah waktu yang tepat untuknya menangis tersedu dengan isak. Kendati tidak ada yang melihatnya, Jaehwa ingin sekali menumpahkan semuanya saat ini.

Tanpa sadar air matanya sudah bergerumul penuh pada pelupuk. Kepalan pada lengannya kian mengerat. Persetan, Jaehwa ingin melepas topeng yang selalu menjadi tameng. Demi Tuhan, Jaehwa saat ini betulan tersedu menyakitkan dengan dada yang ditepuknya pelan. Kepalanya pening, penghidunya tersumbat. Benar-benar terlihat menyedihkan. Pernikahannya akan segera berakhir. Penantian untuk memiliki keluarga kecil yang manis akan segera pupus tidak lama lagi. Sebetulnya dalam hati selalu bergejolak ingin mempertahankan, tapi tidak—Jaehwa terlalu lelah untuk bersikap jikalau semuanya tidak berlaku seakan menyakiti.

"Kau akan bebas sebentar lagi, Je."

•••

Jika semuanya akan kacau seperti ini, Jaehwa lebih memilih ingin berperan sebagai pemain pelengkap saja. Tidak ingin menonjol seakan menjadi yang utama dengan alur yang membuatnya terlihat lebih kentara menjadi seorang perempuan yang paling menderita. Hatinya sudah sering terkekeh miris, ini bukan impian Hwang Jaehwa. Jika Jungkook mengikatnya hanya untuk menunjukkan diri Jaehwa sebagai wanita yang paling pesakitan, ya— Jungkook berhasil. Berdalih ingin menghabiskan hidup bersama-sama, nyatanya Jungkook hanya ahli mengukir luka yang sudah banyak membekas.

Suara langkah Jaehwa terdengar samar di lantai lobi yang dingin. Hari ini ia memutuskan meminta ijin untuk tidak bekerja. Jaehwa harus cepat-cepat menuntaskan semuanya agar cepat berakhir. Ia tidak ingin menunda-nunda, barangkali Jungkook sudah kelewat sering menghubunginya—tanpa minat untuk sekadar menjawab.

Jaehwa tersenyum hangat tatkala mendapati salah satu pegawai menghampiri sebelum akhirnya membungkuk sopan. Sudah lama sekali rasanya Jaehwa tidak pernah menyambangi perusahaan milik suaminya. Ada banyak hal di sini, barangkali hal menyakitkan pun berasal dari tempat ini. Hatinya kembali berdenyut ngilu jika mengingat jika Jungkook sejujurnya lebih banyak menghabiskan waktu di kantor daripada di rumah. Kendati itu salah satu hal yang mampu membuat pemuda itu tidak dapat menjaga perasaannya jika diharuskan bertemu tatap setiap saat dengan si Nona Sekertaris.

Labium pendusta; JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang