Dengan buru buru nuca memarkir mobilnya di depan rumah tiara, ia langsung berlari mencari keberadaan tiara di dalam rumahnya.
Tiara sedang duduk di taman belakang rumahnya ia sedang bersandar pada kursi kayu itu tiara menutup matanya seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat, seperti ada ribuan pisau yang menusuk hati nuca kali ini ia benar benar bersalah, ia salah karna telah membentak tiara ia salah karna melampiaskan semua rasa kesalnya pada kesya ke tiara nuca benar benar menyesal, semakin lama ia menatap tiara dalam diam semakin sesak yang nuca rasa.
Dengan kaki yang gemetar nuca mendekatkan dirinya ke tiara, merasa ada seseorang yang mendekat Tiara membuka matanya ia terkejut yang mendapat nuca dengan keadaan lebih berantakan di banding sebelumnya
"Nuca" ucap tiara kaget, nuca tak menjawab ia langsung menarik tiara ke dalam pelukannya menenggelamkan kepalanya ke bahu tiara.
Wangi parfum favorit nuca"Maaf" ucap nuca lirih. Tiara membalas pelukan nuca itu terasa bahunya menjadi basah, Tiara beranggapan nuca sedang menangis. Tiara benar benar heran kenapa nuca bisa selemah ini
"Maafin aku ti aku nyesel" ucap nuca begitu lirih terdengar si telinga Tiara seperti sedang di cekik tiara merasa sesak mendengar suara nuca yang tampak lemah itu ia benar benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada laki laki itu
"Kenapa minta maaf?" Tanya tiara lembut membuat nuca semakin tersiksa air matanya mengalir semakin deras nuca mempererat pelukannya
"Aku tadi bentak kamu" ucap nuca lagi, membuat tiara mengusap lembut belakang nuca
"Aku ngerti kamu lagi dalam mood yang nggak baik, wajar kalau kamu marah aku tadi lan-" ucap tiara terpotong saat Nuca sudah lebih dulu mengangkat kepalanya lalu menatap tiara, tatapan yang membuat hati tiara serasa di injak injak
"Kamu bener ti kamu nggak lancang akunya aja yang bajingan udah bentak kamu, kamu nggak tau apa apa kamu cuma mau ngecek hpku tapi aku terlalu emosi sampai ngebentak kamu yang nggak punya salah. Aku nyesel maafin aku" ucap nuca kembali menenggelamkan kepalanya ke bahu tiara nuca menangis lagi. Tiara tak tega melihat nuca serapuh ini
"Nggak papa nucc aku ngerti kok" ucap tiara mengangkat kepala nuca agar bisa ia tatap
"Aku tau kamu lagi dalam keadaan nggak baik baik aja aku ngerti mood kamu lagi nggak baik aku ngerti kamu lagi ada masalah dan tadi aku udah buat kamu makin tertekan aku yang minta maaf" ucap tiara membuat kepala nuca menggeleng kecil
"Nggak kamu nggak salah aku terlalu kasar ti aku terlalu emosi sampe sampe aku nyeret kamu keluar kamarku aku nyesel aku minta maaf" ucap nuca di balas anggukan kecil tiara. Tiara tersenyum ke arah nuca membuat perasaan nuca lebih baik dari sebelumnya. Nuca kembali memeluk tiara membiarkan kepalanya tenggelam di bahu indah milik tiara itu
"Ti aku salah aku minta maaf yah. Jangan tinggalin aku" ucap nuca kali ini jauh lebih lirih di banding semua kata katanya tadi
"Nggak nuc nggak ada alasan aku ninggalin kamu cuman karna kamu marah ke aku, aku bisa ngerti kok keadaan mu hari ini" ucap tiara membuat nuca semakin tenang setiap kali tiara bicara nuca mengeratkan pelukannya
Nuca kembali mengangkat kepalanya menatap dalam mata indah milik Tiara.
"Kamu udah makan?" Tanya nuca lembut, tiara menggeleng kepalanya setelah mengingat ia belum makan siang hari ini. Melihat tiara yang menggelengkan kepalanya membuat alis nuca berkerut nyaris menyatu tatapan tidak suka nuca pada tiara"Kamu baru aja sembuh, sekarang kamu udah mau sakit lagi?"tanya nuca membuat tiara tertawa kecil
"Aku nggak laper" ucap tiara membuat pelukan nuca melonggar
"Lapar nggak lapar kamu harus tetep makan siang tii biar maagmu nggak kambuh" ucap nuca pada tiara di balas anggukan tiara
"Yaudah dehh aku makan tapi bibi lagi nggak ada jadi aku harus masak dulu"ucap tiara di balas angguk antusias nuca
"Aku bantu yah" ucap nuca pada tiara
"Terserah kamu" ucap tiara kemudian berdiri lalu pergi ke dapur di ikuti nuca di belakangnya
•••
Nuca sedang berbaring di sofa ruang keluarga milik tiara ia menaruh kepalanya di atas paha Tiara. Tiara yang sedari tadi memainkan rambut nuca itu tiba tiba berhenti melakukan aktifitasnya, nuca menatapnya kejam lalu menarik tangan tiara dan menaruhnya kembali di atas kepalanya membuat tiara mau tak mau harus melakukan kembali pekerjaan barunya itu.
"Nuc" panggil tiara tiba tiba
"Apa sayang"
"Kamu kok hari ini moody banget sih, ada masalah yah? Coba cerita sama aku" ucap tiara membuat nuca memperbaiki posisi yang tadinya berbaring menjadi duduk itu. Nuca merasa ini saat yang tepat memberi tahu tiara tentang foto yang di kirim kesya itu
"Aku minta maaf mungkin kamu bakal makin kecewa ama aku kali ini, tapi ti asal kamu tau aku bener bener takut kehilangan kamu lagi udah cukup aku yang hampir kehilangan kamu waktu itu aku nggak mau ngerasain itu lagi" ucap nuca menatap tiara, tiara yang di tatap semakin bingung dengan nuca saat ini.
"Aku mau jujur tapi plisss kamu janji sama aku dulu kalau kamu udah tau semuanya kamu nggak bakal ninggalin aku" ucap nuca hati hati tiara sedikit ragu namun akhirnya ia berjanji pada nuca untuk tidak akan marah dan meninggalakan nuca ketika mengetahui yang sebenarnya"Oke jadi waktu aku ama kesya masih deket aku sama dia pernah ke club bareng" ucap nuca membuat mata tiara mambulat sempurna
"Tii tadi kamu udah janji akuu jangan marah pliss" ucap nuca memohon"Aku nggak marah aku cuman kaget aja" ucap tiara
"Oke waktu di club itu aku sempet minun terus sedikit mabuk, nah waktu itu aku khilaf nyimun kesya dan ternyata kesya ngambil foto saat itu" ucap nuca, tiara hanya mengangguk nganggukan kepalanya
"Kamu nggak marahkan?kamu nggak bakal ninggalin aku kan?" Tanya nuca memastikan tiara tidak marah padanya tiara tidak akan meninggalkannya. Seketika tawa tiara pecah mendengar cerita nuca barusan ternyata karna foto itu nuca menjadi tidak mood hingga sangat marah hari ini
"Kok ketawa sih?"tanya nuca heran
"Nuca kamu tuh lucu banget tau nggak, kamu ngapain takut aku marah cuman karna foto itu, dulu kamu sering nyium kesya di depanku" ucap tiara membuat nuca malu sendiri, ya dulu saat tiara masih begitu mengejar nuca, ia sering melihat nuca dan kesya berciuman walau sakit yang di rasakan tiara ia tetap tidak peduli waktu itu tiara hanya berfikir bagai mana agar nuca bisa mencintainya juga sebagai mana nuca mencintai kesya. Dan saat ini semua yang ia harapkan dulu terkabul
"Jadi kamu nggak marahkan?" Tanya nuca lagi yang di jawab gelengan kepala tiara.
Terasa lega dan hilang semua beban fikiran nuca saat tiara menggelengkan kepalanya ia merasa dunia sedang berpihak padanya
Nuca kembali merebahkan badannya dan menjadikan paha tiara sebagai bantal kepalanya itu. Saking takut kehilangan tiara hingga nuca lupa bahwa dulu ia sering mencium kesya di depan tiara itu.
Ada perasaan senang di hati tiara karna sekarang ia tahu bahwa nuca benar benar takut kehilangannya, Seperti mendapat uang 1 triliun tanpa harus bekerja itu yang tiara rasakan saat tau nuca benar benar sudah hampir menjadi miliknya itu.
Hii gaes gimana part ini? Feelnya dapet nggak? Maaf kalau cerita ini ngebosenin...
Jangan lupa comment dan vote yah
(-+) 50 vote aku bakal up part selanjutnyaaa💕💕
![](https://img.wattpad.com/cover/220004371-288-k416866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah tak berujung {✓}
عاطفية"kamu nggak nginep lagi nuc?" "Sini ti biar aku aja nio berat" "Aku takut kamu cuman bakal sadar kalau aku udah nggak di sampingmu lagi" "Aku sayang kamu ti, jangan tinggalin aku"