Nuca sendari tadi hanya terdiam terus menerus memikirkan ucapan tiara tadi
"Kali ini aja nuc aku mohon tolong bersikap seolah kamu nerima aku, kalau oma udah sembuh aku janji ini semua bakalan berakhir,aku bakal berhenti ngejar ngejar kamu, aku bakalan berhenti suka sama kamu walau itu sulit aku bakal usahain"
Ucapan tiara selalu saja menghantui fikiran nuca saat ini. Nuca takut bagai mana jika apa yang di katakan tiara benar saja terjadi, nuca belum siap hidup tanpa usikan usikan tiara nuca akui tiara berhasil membuatnya takut kehilangan tiara kali ini. Nuca masih belum siap kehilangan tiara tapi nuca juga tidak mau kehilangan kesya yang sudah ia kejar 5 tahun lamanya.
Nuca beranjak dari kasurnya ia merai handphonenya yang berada di atas naska, nuca hanya menscrol scrol beranda ignya nuca tidak bisa fokus dia selalu memikirkan perkataan tiara tadi.
•••
Tiara terduduk melihat omanya yang masih belum sadar diri juga, tiara meraih tangan omanya tersebut kemudian mengelusnya pelan menggunakan ibu jarinya.
"Oma titi ama nuca udah baikan lohh ini kabar baik oma nuca udah terima Titi tadi waktu titi nangis karna inget oma yang belum juga bangun nuca meluk titi lohhh dia nenangin titi ngusap rambut titi, nuca manis banget yah oma andai oma lihat tadi pasti oma senyum senyum sendiri" ucap tiara tanpa ada respon dari omanya yang sudah sejak 2 hari yang lalu itu koma tiara tetap berinesiatif untuk berbicara dengan omanya.
Tiara menghembuskan nafasnya kasar tiara memikirkan bagai mana jika omanya tidak sembuh juga ia takut terjadi apa apa dengan omanya itu belum lagi jika omanya sudah sembuh tiara akan menjauhi nuca, raganya masih belum siap menjauhi angkasanya itu ia masih tetap ingin dekat dengan nuca ia takut jika nanti dia menjauhi nuca dia akan jarang bertemu dengan nio itu yang tiara khawatirkan, tiba tiba saja matanya tertuju pada sepasang kekasih yang tampak mirip dengan nuca ah bukan tampak mirip tapi dia memang nuca, nuca bersama kesya sedang apa mereka di sini? nyeri lagi lagi menghampiri dadanya sesak yang ia rasa tiara memberanikan dirinya menghampiri nuca yang tampak membantu kesya berjalan itu
"Nuca"panggil tiara yang membuat nuca dan kesya berbalik bersamaan
"Ti" ucap nuca kaget
"Bisa ngomong bentar" ucap tiara menatap kesya yang tampak tidak suka keberadaannya itu
"Bentar ya ke" ucap nuca lalu mengikuti tiara
"Kamu nggak bisa tahan gitu buat nggak ketemu kesya?kamu lupa perjanjian kita? Cuman bentar nuc cuman sampe oma sembuh" ucap tiara kesal
"Gue cuman nganter dia ti kasihan kakinya sakit" jelas nuca pada tiara
"Sakit mana apa perasaan gue yang selalu lo abaikan yang selalu lo injek injek yang nggak lo hargai? Ya sakit gue lah tapi lo nggak peduli" ucap tiara enggan menatap nuca, sedikit nyeri hadir di hatinya yang mendengar tiara mengubah kata 'kamu' menjadi 'lo' nuca tidak suka pada cara bicara tiara yang tidak seperti biasa yang selalu lembut padanya yang selalu menggunakan 'aku''kamu' bukan 'lo''gue' nuca benci mendengar itu.
"Cuman bentar ra cuman nganter kesya doang nggak lama ini juga mau pulang" jelas nuca lagi lagi
"Terserah kamu dah" ucap tiara berlalu meninggalkan nuca, ada sedikit rasa lega di benak nuca karna tiara yang kembali seperti semula memanggilnya dengan kata 'kamu' nuca kembali ke tempat kesya berniat untuk mengantar gadis itu pulang, nanti baru nuca mengabari tiara lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
kisah tak berujung {✓}
Romance"kamu nggak nginep lagi nuc?" "Sini ti biar aku aja nio berat" "Aku takut kamu cuman bakal sadar kalau aku udah nggak di sampingmu lagi" "Aku sayang kamu ti, jangan tinggalin aku"