kali ini, bukan tentang kami.

650 119 6
                                    

song recomendation;
La La Lost You Acoustic Version — Niki

song recomendation;La La Lost You Acoustic Version — Niki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih, Yis."

Saya turun dari motor aerox kuning hitamnya, Haris mengangguk lalu kembali tancap gas yang sebelumnya ia tak lupa memberikan Saya senyuman kecil manisnya itu. Jujur, Saya suka bingung laki-laki seperti Haris kenapa sampai sekarang masih menjomblo begitu. 

Saya masuk kedalam rumah lalu meletakkan tas serta totebag Saya sembarang di atas kasur, dan mengeluarkan satu kotak bekal berwarna hitam milik Aji dari dalam tas jinjing Saya.

Bukan, ini bukan Aji yang secara sengaja memberikan kotak bekalnya pada Saya, tapi kotak ini dari seorang perempuan yang entah siapanya itu. Perempuan itu memberikan kotak ini pada Saya dengan permintaan untuk segera dikembalikan pada Aji, dia juga bilang kalau kue yang diberikan Aji kemarin enak.

Saya tertawa hambar melihat kotak bekal berwarna hitam di hadapan Saya, Aji tidak pernah serepot itu untuk memberikan Saya makanan di sekolah apalagi dengan meminjamkan kotak bekal hitam kesayangannya ini. Aji biasanya memberikan Saya makanan hanya menggunakan plastik bening, tidak pernah dengan kotak bekal begini, sungguh.

Saya tidak cemburu, Saya hanya bingung.

Tanpa berganti pakaian, Saya melompat ke balkon kamar Aji lalu meletakkan kotak bekal tersebut di atas kasurnya melalui jendela kamarnya. Setelah menunaikan amanat tersebut, Saya kembali ke kamar untuk berganti pakaian dan membersihkan diri lalu turun ke bawah untuk makan siang yang sudah sangat terlambat ini.

Ah iya, ngomong-ngomong sudah seminggu ini Saya tidak bertemu Aji di sekolah. Menurut pengakuan Haris —teman sekelas Aji— belakangan ini Aji memang jarang sekali menghabiskan waktu istirahat di kelas, dia selalu punya alasan untuk pergi keluar kelas tanpa harus diikuti sekutunya itu.

Selesai makan Saya kembali ke kamar, Saya agak tersentak saat melihat siapa yang sudah menempatkan dirinya diatas kasur dan yang dengan sembarang menyalakan pendingin ruangan di kamar Saya. "Gak bisa sopan sedikit ya, Ji?" Ucap Saya sambil menutup pintu kamar.

Aji tidak menggubris perkataan Saya, ia masih sibuk mengamati langit-langit kamar Saya entah sedang mencari apa. Saya meraih ponsel diatas nakas, dan mulai membuka satu persatu sosial media milik Saya, sampai tangan Aji yang dengan tiba-tiba merampas paksa benda pipih pintar di tangan Saya itu. "Gue mau ngomong sama lo, sebentar aja hpnya dilepas dulu ya." Katanya lalu meletakkan ponsel Saya dibalik tubuhnya.

Kami duduk berhadapan sekarang dengan Aji yang terus menatap Saya intens sekali. "Pulang sama Haris?" Saya mengangguk untuk menjawab pertanyaannya, lalu tak lama terdengar suara helaan nafas berat darinya. "Kenapa gak tunggu gue buat pulang bareng?"

"Lama. Lo kan ngurus forum tadi, Haris menawarkan diri, ya, masa gue tolak." Sahut Saya seadanya.

Aji mendengus tanpa mengalihkan atensinya pada Saya. Lenggang selama beberapa detik, lalu tak lama kemudian cowok ini kembali bersuara. "Lo tadi ketemu Luna, ya?" Tanyanya yang kali ini nada suaranya terdengar ragu sekali.

Eccedentesiast; Han JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang