11*(langkah pertama sebelum semua berakhir)

57 20 2
                                    

Semua yg kalian inginkan belum tentu bisa kalian dapatkan. Banyak orang yg berusaha mendapatkan sesuatu yg mereka inginkan tapi bukannya mendapatkan hal itu, mereka malah harus menerima sesuatu yg jauh dari hasil ekspetasi mereka.

Banyak cara yg bisa kalian lakukan. Hanya saja cara apa yg sedang kalian lakukan sekarang...
1. Berguna bagi semua orang atau
2. Hanya berguna bagi diri kalian sendiri.

Mengorbankan banyak hal hanya demi kepentingan dan ego diri sendiri bukanlah hal yg baik atau mudah. Mengorbankan sesuatu yg di miliki demi mendapat hal baru yg, emm...  Bahkan hal itu belum tentu baik.

Mungkin salah satu caranya adalah dengan membunuh atau mengorbankan buah hati kalian sendiri??

🍃🍃🍃

"Aa-aku dimana"

Aku tak tau ini dimana. Eh tapi aku ngerasa ngak asing sma tempat ini. Aku seperti pernah kemari. Ah tunggu dulu, ini tempat yg sama seperti yg waktu itu bukan. Tempat aku bertemu dengan keluarga aneh itu.

"Apa aku harus mencari cahaya itu lagi ya" jujur aku penasaran dengan tempat itu. Aku seperti kenal dengan wajah anak lelaki itu.

Aku terus berjalan. Ntah kenapa tak ada rasa takut yg seperti hampir membunuh ku ketika pertama kali datang ke tempat ini, malahan aku merasa santai-santai saja sekarang.

"Ah itu dia cahayanya, ketemu juga kan." Setelah lama berjalan akhirnya aku menemukan cahaya itu. Cahaya yg membuat ku penasaran sedari tadi.

Aku masuk kedalam cahaya itu. Benar-benar sangat menyilaukan mata menurutku. Tapi tak apa, aku benar² ingin tau tentang keluarga itu lagi sekarang.

"Ini dimana ya" ini bukan kamar yg sma seperti pertama kali aku kesini. Ini seperti taman.

"Mah aku lelah dengan semua sikap papa"

Samar-samar aku mendengar suara anak lelaki itu. Eh tunggu dulu, tubuhnya sudah tak sekecil pertama kali aku melihat nya. Apa jangan-jangan aku datang ke masalalu anak ini ya.

Author pov

Ana tau sekarang, ia sedang berkelana di masalalu anak ini. Siapa dia, wajahnya mirip dengan seseorang yg entah sejak kapan ana melupakan namanya.

"Sabar ya sayang. Papa kaya gitu karna dia juga sayang kamu"

Ana mendengar suara seorang perempuan paruh baya yg ia yakini suara dari perempuan di samping lelaki yg kira-kira sudah menginjak kls 5 SD itu.

"Kau tau sayang, mama rasa kita harus pindah"

"Hah, knpa mah"

Ana masih setia mendengar percakapan antara sang mama dan anak itu.

"Emm, hanya ingin saja hehe"

"Apa papa ikut juga?"

"Mama tak tau"

Setelah nya ana tak mendengar apapun lagi. Dua manusia yg tadi berbicara sekarang hanya diam saja, Memandang lurus kedepan. Ana mencoba mendekati mereka. Tapi kalian tau bukan bahwa tak ada yg bisa melihat ana sekarang ini. Lantas ana langsung duduk di samping sang wanita yg ana duga adalah ibu dari anak lelaki tersebut.

GIYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang