14*(langkah kedua sebelum semua berakhir)

57 10 6
                                    


"Lepasin gw!"

"Brengsek kalian lepasin gw sekarang!"

"Siapapun yang ada disini tolong lepasin gw!!"

'ceklek'

"Wah wah, anak haram ini udah bangun ternyata hahaha"

"Siapa kau, lepasin gw sekarang!!"

"Kau akan mati sebentar lagi, lihat saja haha"

"Shit siapa kau sebenarnya brengsek"

"Huh aku juga ingin bicara banyak dengan mu anak muda, tapi sayangnya tuan sudah memanggil ku, sekarang nikmati dulu saja setiap hembusan nafasmu ya hahahah"

"Brengsek lepaskan penutup mata dan ikatan ini"

"Mamaa tolongin Raka, Raka ngak mau disini, maa papa jahat sma Raka, maa tolongin Raka."

'Brakkk'

"Cepat bawa anak ini keruangan terlarang"

"Baik tuan"

"Ayo anak muda, saat nya kau merasakan sesuatu yang luar biasa hahaha"

"Lepasin gw, lepasinnn!!"

'plaakkk'

"Apa... apa yang papa lakukan, kau... kau menampar ku"

"Dasar anak tak tau diri, masih beraninya kau memanggil ku papa hah, seharusnya dari dulu aku sudah membuang mu"

"Tapi apa salah ku, apa yang sudah ku perbuat, kenapa kau begitu sangat membenciku"

"Kau tanyakan saja pada ibumu itu, aku tak Sudi menceritakan hal itu kepadamu"

"Mama, dimana mama, aku ingin menemuinya"

"Terlambat, kau akan menjadi urusan ku sekarang, kaliann cepat bawa dia"

"Tidakk, lepaskan aku, kumohon biarkan aku bertemu mama sekali saja, kumohon"

"Tidakk!!, Cepat kalian bawa dia"

"Lepass, lepassin gw brengsek kalian, lepass"

'braaakkkk'

"Rakaaaaa"

"Huh mimpi buruk apa ini" terlihat keringan dingin menetes dari pelipis ana

Ana termenung sesaat di atas tempat tidur, sampai tiba-tiba sebuah suara mengejutkan nya "Anaaa, anaa kau tak papa"

"Hah, Raka sejak kapan kau ada di sana"

"Aku selalu berada disini setiap malam"

"Tapi untuk apa, ini bahkan baru jam 2 dini hari"

"Hanya sekedar menjagamu, aku tau teman-teman mu selalu mencoba mengganggu tidur mu"

"Ah begitu" ana lantas turun dari tempat tidur dan berjalan kearah pintu pembatas teras kamarnya agar bisa bertemu dengan raka.

"Huh dingin sekali ternyata ketika pagi seperti ini, kau tak kedinginan raka?" Tanya ana polos.

"Kau lupa, aku tak lagi sma dengan mu ana"

"Ah i-iyah maaf ya hehe" senyum ana kikuk.

"Haha tak apa santai aja kali, liat tu mukak kamu jadi aneh"

"Hah, a-aneh gimana" tanya ana pura-pura tak tau

"Itu mukak kamu merah tiba-tiba haha"

"Ah i-iyah kah, hehe aku tak tau"

GIYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang