F 16 : Rahasia sebuah Surat

61 6 0
                                    


23:55

Malam ini falisha memutuskan untuk membuka map cokelat dan sepucuk surat yang diberikan oleh pak fano dan ketrin sebelum mereka koma hingga akhirnya meninggal dunia. Hanya ada lampu belajar yang menjadi sumber cahaya pada malam hari ini diatas meja belajar falisha. Fanisha sudah tertidur pulas di ranjang falisha. Ya~ Fanisha sekarang tidur berdua dengan falisha dan tidak mau pisah kamar lagi.

Pertama - tama falisha membuka map cokelat itu terlebih dahulu. Terdapat sepucuk surat di dalamnya.

To: Falisha Aileen.

Lisha, sebelumnya ayah ingin berterima kasih sebanyak - banyaknya kepadamu. Terima kasih sudah menjaga dan merawat ayah selama di rumah sakit. Ayah tahu kau sangat lelah setelah pulang dari sekolahmu dan harus ke rumah sakit untuk mengurus ayahmu ini, sampai kau pulang tengah malam sambil membawa baju kotor yang belum lagi kau harus mencucinya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk tidur dan sekolah esok paginya. Jujur, ayah merasa tidak berguna dan bahkan gagal menjadi ayah yang baik untukmu. Ayah selalu mendoakanmu agar kau sampai rumah dengan aman setiap kali kau pulang malam setelah mengurus ayah. Saat kau menemani ayah disini, tertidur hanya beralaskan selimut atau karpet diatas lantai yang sudah pasti sangat dingin di malam hari, ayah menatap sendu dirimu. Sering kali ayah melihatmu merasa tidak nyaman dan terus - menerus berganti posisi tidur, walau ayah tahu bagaimanapun posisi tidurmu, pasti rasanya sama saja. Tidak nyaman bukan? Dan tidak menutup kemungkinan kau hanya menutup mata, tetapi tidak tertidur. Kalaupun dirimu tertidur, pasti sangat tidak pulas bukan? Ayah selalu berharap agar kau tetap terjaga dalam tidurmu, nyatanya tidak. Pernah suatu malam kau meringis saat tidur, mungkin sangat lelah pada hari itu. Ayah menyeka air mata ayah tiap kali menyaksikannya. Rasa tidak tega bercambur sesal mendominasi saat itu juga. Ayah berdoa agar cepat pulih dari penyakit ini agar tidak - menerus merepotkanmu, tetapi keadaan ayah semakin memburuk. Ayah tidak mau membuatmu khawatir dengan menjawab "Ayah baik - baik saja nak." Setiap kali kau mengajukkan pertanyaan perihal bagaimana keadaan ayah. Ayah juga sudah memberitahu Dr.Samuel agar tidak memberitahu perihal keadaan ayah yang sebenarnya kepadamu, lisha. Ayah bisa melihat betapa tidak setujunya Dr.Samuel, tetapi setelah ayah menjelaskan akhirnya ia ingin melakukannya. Walau pada hari dimana kau baru saja kembali dari kegiatan MOS sekolahmu, dia ingin memberitahumu, tetapi ayah telah lebih dulu mencegahnya. Ayah ingin kau bersenang - senang dengan sekolah baru. Mendapatkan teman yang banyak dan bisa berprestasi disana tanpa memikirkan ayah yang terbaring di rumah sakit. Ada 2 kemungkinan yang akan kau dapatkan setelah membaca surat ini. Kemungkinan pertama, kau membaca surat ini ketika ayah sedang koma di ruang ICU dan kemungkinan kedua, kau membaca surat ini ketika ayah sudah tiada. Hanya kau yang bisa menjawab dari keduanya. Bagaimanapun, Apapun itu kau harus terus menjalani hidupmu lisha. Jangan putus asa dan terus bersedih. Kau berhak hidup bahagia. Maka dari itu, ayah menitipkanmu kepada Pak Meicell. Ayah ingin Falisha dan Fanisha tinggal di rumah Pak Meicell beserta istri dan anaknya. Mereka akan menjaga dan merawat kalian. Jangan khawatir, mereka sudah mengetahuinya dan tinggal menunggu kau menyetujuinya. Jika falisha sudah setuju, mereka dengan senang hati akan menjemput kalian berdua. Kau pasti akan bertanya mengapa demikian? Mengapa harus tinggal bersama keluarga pak meicell? Semua akan terjawab nanti lisha. Yang terpenting sekarang adalah, kau harus menyetujuinya dan tinggal bersama pak meicell. Ini adalah permintaan terakhir ayah lisha. Ayah memohon padamu. Semua demi kebaikanmu dan juga fanisha. Jika kamu telah menemukan kebenaran itu, ayah mohon untuk selalu menjaga dan merawat fanisha, adikmu dan juga dirimu sendiri. Jaga diri kalian baik - baik yak. Terima kasih.

Fano Prasyleen

Falisha tidak dapat menahan tangisannya, ia menangis sejadi - jadinya dalam lipatan kedua tangannya agar tidak mengganggu waktu tidur fanisha. Apa yang tertulis pada surat itu sangat benar adanya. Falisha memang tidak bisa tertidur pulas saat di rumah sakit. Falisha juga harus mencuci pakaian kotor yang ia bawa dari rumah sakit, falisha juga harus membeli makanan untuk fanisha dan dirinya, karena mereka hanya mendapatkan jatah makan sekali dalam sehari serta uang jajan yang jauh dari kata cukup. Bagaimanapun itu, falisha bersyukur masih nempunyai tabungan untuk memenuhi kebutuhannya dan adiknya, fanisha. Tersadar sudah terlalu banyak mengeluarkan air mata, ia menyeka air matanya dan memutuskan untuk lanjut membuka surat dari ketrin. Surat itu ada 2 dalam satu amplop putih yang diberikan oleh ketrin. Salah satu diantara keduanya tertulis nama "Anakmu." dan satunya lagi "Ketrin." Falisha memutuskan untuk membuka surat yang tertera nama ketrin di luarnya.

FalishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang