Pungut corporation
Dengan bangga saya dan keluarga pungut mempersembahkan
PUNGUT CORPORATION
Tentang Lika liku kehidupan dewasa
Dari seluruh anggota keluarga pungut
With love not hate
Akankah keluarga pungut utuh untuk selamanya
Just wait and see
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini Shabina telah sampai di diantar oleh sang pujaan hati.
"Mau mampir dulu ngak ngobrol ngobrol sebentar , kali aja ayah kangen sama kamu"
"Yaudah iya aku parkir dulu kamu masuk duluan aja !" Perintah Nabiel pada sang tunangan nya.
Setelah memarkir kan mobil kesayangan nya . Ia memasuki rumah calon mertua tak lupa di iringi salam.
"Assalamualaikum!"
"Waalaikumsallam ehh ada anak bageur "
"Eh ibu iya ini tadi di suruh Shabina mampir "
"Iya dong harus mampir gausah sungkan sungkan kaya rumah sendiri aja"
Ingin langsung menuju kamar dan tidur rasanya jika Nabiel benar benar merasa seperti dirumah sendiri.
Namun ia masih harus menjaga batasan nya sebelum men sah kan anak gadis dari keluarga ini.
"Ayah kemana Bu?" Tanya Nabiel .
"Oh itu ayah belum pulang masih kerja , ayo duduk dulu !" Perintah sang ibu
"Eh iya ya" Balas Nabiel agak canggung
Tak beberapa lama Shabina keluar dari dapur sembari membawa dua cangkir teh.
"Ini di minum ."
"Ah iya "
Ibu sang gadis seolah olah paham dengan situasi apa yang terjadi ia pamit undur diri guna untuk menyiapkan makan malam alasan nya Sebelum ayah pulang.
"Jadi gimana?" Tanya Shabina membuka percakapan
"Gimana maksudnya?"
"Yang tadi mau. Diterusin ngak ?"
"Yang mana ?" Nabiel semakin bingung.
"Yaudah diminum dulu aja teh nya mas "
Nabiel pun meminum teh tersebut dan mulai mengambil beberapa helaan nafas Dan mulai mengerti apa yang di maksud dengan Shabina tadi . Ini adalah kemanjuran dari minum teh kantong bundar sari murni yang rasanya enak sekali.
"Yang tentang kenapa aku berubah maksud kamu?" Tanya Nabiel meyakinkan.
"Iya nah itu baru paham mas"
"Hehe maaf mas baru konek" cengir Nabiel.
"Sini duduk dulu sini Deket mas biar mas ceritain!". Sambil menepuk nepuk bagian kosong di sofa
Tak perlu waktu lama Shabina duduk disampingnya persis. Namun ia melayangkan suatu permintaan yang cukup tak biasa.
"Mas"
"Hem"
"Sebelum mas cerita aku boleh minta sesuatu ngak ?"
"Boleh aja asal jangan minta mas buat ngumpulin bola bola sakti aja,mas bukan sunggokong"